10

194 39 3
                                    

Malam yang sangat indah, entah kenapa disaat dirinya bersama Jauza dunia terasa lebih indah.

Jauza adalah laki laki yang membuatnya tak bisa melirik laki laki lain , bagaimana bisa melirik bertatapan dengan temannya saja terkadang Jauza sudah menatap sinis lawan bicara ku

Ternyata begini rasanya jika dicintai oleh laki laki yang cintanya lebih besar daripada kita

Sangat menyenangkan, entah kenapa aku yakin bahwa kita akan selamanya bahagia

Aku tak akan pernah sebahagia ini jika bukan karna dirimu Jauza

Karna hidup bahagia bersama Jauza selamanya adalah impian terbesar

Veena

••••••

Jauza melepaskan pelukannya lalu menangkup pipi Veena, "Ayo pulang. Ibu pasti udah nungguin" kata Jauza

Jauza sudah mengenal bu Melati karena Veena slalu saja menceritakannya.

Jauza mengantar Veena pulang ke rumahnya, diperjalanan gelak tawa Veena kerap kali terdengar. 

"Jauza tau ngga. Masa kata Embun aku gemukan" kata Veena dengan menaruh dagunya di pundak Jauza lalu memeluknya

"Iya emang" jawab Jauza

"Ihh, jahat banget" kesal Veena, lalu mencubit pinggang Jauza dengan perasaan kesal

"Aduh sayang sakit" kekeh Jauza

"Aku ngga gemuk!" tegas Veena

"Hahaha" tawa Jauza membuat Veena semakin kesal

Veena hanya diam dan membiarkan Jauza tertawa hingga

"Kalo aku gemuk pasti kamu cari cewe lain" lirih Veena

"Aku ngga akan cari cewe lain Vee. Bagiku kamu udah lebih dari sekedar cukup, kamu tetap sempurna di mataku. Aku ngga pernah memandang fisik kamu, bagiku kamu tetap sempurna" jelas Jauza

Veena tersenyum lalu memeluk Jauza lebih erat dan menenggelamkan wajahnya di punggung Jauza. Jauza mengusap tangan Veena lalu melajukan motornya.

•>•>•>•>•>•>•>•>•

Jauza tak tega jika membangunkan Veena, tapi jika Veena tak masuk maka dia disini akan kedinginan.

"Vee. Ayo bangun, udah sampai" lembutnya

"Heum, iya" Veena menguap lalu turun dari motor dibantu Jauza

Jauza tersenyum lalu membenarkan surai rambut Veena yang terlihat berantakan

"Sana gih, masuk. Jangan lupa cuci tangan sama kakinya"

Veena hanya mengangguk lalu mulai masuk rumah, setelah memastikan Veena masuk Jauza segera melajukan motornya menuju apartemen.

•>•>•>•>•>•>•>•>•

Pagi ini Veena dan Laili rencananya berangkat, bersama Aland.

"Land, Vee. Keknya gue ga bisa berangkat bareng kalian deh, karna gue udah janjian. Hehehe" ucap Laili dengan menatap Veena gelisah

"Kalau gitu kita ngga bisa berangkat bareng" jelas Veena

"Lah, kenapa?" tanya Laili

"Kita bukan mukhrimnya li. 'Janganlah salah seorang di antara kalian berkhalwat (berdua-duaan) dengan seorang wanita karena sesungguhnya setan menjadi orang ketiga di antara mereka berdua.' (H.r. Ahmad, 1:18; Ibnu Hibban" jelas Aland.

"Kata Aland bener li"

"Iyadeh, maaf. Gue kan gatau land" sesal Laili

"Sama Ibu aja kalau gitu"

"Yaudah Ibu ikut aja" ajak Veena

Bu Melati lalu ikut Aland untuk mengantarkan Veena ke sekolah

Di dalam perjalanan Veena banyak sekali bercerita tentang Bundanya dan tentang neneknya

Mobil Aland tiba di depan gerbang, itu membuat semua siswa dan siswi menatap heran mobil itu, Aland lalu keluar dan dia berjalan setengah memutar mobil lalu membukakan pintu mobilnya

Disana nampak Veena yang keluar dari mobil, semua orang yang berada disana bingung dan syok maybe?

Lalu Bu Melati ikut keluar dari mobil, Veena pamit dan menyalimi tangan bu Melati di sebelahnya ada Aland yang melihat interaksi keduanya

"YANG SEBELAHNYA JANGAN LUPA DI PAMITIN JUGA VEE!!" Teriak Embun membuat Veena menoleh dan menatapnya tajam. Veena tak memperdulikannya ia balik menatap Bu Melati yang sedari tadi menatapnya

"Aku pamit Ibu. Assalamualaikum" ucap Veena sopan

"Waalaikumsalam" jawab Bu Melati

"Veena. Jangan lupa belajar yang bener, fokus sama sekolahnya" kata Aland ramah membuat Veena tersenyum dan

"Siap kapten" jawab Veena semangat, lalu ia pergi dengan lari kecil kedua tangannya asik menyapa para temannya

Veena terlihat sangat bahagia, wajah yang riang ketika bertemu teman temannya, tawa yang terlihat bahagia seperti tanpa beban , Aland suka melihatnya. Entah berapa lama Aland akan menatap Veena, bahkan hingga punggung Veena tak terlihat manik mata Aland tak pernah lepas dari Veena.

Hingga tepukan di pundaknya menyadarkannya, Aland terkekeh, "Susah sekali rasanya untuk menjaga pandangan darinya Bu, dia terlalu manis"

Ucapan Aland membuat Bu Melati tak kuat menahan tawanya, anak bujangnya sudah mengetahui rasanya menyukai seseorang, semoga tak ada apapun yang menghalangi mereka.

Bu Melati tak tau bahwa gadis yang sangat baik kepadanya itu telah dimiliki seorang laki laki tampan, yang bahkan tanpa mereka sadari sudah melihat mereka sedari tadi. Hingga mobil Aland tak terlihat sedikit pun tatapan laki laki itu masih terus menatap jalanan yang semula ramai menjadi sepi

Bahkan panggilan dari temannya pun ia hiraukan, entah apa yang berada di pikiran Jauza.








Hai, makasih udah baca. Jangan lupa vote dan komen.

JAUZA.

JAUZA  END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang