12

152 35 0
                                    

Yang lihat sama yg ngevote jauh beda.

Ayo dong votenya kencengin, biar semangat bikin ceritanya.






Bel pulang sekolah yang ditunggu tunggu telah berbunyi, para murid berbondong-bondong untuk segera keluar dari sekolah.

Sementara Veena, Belva dan juga Embun masih di kelas, tak lama kemudian datang empat pria yang membuat mereka yang semula sedang berbincang bincang menjadi mengalihkan atensinya

Disana ada, Jauza, Javier, Januar dan Akbar. Tunggu, Akbar? Mereka bingung bagaimana bisa Akbar bersama mereka?

"Akbar kenapa ada disini?" tanya Embun, seharusnya Akbar sudah pulang pikirnya

"Mau jemput Embun" jawab Akbar, membuat Embun tak bisa menahan senyumnya

"Ayo pulang" ajaknya, lalu diangguki Embun

"Gue balik dulu" pamit Embun dengan senyum manisnya

Belva terkekeh, "Pepet terus aja mbun gapapa"

"Siap" jawab Embun mengacungkan jempolnya

Embun dan Akbar pun keluar dari kelas, sekarang tersisa mereka berlima. Veena menghampiri Jauza, dia melihat sepertinya ada yang salah dengan pacarnya ini

"Kenapa sayang?" tanya Veena, tangannya yang tak tahan untuk diam saja berakhir di kepala Jauza, tangannya terus mengelus rambut Jauza dan terus ditatapnya

Jauza hanya diam, dia lalu keluar dari kelas membuat Veena kebingungan, Veena menolehkearah Januar dan Javier. "Jauza kenapa?" tanyanya

"Jealous" jawab Javier

Veena terkejut, dia tak menyangka bahwa Jauza melihat kejadian itu, sudah Veena pastikan akan sangat susah untuk membujuk Jauza kali ini. "Gue susulin Jauza dulu ya. Belva gue tinggal ya, gapapa kan?"

Belva mengangguk, "Gapapa kok" jawabnya kikuk

Veena yang mendengar jawaban ragu Belva tersenyum simpul, Veena tau Belva masih belum terbiasa dengan ini. Setelah Embun menyelesaikan ceritanya tentang Akbar waktu itu, Veena memberanikan dirinya untuk bercerita , tentu saja mereka terkejut apalagi saat mereka tau bahwa ternyata Veena dan Jauza berpacaran sebelum Veena masuk di sekolah Arwana.

Feeling Javier sih Januar sama Belva juga bakal keluar , dan dia sangat yakin akan pulang sendiri, tak lama kemudian

"Ayo del, pulang" ajak Januar

Belva gugup, "Ga ngerepotin?" tanyanya merasa tak enak

Januar menggeleng dengan tersenyum, Belva tertunduk malu lalu mengangguk dan berjalan terlebih dahulu

"Balik dulu bro, duluan" ucap Januar dengan senyum tengilnya, lalu dia menyusul Belva keluar

Javier memasang muka julid, menghela nafas lelah, ternyata begini rasanya ketika di tinggalkan waktu sayang sayangnya

Javier terkekeh dengan pikirannya, lalu berjalan meninggalkan kelas.

•>•>•>•>•>•>•>•>•>•

JAUZA  END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang