31

68 4 0
                                    

Jakarta terus menerus hujan, seperti tak ada waktu untuk menghentikannya

Jam berputar begitu cepat, tak terasa bahwa sudah 1 bulan Laili kembali ke Bandung dan 1 bulan juga bundanya telah kembali

1 bulan yang lalu Veena melihat kembali kejadian yang sama seperti kala itu

Satu bulan sebelumnya

Seminggu setelah Veena pulang dari Marseille dia tak bertemu lagi dengan Jauza

Tak ada kabar dan tak ada yang tau dimana keberadaannya

Bahkan Ayu hilang tanpa jejak, rumah itu terlihat sepi tak ada orang

Cahaya bulan menerangi rumah gelap itu, suara burung hantu milik papi Jauza menambah kesan menyeramkan

Mereka akan kembali, papi Jauza tak mungkin meninggalkan burung hantu kesayangannya

Sudah dua jam Veena berdiri di pagar hitam menjulang tinggi itu, entah apa yang di tunggunya

Laili beberapa kali menggosok tangannya yang begitu dingin, dia melihat Veena yang terus menatap rumah itu dengan tatapan kosong

Laili selalu menemaninya ketika dia akan pergi ke rumah Jauza

"Vee , balik yuk. Takut gue" ucap Laili. Matanya menatap sekeliling jalanan rumah Jauza yang sepi, bahkan lampu jalanan terlihat berkedip-kedip

Laili merapatkan dirinya ke tubuh Veena, "Veena ayo pulang!!" rengeknya

Veena menatap Laili, dia mengangguk. Laili segera menarik tangan Veena pergi dari sana. Laili mengendarai mobil dengan kecepatan rendah

Mobil itu tiba-tiba berhenti tepat di samping motor yang Veena kenal

Meskipun kaca mobilnya terlihat sedikit buram ia masih bisa melihat begitu jelas bahwa itu adalah motor milik Jauza

Veena melihat sampingnya , namun Laili sudah keluar dari mobil ia memperhatikan Laili yang masuk ke supermarket di depannya

Lalu Veena kembali menatap motor itu.

Betapa terkejutnya ia saat melihat Jauza yang sedang memasangkan helm kepada perempuan di depannya

Betapa terkejutnya ia saat melihat Jauza yang sedang memasangkan helm kepada perempuan di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Veena terus memperhatikan interaksi mereka

Helm itu adalah helm yang biasa Veena pakai, ia tak mau helm kesayangannya di pakai orang selainnya ia tak rela!

Veena mulai melepas sabuk pengamannya, tatapan matanya masih melihat interaksi Jauza dengan perempuan itu

Saat ia hendak membuka mobilnya, tangan Laili sudah mencekalnya

Veena melihat Laili kesal namun Laili tetap menggeleng, tangannya semakin erat menggenggam Veena

Veena pasrah, ia hanya bisa melihat Jauza dari mobil hingga motor Jauza pergi

Selang beberapa menit kemudian Laili mulai melajukan mobilnya, Veena semakin murung

Laili benar-benar tak akan membiarkan Veena bertemu dengan laki-laki bajingan seperti Jauza

Tak peduli apapun alasannya ia akan menjauhkan Veena dengan Jauza

Sudah cukup dirinya diam saja melihat Veena yang seperti mulai tak dianggap Jauza

Kali ini ia tak akan diam saja.

Namun rencana dan persiapannya itu hilang seketika , saat Veera menelfonnya dan mengatakan bahwa dirinya sudah berada di Jakarta

Dia segera melajukan mobilnya dengan kencang, hingga mereka berdua sampai di rumah

Ternyata benar Veera sudah datang, Veera menyambut dirinya dan Veena

Laili yakin bahwa Veera bisa melihat tatapan Veena yang kosong dan suasana hatinya yang sedang memburuk

Semua tawa dan senyum itu palsu

Veena memang tertawa saat ini di depannya, namun yang ia lihat itu hanyalah kebohongan

Mereka terus bercerita hingga tak sadar bahwa hari sudah berganti

Pukul dua malam Veena baru masuk ke dalam kamarnya, ia tak langsung ke kasur

Langkah kakinya membawa dirinya menuju balkon

Dibukanya pintu balkon secara perlahan

Angin mulai menusuk nya, cuaca terlihat mendung. Bahkan bulan pun tak nampak 

Veena duduk di kursi rotan, kakinya mulai naik keatas meja

Ia membenarkan posisi tubuhnya agar nyaman. Setelah itu matanya perlahan mulai tertutup

Angin benar-benar terus datang padanya, tubuhnya mulai terasa dingin, namun ia tak memiliki niatan satu pun untuk beranjak dari tempatnya

Hingga suara Laili membuat matanya perlahan terbuka

Veena menatap Laili yang berdiri di sampingnya. Manik matanya seperti meminta pertolongan, senyum manis itu hilang tergantikan senyuman pedih

Laili memeluk tubuh dingin Veena, ia menepuk punggung Veena perlahan

Hingga suara tangis terdengar sangat memilukan

Bagaimana jadinya jika dirinya meninggalkan Veena sendiri? Apa yang akan Veena lakukan nanti?

Laili semakin mengeratkan pelukannya, ia merasakan cengkraman erat di lengan bajunya

Selelah itukah dia menahan? Sesesak  itukah menahan tangis? Dan sesakit itukah melihat orang yang kita sayang bersama orang lain?

Bagaimana bisa Veena menahannya selama ini. Veena tak pernah sekalipun bertanya kepada Jauza tentang perempuan itu, Veena selalu bilang bahwa Jauza sedang lelah ia tak akan menggangunya dengan pertanyaan bodohnya

Bahkan dirinya yakin setiap Veena bercerita, pasti ia akan memiliki cerita yang akan ia sembunyikan, cerita yang akan ia pendam sendiri dan cerita yang hanya dirinya seorang yang tau

Berbicara dengan Jauza pun tak ada gunanya karna Veena akan tau hal itu, entah bagaimana caranya

Hingga dia merasa bahwa tubuh Veena mulai memberat, tak mungkin bahwa dia menggendong Veena seorang diri.

Tiba-tiba pintunya terbuka, terlihat Veera disana

Veera menghampiri Laili dan Veena, ia tak banyak tanya dia segera membantu Laili untuk memindahkan Veena ke kasur

Tubuh Veena mulai terasa panas Laili segera menutup pintu balkon , ia juga menutup jendela kamar Veena

Veera turun ke dapur untuk membawa  kompresan .

Laili menggenggam tangan hangat Veena, ia benar-benar tak bisa meninggalkan Veena sekarang namun bundanya membutuhkan dirinya saat ini, ia harus segera ke Bandung secepatnya

"Jauza" gumam Veena pelan

Laili mengusap tangan Veena, "Kenapa Lo masih mikirin dia yang sekarang dia ngga lagi mikirin Lo?" ucap Laili pelan

"Bodoh kalo Lo masih mau menunggu dan sabar".

"Gue tau ini sakit, tapi lebih menyakitkan lagi kalau Lo semakin genggam erat. Hal itu akan buat Lo  menimbulkan luka baru yang semakin dalam dan semakin menyakitkan" imbuh Laili

Terlihat tetesan air mata Veena yang keluar mengaliri pipinya, padahal matanya masih terpejam. Laili yakin Veena mendengarnya sedaritadi.

Jauza









JAUZA  END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang