13

140 33 3
                                    

Malam ini Veena dan Laili akan ke restoran untuk acara makan malam yang diadakan Bu Melati.

Merayakan Aland yang baru saja diterima sebagai seorang Dosen Sastra di Universitas cukup ternama di Jakarta.

Veena dan Laili tampak cantik mengenakan drees kembar mereka yang hanya berbeda warna saja

Veena dengan rambutnya yang di kepang, sementara Laili hanya menggerai rambutnya lalu di beri jepitan kupu kupu yang menambah kesan manis pada Laili

Tak butuh waktu lama, mobil yang dikendarai Veena dan Laili sampai di tujuan. Veena yang terlihat fokus memarkirkan mobilnya sementara Laili sibuk berselca lalu mengirimkannya pada pacarnya

"Gila cantik banget gue" ucap Laili tiba-tiba, Veena mendengus lalu mematikan mobilnya, dia menatap Laili

"Li, menurut lo kenapa Ibu sampai harus  booking tempat di restoran? Kenapa ga di rumah aja? Kaya ada yang aneh gitu menurut gue" ucap Veena

Laili mengangguk,"Bener juga sih kata lo. Apa ada sesuatu hal yang mau di omongin serius ya?" tanya Laili

Veena menggeleng, matanya beralih menatap parkiran motor yang terletak pada sisi kanan restoran. Keningnya mengkerut, tangannya menepuk lengan Laili yang tak terhalang kain

"Apasih Vee?" tanyanya

Veena menunjuk motor yang terlihat tak asing di matanya. "Itu motor siapa yaa? Kaya kenal gue"

Laili ikut melihat apa yang Veena lihat, matanya membesar baik Laili maupun Veena spontan menyebut namanya

"Javier!!"

Laili mengusap matanya pelan, "Iya Vee. Motor Javier itu! Aduh ngapain sih dia kesini" gelisahnya

Veena tak masalah jika mereka bertemu Javier, yang membuat Veena berpikir adalah bagaimana nanti jika Javier melihat mereka sedang duduk bersama Aland dan Bu Melati, bisa mampus Veena kena omel Jauza lagi

"Jangan bilang Jauza juga ada disini" duga Laili

Ucapan Laili mampu membuat Veena semakin gelisah, hingga deringan ponselnya menyita perhatian mereka

Veena menutup mulutnya terkejut, dia menatap Laili. Laili menggeleng namun dia juga mengangguk, Veena akhirnya terpaksa mengangkat telfon tersebut

"Hai pacar! Kangen yaa" ucap Veena  dengan riang

Tak ada jawaban, lalu tak lama kemudian Jauza berbicara. "Kamu lagi dimana?" tanyanya

Veena menatap Laili, Laili memberi jawaban dengan mengangguk. "Aku lagi keluar sama Laili, kenapa?"

"Di restoran Wisteria ya" ucap Jauza tepat sasaran. Laili menepuk keningnya pelan, ia tak habis pikir akan ketahuan secepat ini

"Iya Za. Kenapa? Kamu ada disini juga? Dimananya?" tanya Veena tetap tenang

Tak lama terdengar ketukan di kaca mobilnya, dari cara mengetuk kacanya saja Laili sudah tau bahwa itu Jauza. Laili menyenderkan punggungnya pasrah, entah apa yang terjadi semoga ia tetap bisa makan gratis disini

Veena membuka kaca mobilnya, terlihat Jauza yang memakai kacamata, baju dan celana hitam

Dan bisa bisanya Veena terpukau dengan ketampanan Jauza , entah kenapa jantungnya berdetak lebih kencang. Bagaimana bisa manusia setampan Jauza ini terciptakan.

Kecupan tiba tiba di hidungnya mampu membuat Veena tersadar akan lamunannya. Veena memukul lengan Jauza, lalu melihat Laili yang berada disebelahnya.

"Ada Laili. Gausah macem macem!"

"Dia ga lihat kok sayang" enteng Jauza lalu mengecup pipi kanan Veena

"Ga lihat gue, ga lihat! Ini kaca mobil lebih menarik daripada lihatin Lo berdua" ucap Laili sambil mengusap kaca mobil sampingnya

Veena terkekeh, lalu mencabut kunci mobilnya. "Ayo keluar Li" ucapnya

Jauza membukakan pintu untuk Veena, Veena berterima kasih lalu mengecup pipi Jauza, Jauza terkekeh lalu tangannya merangkul pinggang ramping Veena

Lagi lagi Laili melihat mereka bermesraan. Yah inilah kesalahan terbesarnya, harusnya Laili biarkan saja pacarnya untuk ikut. Entah pacarnya harus tinggal dimana itu urusan belakangan, yang terpenting dia tidak menjadi angin diantara mereka berdua. Tak terlihat.

•••••••••••••

Setelah menjelaskan tujuan datangnya kemari pada Jauza, Jauza tak terlihat marah sama sekali ataupun mencuekkan dirinya seperti waktu itu

Jauza hanya diam dan membiarkan Veena untuk menghadiri acara tersebut, Veena tau bahwa ada rasa kesal di hatinya, namun Veena lebih memilih tak mengatakan apapun. Veena hanya harus mengikuti acara ini lalu pulang dan menanyakan alasannya pada Jauza

Tempat duduk yang sudah di pesan Aland terlihat kosong tak ada Bu Melati maupun Aland

"Ini serius duduk disini Vee? Ngga salah kan? Kok ngga ada orangnya, ngga mungkin kan kalau Ibu belum datang? Padahal gue tadi udah yakin kalau kita telat" jelas Laili

Apa yang dikatakan Laili ada benarnya juga. Kenapa meja ini tidak ada orang tidak mungkin bukan jika Bu Melati dan Aland belum sampai

Hingga akhirnya terdengar suara berat yang memanggilnya

"Veena" ucapnya

Veena dan Laili serentak menoleh dan mendapati hanya ada Aland disana tak ada Bu Melati

"Loh kak, Ibu mana? tanya Laili

Aland duduk di sebrang mereka yang artinya dia berhadapan dengan Veena, sementara kursi sebelahnya yang seharusnya diisi dengan Bu Melati menjadi kosong.

"Ibu dirumah Li. Ibu tiba tiba merasa ngga enak badan, jadi Ibu terpaksa ngga ikut" jelas Aland

Laili mengangguk, "Emang ngga papa kak Ibu dirumah sendirian"

"Iya tadinya saya mau kabarin kalian , tapi Ibu suruh saya kemari Li" Laili mengangguk

Entah kenapa suasana menjadi canggung, hingga waitres datang memberikan makanan

"Ini kamu yang pesanin?" tanya Veena

Aland berterima kasih kepada waitres lalu menjawab pertanyaan Veena, "Ibu tadi yang pesan Vee"

Veena hanya mengangguk, lalu makan malam dimulai. Rasanya tak secanggung tadi, karna di sela sela mereka makan banyak sekali sesuatu yang dibahas

Hingga Aland izin untuk ke kamar mandi, Laili mulai mendekat kearah Veena, dia sedikit berbisik

"Kayaknya Aland suka sama lo" ucapnya

"Hah?" bingung Veena. Tadi pagi Belva dan Embun yang mengatakan seperti itu dan sekarang Laili, Veena benar benar dibuat bingung dengan mereka.

"Gue lihat dari gimana cara Aland memperlakukan lo. Meskipun kalian ga eye contact" jelas Laili.

Setelah mendengar hal itu, Veena berfikir. Apa iya Aland menyukainya? Tapi bagaimana mungkin?.

Duh, Veena kamu pasti bingung. Yang sabar ya ay.

Btw, jangan lupa vote dan komen.

JAUZA.

JAUZA  END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang