9

208 41 5
                                    

Minimal pencet bintang lah, jangan jadi hantu yg cmn baca doang.


Malam ini di markas VAJAVI sedang ramai. Entah itu keributan dari Javier dan Januar, ada juga yang sedang gosip.

Sementara Jauza yang melihatnya hanya diam dan terkadang terkekeh melihat kelakuan temannya.

Dering telfon mengalihkan perhatian nya, dia melihat nama sang penelfon lalu menekan ikon hijau.

"Halo"

"Di markas, kenapa?"

"Aku kesana"

Telfon dimatikan Jauza, lalu Jauza mengambil jaket kebanggaan nya. Di belakangnya ada logo Vajavi dan di dada sebelah kanan ada namanya dan juga jabatannya sebagai ketua.

"Mau kemana bos?" celetuk salah satu anggota Vajavi

"Balik" jawab Jauza

"Balik apa ngapel" sahut javier dengan tatapan menggoda dan wajahnya yang tengil membuat Jauza ingin memberikan satu pukulan di wajahnya

Jauza hanya diam tak menanggapi ucapan Javier dan melanjutkan jalannya.

•>•>•>•>•>•>•>•>•>•

Sementara itu di sisi lain, Veena sedang kebingungan harus bagaimana. Ban motornya lagi lagi bocor. Dan hal itu membuat Veena kesal

"Kok lo ngeselin sih" marah Veena dengan menendang ban motornya

Dia tadi sudah berinisiatif menelfon Embun dan Belva, tapi ternyata kedua temannya itu yang satu ga bisa dihubungi dan yang satunya lagi ngebabu sama maminya, kata Belva sih gitu.

Gini nih kalo di butuhin pada ngilang semua, pingin marah tapi sayang. Jadi ya ga jadi marah.

Satu nama terlintas di pikirannya, Veena lalu menelfon dia

"Halo"

"Lagi dimana?"

"Ban aku bocor lagi. Kalo ngga ngerepoti boleh jemput?"

Veena mau saja menjawab tapi sudah di matikan dulu oleh empunya.

5 menit.

5 menit Veena menunggu dia, bolak balik dengan menelfon seseorang itu, dan terkadang dia jongkok jika mulai capek.

Kalo ada Embun disini, Embun pasti bakal bilang "Kek anak ilang lo Vee. Kasian gue"

Brum
Brum
Brum

Suara deru motor yang sangat ia kenal sekarang berada di hadapannya. Laki - laki itu, laki-laki yang mengisi warna di kehidupan Veena.

"Kenapa ngga bilang kalau jadi kesini? Tau gitu aku tunggu di mobil aja daripada terus jalan bolak balik, mau aja aku telfon Aland" kesal Veena

Ya, sudah seminggu sejak kejadian dirinya dan Laili menolong bu Melati, sejak itu juga dia dekat dengan Aland.

"Iya iya sayang maaf ya. Lagipula kamu kenapa juga mau telfon telfon dia" tatapan tak suka Jauza entah kenapa membuat Veena suka

Veena menatap laki-laki itu lalu memeluknya, "Kamu lucu aku suka"

Jauza membalas pelukan Veena dengan begitu erat, angin malam bahkan tak mampu menembus kehangatan yang diberikan Veena, Jauza mengecup rambut Veena sayang dengan satu tangannya mengelus punggung Veena

"I love you more Veena".







Jangan lupa vote dan komen. Ga sulit ko, cmn tinggal pencet bintang doang.

JAUZA.

JAUZA  END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang