Maaf kalo updatenya lama, hehehe.
Veena berusaha kabur saat melihat ada celah yang memungkinkan dirinya untuk pergi saat ini.
Baru selangkah dia maju dan tangannya sudah di cekal Jauza, membuat dia berhenti dan menutup mata menahan ketakutan sekaligus menahan gugupnya saat tangannya dipegang
"Mau kemana" bisik Jauza tepat di telinga Veena , badannya tegang saat nafas Jauza mengenai lehernya
Dengan stok keberanian yang masih ada dikit, dia memberanikan dirinya untuk mendorong Jauza agar menjahui dirinya "Jauh-jauh lo. Bukan muhrim, dosa" katanya spontan seolah dirinya dilecehkan
Jauza tersenyum tipis dan tak ada yang tau soal itu kecuali Javier yang benar benar memandangi Jauza sangat cermat
"Bukan muhrim tapi sentuh sentuh" ejeknya
Gini nih kalo jadi ustadzah dadakan perkataan yang ga sesuai dengan perbuatan
"I-itu refleks" jujurnya
"Ga ada sentuh-sentuh itu refleks" ucapan Jauza mampu membuat Veena kesal, kenapa disini seperti dirinya yang melecehkan Jauza??
"Ihh, ngeselin banget sih" kata Veena dengan menghentakan kakinya
"Lo duduk dan makan di tempat Vajavi" kata Jauza tenang
"Vajavi siapa lagi. Lagian kenapa sih cuma duduk doang"
"Milik gue ga boleh ada yang tempatin tanpa seizin dari gue" lalu Jauza mendekati Veena is berbisik pelan, "Kalo Lo mau duduk disini berarti Lo jadi milik gue"
•>•>•>•>•>•>•>•>•
Rooftop.
Tempat yang membuat Jauza tenang, untuk saat ini. Hembusan angin yang begitu kencang dengan matahari yang saat ini tertutup awan membuat suasana menjadi sangat menenangkan. Jauza mendongakkan kepalanya, dan mulai menutup matanya
Ceklek
Suara pintu terbuka, Jauza mendengarnya tapi dia tetap tenang. Suara sepatu semakin mendekat kearahnya, dia mencium aroma parfum yang ia kenal. Dia menyunggingkan senyumnya.
Dia merasakan seseorang itu memeluknya tapi Jauza tetap diam.
"Enak ya duduk disini, habis bilang gitu. Maksudnya apa coba" kesalnya
Jauza membuka matanya lalu melihat ke bawah, dia melihat seorang perempuan yang sangat ia cintai sedang kesal. Lucu banget!
"Apa"
"Jujur sama aku setiap ada cewe yang duduk di situ, kamu pasti bilang gitu juga kan sama mereka. Ngaku aja deh"
Dengan bibir yang mencebik kesal membuat Jauza tak tahan menahannya, ia mencium hidungnya dan memberikan gigitan kecil disana
"Aaaaa, Jauza. Sakit" rengeknya
"Kamu gemesin" kekehnya
"Iya emang dari lahir" kata perempuan itu dengan percaya diri
"Iya bener. Selain gemesin cewe ini cantik banget, lucu lagi" dengan kecupan di pipi berkali-kali dengan gemas
perempuan itu tak kuat menahan senyumnya, dia benar benar dibuat salah tingkah dengan kelakuan pacarnya
Iya, pacar.
Hai gesss.
Ketemu kagi dengan aku ^o^
Btw, jangan lupa vote dan komen.JAUZA.

KAMU SEDANG MEMBACA
JAUZA END
Fanfiction(CERITA INI DIBUAT UNTUK DIBACA BUKAN BUAT DI LIHAT LALU DI SALIN KEMBALI) Hanya sekedar cerita biasa tentang kepercayaan. Selesai revisi, alur cerita dirubah sepenuhnya. Baca aja dulu, siapa tau suka. Sebelum baca jgn lpa buat follow dan vote