27

78 11 2
                                    

HAPPY READING!!!

Jangan tanyakan apa yang berada di otak Jauza saat ini. Sungguh benar-benar gila dan di luar dugaan!

Bagaimana bisa Jauza menggedor pintu rumah teman-temannya pada pukul 3 subuh lalu disuruh mengemasi pakaian mereka

Memang gila Jauza! Januar yang masih belum bisa mengerti apa yang terjadi hanya diam saja melihat jalanan yang masih sepi dan gelap

Sementara Javier yang berada di sebelahnya telah tertidur pulas kembali. Andai Januar bisa seperti Javier yang bisa tidur lagi maka sedari tadi ia akan melakukannya, namun teman laknatnya menyalakan musik yang sangat keras hingga ia tak bisa mencoba untuk tidur lagi

Sepanjang perjalanan hanya terdengar alunan musik rock yang entah darimana asalnya, seingat Jauza dirinya tak pernah memasang lagu rockstar di mobilnya

Ia ingin menggantinya menjadi lagu-lagu yang lebih kalem nan santai

Hingga lagu Why - Bazzi terdengar.

Jauza tiba-tiba teringat dengan Veena, angin menjadi semakin kencang. Jauza segera menutup jendela mobilnya, dia menepikan mobilnya perlahan

Dilihatnya di belakang Javier sudah tidur, dan ternyata Januar sudah ikut menyusul Javier tidur

Jauza menyenderkan tubuhnya, matanya tertutup, telinganya masih dapat mendengar lagu Bazzi yang masih belum berakhir, ingatannya berputar kepada Veena

Jauza sadar dengan apa yang ia lakukan.

Hubungan tanpa komunikasi itu sebenarnya sangat susah dilanjutkan, namun melihat betapa Veena yang tetap menghargai dan melihat keberadaannya membuat Jauza berfikir lagi

Mana mungkin Jauza meninggalkan perempuan setulus dan sebaik Veena.

━━━━━━━━━━━━━━

Jika hal terakhir yang Jauza lakukan untuk menemui Veena adalah pergi menjemputnya, maka Jauza akan melakukannya

Sudah beberapa hari ini dia tak bertemu langsung dengan Veena

Bercakap lewat telefon tentu membuat Jauza tak puas, ia merindukan tawa Veena, ia merindukan betapa seriusnya tatapan Veena ketika bercerita

Dia benar-benar merindukan semuanya.

Seperti yang Jauza lakukan saat ini

Jauza sudah berada di bandara Soekarno Hatta untuk menuju ke Marseille, Prancis

Tentunya Javier dan Januar yang belum sepenuhnya menyiapkan apapun hanya diam dengan melihat Jauza yang sedang sibuk mengobrol

Dari postur tubuh lawan bicara Jauza, Januar bisa melihat bahwa dia adalah asisten papi Jauza

Yah seharusnya dia tak perlu terkejut bagaimana bisa Jauza menyiapkan paspor dan lainnya begitu cepat

Januar melihat Javier yang terus diam, dia yakin Javier belum sepenuhnya sadar

Hingga Jauza menghampiri mereka

JAUZA  END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang