Brakk
"Tidakkah laporan ini sangat sampah!" Kesal Abrisham dengan sorot mata membunuh.
"T-uan kami sudah mengubahnya hampir 3 kali untuk laporan ini." Mendengar itu Abrisham menatap Nyalang pada karyawan nya membuat semua gemetar.
"Dan hasilnya tetap buruk? Apa patut untuk didengarkan alasan busuk mu itu? Cepat betulkan Jangan menguji kesabaran ku!" Segera mereka pergi dari ruangan bos nya.
"Kenapa lagi dengan mood mu?" Tanya seseorang dan itu adalah tangan kanannya.
"Arghhh sial kenapa bisa aku begitu bodoh, Zen katakan padaku apa seburuk itu sifat ku hah?" Zen menghela nafas.
"Sebenarnya kalau jujur sifat tempramen yang dimiliki Tuan sedikit mengerikan, mungkin itu kekurangan Tuan." Jawab Zen dengan jujur.
"Lalu aku harus apa?"
"Cari tau dari pengalaman seseorang yang sudah ada hasilnya." Abrisham menatap Zen lalu memikirkan perkataan itu, ia langsung tertuju pada seseorang.
Calling
"Assalamualaikum Kak, ada apa tumben telpon?" Tanya Aftar dari sebrang sana.
"Waalaikumsalam, ada hal yang ingin aku tanyakan padamu Af."
"Aba Om Sham telepon? Ahmad mau ngomong sama Om!" Ucapnya diujung sana, lalu Ahmad mengambil ponsel Aba nya.
"Assalamualaikum Om, cuman mau bilang jangan lama ngobrol sama Aba nya, Ahmad 3 ayat lagi mau hafal juz 30 nanti pesawat terbangnya ilang." Abrisham terkekeh rupanya orang tuanya memberikan pesawat jika Ahmad berhasil menghafal juz 30.
"Maafin Om ya Mad, janji deh kalau semisal dikasih waktu lebih banyak kalau Ahmad kesini lagi nanti Om kasih helikopter buat koleksi." Mendengar itu nampak Ahmad senang.
"Oke deal, Ahmad kasih waktu lebih banyak buat Om bicara sama Aba, janji beliin helikopter ya!" Setelah itu Ahmad memberikan ponselnya pada Aftar.
"Jadi ada masalah apa Kak?"
"Aku sedang ada masalah dengan Vira, karena tempramen ku membuatnya menjauhiku dan berniat untuk memikirkan pernikahan ini lagi, kamu tau mengenai Laila bukan?"
"Iya."
"Aku menuduhnya jika dia membohongiku, jujur saja aku cemburu saat pria bernama Hasan itu sering berkunjung ke kediaman Om Farhan."
"Kak, mungkin karena itu Vira memikirkan untuk memantapkan keputusannya, berdoalah pada Alloh meminta agar hatinya tetap berlabuh pada Kakak, dan perbaiki sikap Kakak, Aftar tidak bisa memberi nasihat atau merubah Kakak karena itu akan terjadi jika Kakak sendiri yang berubah, insyaallah Vira gadis yang baik ia akan mengerti dengan tindakan Kakak jika Kakak memang berjodoh dengannya."
"Baiklah, terimakasih atas sarannya."
"Tetaplah semangat Kak, waktu Kakak masih banyak untuk merayu Alloh."
Abrisham mengerutkan keningnya bingung.
"Maksudnya?"
Aftar terkekeh di sebrang sana. "Siti Zulaikha juga mendekatkan dirinya dulu pada Alloh sebelum Alloh mendekatkannya pada Nabi Yusuf, Maka Kakak juga sebaiknya merayu Alloh mendekatkan diri padanya sebelum Alloh luluh pada doa Kakak dan mendekatkan Kakak pada Vira."
Abrisham tersenyum mendengarnya. "Ya akan Kakak lakukan, tidak salah Kakak konsultasi padamu." Aftar terkekeh mendengarnya.
"Kalau begitu Aftar matikan ya Kak, Ahmad terus merengek pada 3 ayatnya." Abrisham akhirnya menutup panggilannya, ia memejamkan mata maka benar apa kata Aftar, ia akan mendekatkan dirinya dulu pada Alloh sebelum Alloh menerima doanya.
Tepat dua hari ini Abrisham tidak pernah absen dari acara sholat sunah mengaji dan berdoa, dalam keadaan sedang bekerja maupun dalam keadaan darurat ia kini sadar mengapa selama ini dirinya tidak sebahagia Aftar karena dirinya yang melupakan Alloh, sang maha pemberi kenikmatan, kini ia merasakannya sendiri.
Ia yakin Alloh akan memberikan yang terbaik untuk masa depannya, jika bukan Vira maka ia akan berlapang dada. Tapi ia akan selalu berdoa semoga Vira adalah jodohnya bagaimana pun juga ia telah memberikan hatinya pada gadis itu, ia sadar akan kesalahannya tetapi ia tidak akan mundur ia tau bahwa Alloh maha pembolak balik hati manusia, kini ia hanya bisa berusaha dalam doa dan menunggu hasil keputusannya besok.
Esoknya.
Kini Abrisham sudah rapi dengan pakaian formalnya ia melapangkan hatinya jika kemungkinan Vira menolaknya, dalam hati ia terus saja merapalkan doa yang terbaik.
Cklek
"Silahkan masuk." Ucap Fatin dengan lembut.
Ebrahim menghela nafas, ia melihat Vira yang sudah duduk berhadapan dengannya, nampak gadis itu sama sekali tidak menegakkan kepalanya.
"Vira, jujur dan katakan apa keputusanmu jangan membuat keputusan di luar kehendak mu, kami tidak memaksa mu jika memang kamu tidak menginginkan melanjutkannya." Ucap Ebrahim lembut.
Vira meremas pakaiannya, tangannya memutih karena takut dengan keputusannya, ia kemudian menutup matanya melirik semua orang yang nampak penasaran dengan keputusannya.
Sesekali matanya melirik pada Abrisham yang nampak pasrah akan mendengar apa jawabannya, terlihat wajahnya yang sedikit tegang itu, Vira menghela nafas.
"Bismillah Ku Memilih....akan melanjutkannya." Mendengar keputusan itu tak ada raut yang bisa dibohongi dalam wajah Abrisham, binar kebahagiaan tercetak dalam dirinya.
"Alhamdulillah, terimakasih Yaalloh telah mendengar doa ku selama ini." Ucapnya sambil menatap Vira dengan kelegaan.
"Baiklah pernikahannya akan dilaksanakan Minggu depan." Tanpa bantahan Vira hanya bisa pasrah dengan apa yang kedua belah pihak inginkan, toh mau besok ataupun nanti tetap saja jika ia berjodoh pernikahan akan tetap dilaksanakan.
...
1 Minggu kemudian...
"Saya terima nikah dan kawinnya Tanvira Zuyyina Zaheen Binti Farhan Gunawan dengan seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar 10 JT dollar dan satu set emas kawin seberat 25 gram di bayar tunai." Mendengar itu seseorang disana meneteskan air mata.
"Tabarakallah...Yaa Tanvira." Mendengar itu Vira menangis haru lalu memeluk Adara dengan penuh kebahagiaan, karisma dari Ibu hamil itu mungkin akan menular padanya.
Setelah itu Adara segera membawa Vira turun kebawah, baju pengantinnya begitu indah melekat pas ditubuh indahnya membuat semua orang tidak bisa berpaling. Tak terkecuali sang pengantin pria begitu terpesona pada Vira yang sudah menjadi istrinya.
Adara menuntun sang Adik duduk di pinggir Abrisham, hati Vira berdegup kencang karena baru pertama kali Abrisham menatapnya secara intens.
Abrisham menangkup wajah Vira lalu mengecup pucuk kepala sang istri dengan khidmat, setelah itu berkata. "Assalamualaikum Istriku." Mendapat sapaan itu wajah Vira merona, untungnya ia memakai cadar sehingga tidak mendapat godaan orang lain.
"Waalaikumsalam Imamku." Ucap Vira membuat dada Abrisham bergetar, ia akui bahwa ini bukan pernikahan pertamanya tetapi dengan orang yang berbeda dan orang yang diinginkan jelas sangat berbeda rasanya, ia gemas melihat Vira yang menunduk malu.
Setelah itu Abrisham memasangkan cincinnya dan juga mereka menandatangani buku nikahnya sebagai bukti telah sah nya pernikahan secara hukum negara dan agama.
Setelah acara ijab qobul akhirnya pengantin disuruh berganti pakaian sebelum nanti pergi ke gedung untuk acara resepsi, gedung mewah yang memang sengaja di rencanakan Abrisham.
TBC.
![](https://img.wattpad.com/cover/311780369-288-k609878.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bismillah Ku Memilih (END)
RomanceDiapit antar dua kemungkinan membuat dua saudara memiliki kesempatan memilih, namun takdir tidak bisa di elak karena mereka tetap harus menjalankan sebuah amanah keluarga. Adara kakak yang dewasa dan bijak dalam mengambil keputusan, sedangkan Tanvir...