6

262 39 2
                                    

Pagi ini Veena telat bangun. Dan sialnya lagi ban motornya bocor saat ini.

"Cih, sial banget gue hari ini" decaknya

Dia lalu berinisiatif untuk menelfon Belva

Bebel ank mamih
Berdering

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya deringan tersebut terganti dengan suara Belva

"Halo, kenapa vee"

"Ban gue bocor nih.
Jemput dong"

"Aduh sorry vee.
Bukannya gue gamau, tapi gue hari ini ngga masuk"

"Kenapa ngga masuk?"

"Biasalah mami"

"Embun masuk ngga?"

"Ngga kayaknya. Dia keluar kota"

"Bajingan!. Terus gue gimana?!
Masa iya gue ga sekolah juga"

Karna tak mau mendapatkan amukan dari Veena, Belva pun beralasan dia sibuk dan langsung mematikan telfonnya.

Sungguh, Veena sangat sangat dibuat kesal hari ini. Dia pun kembali masuk di rumahnya, dan menutup pintu dengan begitu kencang. Membuat semua orang yang berada di meja makan tersebut terkejut.

"Astagfirullah. Kamu ini kenapa sih vy?!" marah wanita paruh baya yang saat ini sudah berada di depan nya dengan berkacak pinggang

Veena menatap wanita tersebut, wanita yang sudah berkepala empat tersebut masih saja tetap terlihat muda

"Bunda, masa motorku bocor ban nya. Kan ngeselin" rengeknya

"Cuman gara gara hal itu kamu banting banting pintu!"

"Jewer saja anakmu itu Ra. Anak gadis kok naik motor, gede lagi motornya" sahut wanita paruh baya yang usianya sudah memasuki kepala lima. Beliau adalah neneknya Veena.

"Itukan, modernisasi oma" jelasnya

"Tuhkan jawab aja" , Veena mulai pasrah. Dia berharap neneknya itu segera kembali ke Bandung.

VEERA RAQUEENVY. Bunda kesayangan Veena. Bunda yang sudah merawatnya dari kecil hingga sampai sebesar ini.

"Oma akan balik ke bandung" ucap Oma nya tiba-tiba , membuat Veena tersenyum senang

"Bersama bundamu" lanjutnya, senyum Veena luntur saat itu juga

"Kalo bunda ke Bandung. Aku sama siapa? Sendiri gitu?" tanya Veena

"Laili ada disini"

"What? Seriously?!" Veena benar benar terkejut dengan perkataan neneknya

•>•>•>•>•>•>•>•>

Di, stasiun kereta api Veena benar benar tak kuasa menahan tangis dan kesalnya. Dia kira perkataan Omanya itu adalah kebohongan semata, ternyata tidak.

"Jaga diri kamu baik baik sayang. Bunda cuman temenin oma sebentar, kalo Opa sudah sembuh bunda akan balik kesini" kata Veera mencium kening anaknya

JAUZA  END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang