Veena benar-benar senang hari ini
Kali ini dia akan melakukan photoshoot di pantai. Tentunya hal ini adalah yang Veena tunggu-tunggu.
Veena melakukan beberapa gerakan sesuai arahan Ayu. Veena benar-benar terlihat seperti seorang model sungguhan
#slide 1
#slide 2
"Veena?!"
Veena menoleh dan mendapati Bu Melati dan Aland disana. Bu Melati sedikit berlari menghampiri Veena, lalu mengecek keadaannya, "Kamu gapapa kan sayang? Kamu mau kemana nak?" tanya Bu Melati khawatir
Veena mengangguk dan tersenyum menenangkan Bu Melati, "Veena gapapa bu, Veena mau ke toilet"
"Yaudah, ibu antar ya"
"Gausah bu, gapapa Veena aja"
"Bunda, udah gapapa biarin" sahut Aland
Bu Melati menghela nafas lalu membiarkan Veena untuk pergi sendiri.
Aland meminta izin kepada bundanya, untuk keluar sebentar dan Bu Melati mengizinkannya.
Selang beberapa menit kemudian, Veena keluar dari kamar mandi lalu menghampiri Bu Melati yang sedang menutup tirai jendela.
"Ibu" panggil Veena
"Apa"
"Aland kemana?" tanya Veena menatap sekeliling , "Dia bilang mau keluar sebentar, tapi ngga bilang mau kemana" jawab Bu Melati
"Ooh"
Tok
Tok
Tok"Permisi, Mba Veena waktunya makan malam dan minum obat" ucap suster
Ibu Melati mengajak Veena untuk duduk di sofa, dan suster tersebut memberikan nampan makanan serta obat kepada Bu Melati.
"Sus, dokter Aland kemana ya?" tanya Bu Melati sambil menerima nampan makanan
"Maaf bu, saya tadi lihat dokter Aland ke arah kantin sama dokter Nadia" ucap suster itu
Di rumah sakit ini Aland merupakan salah satu dokter terkenal, karena kewibawaannya dan tanggung jawabnya terhadap pasien.
"Yaudah terima kasih infonya ya"
"Iya bu sama-sama. Saya permisi dulu, semoga lekas sembuh mba Veena"
"Iya makasih sus" jawab Veena lalu suster tersebut keluar dari ruangan
"Dokter Nadia itu siapa bu?" tanya Veena
"Nanti biar Aland yang kasih tau kamu. Sekarang kamu makan"
Veena makan dengan disuapi Bu Melati sesuai permintaan Bu Melati.
••••••••••••••••••••••••••
Sementara di markas Vajavi saat ini, Jauza sedang uring-uringan. Javier, Januar, dan juga Raja hanya diam, mereka bingung dengan Jauza.
Ditanya kenapa, jawabnya gapapa. Ditanya mau makan apa, jawabnya terserah. Lama-lama mereka bertiga lelah, dan berakhir mendiamkan Jauza.
"Mau keluar gue cari angin" ucap Javier
"Gue ikut" balas Januar
Raja menatap kedua laki-laki itu lalu berdiri, "Gue ke kamar ya kak. Capek semua nih badan gue" Raja merenggangkan tubuhnya dan dibalas anggukan Javier
Jauza menatap mereka bertiga bingung, Jauza baru sadar bahwa ia sendirian saat melihat Januar dan Javier berjalan keluar dan Raja yang kembali ke kamar.
"Bajingan! Gue ditinggal, bisa-bisanya." umpat Jauza
Jauza masih diam, dia berfikir apa yang harus ia lakukan sekarang?. Jauza berdiri lalu berjalan menuju balkon.
Hembusan angin di balkon ternyata lebih kencang, membuat Jauza merekatkan jaketnya. Jauza duduk di kursi yang ada disana, dia menyenderkan punggungnya dan menutup matanya perlahan.
Sekelebatan memori tentang pembicaraannya dengan sang ayah membuatnya berfikir kembali, Jauza sangat-sangat dibuat bingung.
Akhir-akhir ini ia merasa sangat lelah, tapi ia merasakan bahwa sebentar lagi ia akan bisa beristirahat sangat lama.
Hiiii, jangan lupa vote dan komen.
Makasih udah baca
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
JAUZA END
Fanfiction(CERITA INI DIBUAT UNTUK DIBACA BUKAN BUAT DI LIHAT LALU DI SALIN KEMBALI) Hanya sekedar cerita biasa tentang kepercayaan. Selesai revisi, alur cerita dirubah sepenuhnya. Baca aja dulu, siapa tau suka. Sebelum baca jgn lpa buat follow dan vote