“Michael mati?”
“Huh? Jangan sembarangan berbicara, Pak Tua," ucap Ara tajam. Kalimat singkat itu bukan tak berpengaruh apapun baginya. Tapi ini Michael—salah satu bawahan Sean yang mungkin paling ia kenal.
Hurem mengerutkan kening. "Aku melihatnya terbaring di atas kasur keras dengan selang-selang di wajah dan tangannya. Dia sekarat, Luna."
Gadis itu tidak mengatakan apapun dalam beberapa detik ke depan. Dia terlihat kosong. "Kenapa aku harus mempercayai ramalan bodohmu?" Ara mendengkus. Dia meletakan sendok serta mengambil air putih milik Sean yang belum diminum sama sekali. Gadis itu menegaknya.
"Kupikir kau percaya setelah melihat monster air yang datang padamu." Hurem berdiri. Dia serius sekarang. Entahlah apa yang ingin pak tua itu lakukan. Yang jelas, mereka tidak bisa kembali ke Black Serron.
Mendengar kalimat Hurem barusan, Ara menghela nafas. "Dia tidak mati." Ara menggeleng pelan. "Seharusnya begitu." Gadis itu sama sekali tidak menyentuh makanannya lagi. Dia memilih berdiri menghadap Hurem. "Ramalanmu mungkin benar, tapi interpretasinya belum tentu benar."
Hurem mengangguk setuju. "Aku tahu, Luna. Hanya saja—"
"Apa?" tekan Ara ketika Hurem menunda melanjutkan kalimatnya sendiri.
"Aku harus memberitahu Alpha dulu." Dia berbalik cepat. Seperti seseorang yang lupa dengan usia, dia berlari keluar dari ruangan ini bahkan tanpa menggunakan tongkatnya. Sedangkan Ara masih terpaku di sana. Entahlah, apa yang dia lihat menjadi kacau dalam sekejap.
Ara tahu mungkin saja Michael terkena racun Hydra atau sejenisnya. Tapi, menurut Alfonso, racun itu umumnya akan membuat gangguan kecil dahulu sebelum menyerang tubuh. Lalu, apa yang terjadi dengan Michael? Sebelumnya dia bahkan bisa bergerak ketika Ara datang. Apa Hydra itu melemparkannya terlalu keras?
Bukankah seharusnya tubuh werewolf lebih kuat dari manusia? Maka itu tidak akan menjadi masalah besar. Lalu, kenapa Michael tidak membuka matanya?
Gadis itu bergegas keluar dari ruang makan. Dia berjalan ke arah kanan, mengikuti arah Hurem pergi tadi. Ah, sial. Kenapa dia tidak ikut saja dari tadi? Sekarang dia kehilangan jejak pak Tua itu. Apalagi ini wilayah baru. Ara sama sekali tidak tahu denahnya. Dia mengedarkan pandangan, mencari-cari jika ada lorong lain ataupun jalan lain yang mungkin sesuai.
Dia berhenti berjalan saat melihat Hurem tengah berbicara dengan Sean di salah satu lorong. Ara perlahan mendekat, mencoba mendengar apa yang akan mereka bicarakan.
"Aku tidak bisa kembali secepat itu, apalagi ada Ara bersamaku," gumam Sean yang bisa Ara dengar. Dan kebetulan posisi mereka berhadapan, jadi Sean bisa melihat Ara yang datang.
"Aku tahu." Hurem berdehem, menghilangkan dahak di tenggorokannya. "Tapi kau juga tidak bisa memberitahu siapapun di sana karena benteng sihir istana, Alpha."
KAMU SEDANG MEMBACA
This Cruel Alpha [3]
Fantasy[FANTASY-ROMANCE-KINGDOM] 18+ Sean dipenuhi amarah yang menggebu. Ia bahkan membawa cambuk istimewanya untuk mencambuk Ara nanti. Namun, ketika ia mendekat pada gadis itu, Sean tercekat. Ia tak bisa menyiksanya. Terlebih lagi ketika mata indahnya me...