34. The Necklace of Witch

754 76 11
                                    

"Hentikan!" seru Veron mengambil alih kendali di aula

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hentikan!" seru Veron mengambil alih kendali di aula. Banyak makhluk yang berisik karena perbuatan Athena. Sedangkan, Sean, lelaki itu setengah berlari keluar menggendong Ara yang pingsan. Dorongannya memang jauh, tapi Veron yakin manusia itu hanya pingsan. Jika Athena sampai menyakiti Ara, maka dia akan berhadapan dengan Dewi Artemis, Dewi Selene bahkan Apollo.

Suara-suara berisik di aula pun menghilang. Digantikan rintihan tertahan Athena yang tercekik udara di sekitarnya.

"Chels, lepaskan," ucap Veron pelan, memberi tahu gadis itu agar tidak sampai terbawa emosi dan melepaskan seluruh energinya di sini. Seketika Artemis dan Chelsea melepaskan sihirnya. Athena kembali meraup oksigen. Dia bahkan terbatuk beberapa kali karena tenggorokannya jadi sakit.

"Kalian... para makhluk dunia hitam! Aku mengutuk-"

"Aku menawarkan diriku, Athena," potong Artemis cepat. Dia tidak ingin masalah lain kembali menyelimuti dunia hitam. Sudah banyak kutukan yang para dewa dewi berikan. Bahkan, sebagian besar kutukan mereka sama sekali belum terpecahkan.

Athena menoleh dengan tatapan tajamnya. "Kau menyerahkan nyawamu?" terkanya dengan senyuman yang mulai terpancar.

"Bukan." Damian ikut bicara. Dia tahu apa yang Artemis pikirkan karena pikiran mereka terhubung. "Jika kau mengambil benang penyihirnya maka Dewa Takdir akan menghancurkanmu Athena. Jadi, Artemis ingin menawarkan kerja sama."

Artemis mengangguk. "Sebagai ganti karena aku mencuri kepala medusa yang berakhir tanpa cacat kembali padamu, aku akan menyerahkan zenith triangleku," ucap Artemis dengan nada yang sedikit menyindir dan terlihat kesal.

Cukup lama Athena diam untuk mempertimbangkan tawaran Artemis. Akhirnya dia menarik nafas cepat. "Baiklah, deal."

"Dan kau harus pergi sekarang, Athena. Anggap semua masalah ini selesai dan jangan kembali ke Dunia Hitam kecuali kau memang punya urusan di sini," sela Chelsea. Nada suaranya dingin. Bukan berarti dia tidak menyukai Athena hanya saja, perbuatannya membuat Chelsea ikut menahan emosi.

Athena menegakkan dagu. Memperlihatkan betapa congkak dan arogannya dirinya. "Aku akan kembali. Tapi, kalian juga jangan membuat ulah lagi dengan barang-barang ataupun makhluk ciptaanku," balasnya cepat.

"Tunggu! Tidak bisa! Hanya seperti itu?! Dewi Athena bahkan melukai mate seorang Raja!" seru salah seorang dari kursi atas, entah makhluk apa dia. Yang jelas sepertinya bukan kaum mayoritas.

Seruan awal itu mengundang seruan-seruan lain yang menggalakkan protes. Tidak ingin kalau Athena bisa lolos begitu saja apalagi setelah melukai salah seorang bagian dari mereka.

"Ya, benar! Hukum Athena juga!" teriak mereka kemudian. Aula peradilan ini jadi sangat ramai dan ricuh. Beberapa dari mereka bahkan mengetuk-ngetukkan tongkat hingga terdengar sangat berisik.

"Hukuman apa?! Dia sama sekali tidak terluka! Aku-"

"Kau harus pergi sekarang," ucap Damian menyela Athena yang ingin membela diri. Dia bukan ingin memotong kalimat Athena atau mencegahnya membela diri. Hanya saja, situasinya tidak tepat sekarang.

This Cruel Alpha [3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang