"Luna!!" teriak seseorang dengan nada panik. Seketika Ara dan Sean berbalik bersamaan. Seorang wanita paruh baya berlari ke arah mereka dengan raut kacau. Bajunya yang lusuh itu sampai terciprat genangan air di sekitarnya. Karena wanita itu terlalu tergesa-gesa ingin menggapai mereka, para pengawal mencegahnya berada lebih dekat. "Tolong," katanya.
"Ada apa?" tanya Ara pelan. Dia mendekat, meminta kedua pengawal yang membatasi wanita itu menyingkir.
"Ku—kudengar kau bisa menyembuhkan seseorang dari wabah ini," ucapnya kaku. Gadis itu menoleh kepada Sean. Dia menatapnya dengan tajam. Sejak kapan dia bilang begitu?
"Aku bukan dokter," balas Ara dingin.
Wanita itu nampak terperangah sesaat dengan sikap Ara. Dia membuka mulutnya yang terlihat kering dan gemetar. "Putriku… dia kejang dan tubuhnya membiru. Aku tidak tahu bagaimana—"
"Pengawal akan memberikan obat, lakukan seperti yang Luna minta tadi." Sean mendekat. Karena mereka memang tidak terbiasa dengan adanya dokter ataupun tabib, di setiap desa tidak pasti ada orang yang bisa bertanggungjawab. Mengingat mereka semua adalah werewolf yang sangat cepat menyembuhkan luka, tapi tidak penyakit dalam.
"Tapi, Alpha. Dia—dia—" Wanita itu bahkan kesulitan bicara untuk menjelaskan kondisi putrinya.
"Tunjukkan padaku," putus Ara kemudian. Lelaki itu menoleh dengan pandangan sedikit terkejut. "Bawakan obatnya," kata Ara pada Sean.
"Kemari Luna." Wanita itu berlari ke arah selatan, Ara mengikutinya sebisa mungkin. Mereka masuk lebih dalam ke arah pasar, makin lama makin keluar dari wilayah perdagangan. Tempat di sekitar Ara bukan pasar lagi, melainkan permukiman mereka. Wanita itu tidak memelankan kakinya jadi Ara terpaksa ikut lari.
Sampai akhirnya, wanita itu naik ke tangga, menuju rumah pinggir jalan yang terbuat dari kayu. Seperti rumah lama desa, beratapkan jerami dan dedaunan. Banyak lubang tetapi begitu kokoh. Ara mengangkat gaunnya lalu ikut naik. Wanita tadi membuka pintu dengan kasar, bahkan mendorongnya sampai engsel rusak. Ara menaikkan kedua alis.
"Putriku, Luna," kata wanita paruh baya itu sambil bersimpuh di sebelah perempuan muda—remaja lebih muda dari Ara. Perempuan itu masih sadar, matanya setengah terbuka dengan mulut sedikit berbusa. Seluruh tubuhnya membiru.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Cruel Alpha [3]
Fantasy[FANTASY-ROMANCE-KINGDOM] 18+ Sean dipenuhi amarah yang menggebu. Ia bahkan membawa cambuk istimewanya untuk mencambuk Ara nanti. Namun, ketika ia mendekat pada gadis itu, Sean tercekat. Ia tak bisa menyiksanya. Terlebih lagi ketika mata indahnya me...