Setelah Jauza hampir setengah hari menemani Veena, Jauza akhirnya meninggalkan Veena yang sudah tertidur
Jauza segera mengendarai motornya menuju Warmaja, dan ternyata disana sudah ramai orang. Javier dan Januar sudah berada disana
"Jauza datang" ucap Kenan. Suasana menjadi hening
"Oke gue mulai" ucap Kevin membuka percakapan
Flashback on
Hari ini adalah jadwal Kevin membersihkan Warmaja, saat tengah memarkirkan motornya dia melihat tiga motor yang tak asing di matanya
Kevin melihat Mak Ijah keluar , "Mak!" panggilnya
Mak Ijah menoleh, "Eh Kepin! Hari ini jadwalnya bersih-bersih yaa!" goda Mak Ijah
Kevin tersipu malu, "Iya Mak! Mak Ijah tau aja" ucapnya malu malu
Mak Ijah tertawa melihat tingkah Kevin, "Kemarin Mak udah beresin setengahnya" ucap Mak Ijah
"Makasih loh Mak! Mak Ijah kok baik sih" manjanya
"Oh ya Mak. Itu motornya Veena ya" tebal Kevin
Mak Ijah mengangguk, "Iya udah daritadi. Gatau kemana, katanya sih di lapangan belakang sekolah ada tugas" ucap Mak Ijah
Dari situ Kevin sudah curiga, kenapa mereka mengerjakan tugas pagi pagi sekali. Kevin menyusul mereka, dan betapa terkejutnya dia saat melihat Embun jatuh dengan lengan tergores yang cukup panjang dan sepertinya dalam
lalu dia melihat Veena yang ditampar keras oleh laki laki yang ia kenal
"BAJINGAN!!" marahnya , lalu menghampiri mereka
laki laki itu terkejut bagaimana bisa Kevin berada disini, dia segera lari dan membawa motornya laju
Kevin tak peduli dia akan kabur yang terpenting saat ini adalah menyelamatkan Veena dkk dahulu.
Flashback off
━━━━━━━━━━━━━━
Jauza mendapat telfon dari Laili bahwa Veena masuk rumah sakit, Jauza takut. Takut Veena akan meninggalkan dirinya, dia segera meninggalkan Warmaja dan menyusul Laili di rumah sakit
Tak peduli umpatan yang diberikan orang orang ketika melihat Jauza mengendarai motornya secara ugal-ugalan
Sesampainya di rumah sakit Jauza segera menuju lift dan mencari kamar Veena sesuai tempat yang Laili berikan
Jauza menghentikan langkahnya ketika dia di depan pintu rawat inap Veena, Jauza menyugar rambutnya lalu membenarkan bajunya yang kusut
Dia tak mau Veena melihat dirinya dengan keadaan yang kacau
Jauza mengetuk pintunya dan terdengar suara Laili yang menyuruhnya masuk
Jauza masuk dengan perlahan, dia melihat Veena yang sedang makan di suapi Laili
Jauza lega, sangat sangat lega saat melihat senyuman Veena kembali
Dia mencium kening hangat Veena, "Sayang" sapanya
Veena memeluk pinggang Jauza , dia tersenyum lebar. "Kangenn" ucapnya manja
Jauza tertawa kecil lalu mengusap surai rambut Veena, "Aku juga sayang" jawabnya
Deheman keras Laili membuat Jauza menatapnya, "Oh hai, Lali" sapanya
Laili memutar bolanya malas, "Mana bingkisannya" tagihnya
Jauza mengkerutkan dahinya bingung, lalu saat paham dia mengangguk. "Ohh, udah gue kasih"
Sekarang Laili yang ganti bingung, matanya melihat tangan kanan dan kiri Jauza secara bergantian, "Mana?"
"Ini"
Jauza mencium kening, hidung, pipi dan terakhir bibir manis Veena
Laili menganga, bisa bisanya laki laki ini mencium saudaranya di depannya
"Gila! Lo ngapain cium Veena!!" kesalnya
"Bingkisannya buat Veena kan. Yaudah gue kasih cium" jawab Jauza enteng
Veena merona, dia menyembunyikan wajahnya di perut Jauza
Laili berdecih, huh! Seharusnya tadi dia tak perlu meminta kepada Jauza
"Gue udah bawa juga Li buat Lo" ucap Jauza namun Laili tak merespon
Veena menatap Laili lalu menatap Jauza, "Hayo Laili marah loh, kamu apain dia"
Jauza mengendikkan bahunya, dan menggeleng. "Aku ngga ngapa-ngapain. Lali kenapa?" tanya Jauza dengan suara yang ia buat seimut mungkin
Veena tertawa mendengar suara Jauza, sementara Laili menahan sekuat tenaganya untuk tidak tertawa. Dia tetap diam, hingga tak lama kemudian terdengar notif di handphonenya
Laili membuka notifnya, dan betapa terkejutnya dia saat melihat saldo dana nya menjadi banyak
Laili menatap Jauza terkejut dan Jauza tersenyum bangga, "T-tiga digit Za. L-lo serius?" tanyanya pasti
Jauza mengangguk, "Iya. Anggap aja sebagai tanda terima kasih gue udah jagain Veena" ucapnya
Laili tersenyum lebar, lalu berdiri lalu membungkuk 45°, lalu menatap Jauza. "Ya! Sama-sama. Kalo mau gunain jasa gue lagi gapapa kok. Ga masalah!" ucap Laili dengan cengirannya
Veena semakin terbahak melihat interaksi antara Laili dan Jauza. Dia seketika melupakan perkataan dokter tadi.
Jauza.
Jangan lupa vote dan komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAUZA END
Fanfiction(CERITA INI DIBUAT UNTUK DIBACA BUKAN BUAT DI LIHAT LALU DI SALIN KEMBALI) Hanya sekedar cerita biasa tentang kepercayaan. Selesai revisi, alur cerita dirubah sepenuhnya. Baca aja dulu, siapa tau suka. Sebelum baca jgn lpa buat follow dan vote