Kamarnya kacau. Sean tentu tidak akan membuat Ara untuk tidur di tempat seperti itu. Jadilah, ia membawa Ara ke kamarnya. Seperti tersambar oleh petir, Ara menjadi kaku. Maksudnya—ah entahlah, Ara tidak tahu harus berkata apa lagi. Ini diluar keinginannya.
Monster seperti apa yang ada di dirinya sekarang? Dia mungkin tidak terlihat menyeramkan, tetapi penyihir adalah makhluk yang harus bersembunyi di dunia hitam. Mereka dilarang menampakkan sihirnya secara terang-terangan. Itu saja kalau penyihir bisa mengendalikan sihirnya.
Ara bukanlah penyihir. Dia hanya manusia yang secara sengaja dijebak untuk terlibat dalam urusan supranatural oleh para Dewi Sialan. Oh, ingatkan dirinya untuk terus mengumpati mereka.
Sepertinya Dewi Artemis ingin Ara menghancurkan dunia hitam. Namun, sebelum itu terjadi, Ara akan menghancurkan dirinya sendiri. Gadis itu tidak pernah sekalipun percaya pada hal-hal magis. Namun, sekarang hal magis itu malah ada di tangannya. Seperti pedang bermata dua yang bisa menusuk musuh dan dirimu sekaligus.
Sekarang… harapan untuk kembali hidup normal sepertinya sia-sia. Ara tidak akan bisa kembali ke dunia manusia seperti yang ia inginkan. Hidupnya akan terus terikat pada dunia hitam. Ara merasa menyesal, tapi… entahlah penyesalan itu seakan tidak benar-benar ada.
"Ara," panggil Sean menyadarkan gadis itu. Dia menoleh. Mereka sudah berada di kamar Sean, tepat di depan pintu ketika Sean menutupnya. "Kau bisa tidur bersamaku di sini," lanjutnya terdengar lembut.
Suara Sean yang sama sekali tidak mencecarnya, membuat Ara merasa nyaman. Dia terlihat tenang bahkan ketika Ara ketakutan. Tidak ada penyesalan ketika Ara memutuskan untuk masuk ke Ilysium dan menyelamatkan Michael. Dia juga tidak menyesal ketika pergi melawan badai menuju pantai utara menemui Sean. Ara pula tidak menyesal ketika liontinnya digunakan untuk kepentingan Sean.
Ara sadar, itu bukan sebuah penyesalan. Namun, sesuatu yang lain.
"Ara?" panggil Sean lagi. "Istirahatlah, kau pasti lelah."
Ara mendorong Sean, membuat lelaki itu lebih berjarak darinya. Dia menggeleng. "Aku tidak mau tidur di sampingmu. Jangan pernah sentuh aku, Sean," kata Ara tajam.
Kalimat itu membuat Sean terheran-heran. Hei? Dia tidak salah dengar kan? Sebelumnya bahkan Ara meminta dirinya untuk tetap tinggal dan tidur di sampingnya. Sekarang, apa yang terjadi?
"Hei, ada apa?" Sean meraih tangan Ara. Terlihat ingin mencapainya lagi—Ara yang mulai luluh padanya. Namun, dia menyentakkan tangan Sean. Tatapannya sungguh tajam menusuk.
"Tidak usah berpura-pura peduli padaku," katanya dingin. "Lagipula Sean." Dia mendekati dengan langkah pelan. Senyumannya terukir. "Kau tidak perlu menempatkanku di posisi pemimpin hanya untuk menyingkirkanku." Dia mengusap bahu Sean. Seakan sedang membersihkan debu. Akhirnya, gadis itu berbalik pergi. Dia melangkah dengan lebar dan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Cruel Alpha [3]
Fantasía[FANTASY-ROMANCE-KINGDOM] 18+ Sean dipenuhi amarah yang menggebu. Ia bahkan membawa cambuk istimewanya untuk mencambuk Ara nanti. Namun, ketika ia mendekat pada gadis itu, Sean tercekat. Ia tak bisa menyiksanya. Terlebih lagi ketika mata indahnya me...