60. Redemption

454 60 8
                                    

Ara memacu kudanya dengan cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ara memacu kudanya dengan cepat. Dia bersama Damian dan Veron yang mencuri kuda dari istana. Well, Ara tidak tahu kapan mereka mencurinya. Yang jelas selama berada di sini, mereka membawa kuda-kuda itu. Dengan tiga kuda, mereka bisa membawa bahan makanan yang tersisa di kereta serta obat-obatan.

Dia tentu saja tidak mampu membawa kereta karena mereka akan berjalan lebih lambat. Ara harus bergerak cepat ke utara. Para pelayan dan prajurit kembali ke istana—bersama Sean. Ara tidak tahu apa yang akan terjadi. Tapi, dia mungkin juga harus kembali ke pusat BlackSerron, untuk mencari Artemis dan Chelsea. Konjungsi semesta akan berada di sana. Ara hanya tidak ingin mereka berada di tengah-tengah perang.

"Berapa lama?" tanya Ara pelan. Suaranya cukup kecil ketika suara kaki kuda berlari memeranginya. Namun, Veron menoleh, menunjukkan bahwa ia mendengar suara Ara.

"Sebentar lagi." Dia mendongakkan kepala, menatap betapa birunya langit hari ini. Musim dingin belum selesai hingga udaranya masih cukup dingin untuk menusuk tulang. Ara merapatkan jubahnya yang selalu terbang terbawa angin.

"Kau tahu siapa yang menyerang BlackSerron?" tanya Damian yang mensejajari lari kuda Ara. Berusaha lebih dekat dengan gadis itu agar ia mendengarnya.

"RedSerron." Ara sama sekali tidak menoleh. Dia memacu kudanya lagi, melaju lebih cepat dengan getaran yang cukup keras.

Mereka melewati hutan setelah menelusuri desa mati. Hutan ini tidak ada bedanya dengan hutan lain, yang sebelumnya Ara lewati. Hanya saja, entah mengapa hutan sekarang terasa lebih sepi. Semua hewan sepertinya bersembunyi. Setelah keluar dari hutan, mereka langsung memasuki wilayah desa.

Tidak seperti yang Ara duga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak seperti yang Ara duga. Desa ini sangat ramai dengan orang-orang yang berlarian seraya berteriak. Mereka berniat bersembunyi. Keadaan cukup kacau di pintu masuk desa. Banyak dari mereka yang berlari saling menabrak karena panik. Ara yakin, mereka telah mendengar loncengnya.

Ara memelankan laju kudanya. Dia langsung turun dari sana. Beberapa orang yang lari bahkan hampir menabrak dirinya. Sungguh, ini tidak kondusif, Ara tidak tahu lagi harus bagaimana untuk menarik perhatian mereka.

This Cruel Alpha [3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang