Ara kembali ke tempat itu. Padang rumput luas yang tidak tahu dimana ujungnya. Semuanya terlihat sama dan kosong. Sudah dua kali Ara berada di tempat ini, Ilysium. Entah siapa lagi yang menariknya sekarang. Tapi, Ara tidak ingin mencari. Dia tidak membutuhkan para dewa-dewi itu.
Akhirnya, Ara duduk di rerumputan sembari mengamati sekitar. Kosong dan sunyi. Sangat menenangkan. Ara suka dengan suasana seperti ini, ketimbang berisik. Jadilah gadis itu merebahkan diri. Siapa tahu jika dia tertidur maka Ara sudah kembali ke atas kasurnya.
"Barbara," panggil seseorang membuat Ara kembali duduk. Dia menyipitkan mata ketika melihat seseorang berjalan ke arahnya. Cahaya matahari seperti menutupinya. Ah, maksudnya backlight.
"Apa lagi?" tanya Ara dengan malas. "Dengar, siapapun kau menganggap dirimu, aku tidak peduli," tegas Ara.
Axel mendengus, terlihat kesal dengan sikap Ara. Akhirnya sang dewa ikut duduk di samping Ara. Begitu dia duduk, pemandangan di sekitar mereka berubah. Ara tiba-tiba berada di jalanan New York malam hari. Semua orang berjalan tergesa-gesa melewati jalan raya. Lampu-lampu bersinar terang. Kendaraan bahkan melewati dirinya seperti Ara tak terlihat.
Oh, Ara merindukan tempat ini.
"Ingat? Duniamu?" tanya Axel memancing Ara. Dia hanya ingin gadis itu bicara tanpa kesinisan atau sarkas.
"Tidak lagi," balas Ara. Mengingat kemanusiaannya hilang dan Ara tidak akan bisa semudah itu kembali ke dunia manusia. "Aku bosan basa-basi." Ara melirik Axel dingin. Lelaki itu berpakaian zirah dengan pedang di sisi kirinya. Entah mengapa dia berwujud seperti itu. Ara sama sekali tidak terkesan.
"Kau lihat gedung-gedung tinggi itu?" Axel menunjuk beberapa perusahaan besar yang nampak di depan mereka. Ara mengambil pedang dari Axel, dia mengarahkan benda tajam itu ke lehernya sendiri.
"Jika kau basa-basi maka aku akan pergi."
Axel berdecak. Semua situasi dan gambaran di depan mereka hilang. Kini dia kembali ke suasana tadi, padang rumput hijau membosankan. "Bagaimana kau tahu cara keluar dari Ilysium?"
KAMU SEDANG MEMBACA
This Cruel Alpha [3]
Fantasy[FANTASY-ROMANCE-KINGDOM] 18+ Sean dipenuhi amarah yang menggebu. Ia bahkan membawa cambuk istimewanya untuk mencambuk Ara nanti. Namun, ketika ia mendekat pada gadis itu, Sean tercekat. Ia tak bisa menyiksanya. Terlebih lagi ketika mata indahnya me...