Zawjii & Zawjatii

19 4 3
                                    

Adara pun turun dengan gaun pengantin indahnya, wajahnya yang jarang mengenakan make up tebal kini saatnya ia menjadi yang tercantik dan itu benar adanya, bahkan Abrisham tidak berkedip saat Adara turun dari tangga, begitupun suaminya senyum mengembang melihat istrinya jadi yang tercantik hari ini.

Vira pun membawa Adara duduk tepat dipinggir Aftar yang masih diam terpaku, Vira menyenggol tubuh Adara

"Assalamualaikum Zawjatii." Seketika Adara merona mendengarnya, tidak terlewatkan Vira sibuk mevideokan pasangan suami istri itu, membuat semua orang menahan tawa.

"Waalaikumsalam Zaujii." Setelah selesai dengan rangkaian acara, beberapa jam lagi mereka akan pindah ke gedung untuk acara resepsi pernikahan.

Di dalam kamar.

Suasana begitu canggung, hanya ada Adara dan juga Aftar keduanya duduk karena menunggu MUA akan mempersiapkan mereka.

"Adara..." Adara menoleh pada suaminya, ia tidak pernah menyesal akan perjodohan itu, walau seharusnya ini pernikahan Adiknya tapi ia tidak menyesal karena pada akhirnya takdir membawanya pada arah yang berbeda.

"Y-a Kak." Aftar tersenyum, ia mendekat namun Adara mundur sedikit ia masih gugup akan suasana ini, tidak pernah sekalipun ia berduaan di dalam kamar dengan pria yang bukan mahramnya, tapi sekarang ia sudah sah dimiliki namun tetap saja dirinya masih ingin membiasakan.

Aftar tersenyum ia kembali maju dan Adara kembali menjauh membuat Aftar gemas sendiri, dan sekali sentakan Aftar mampu menghentikan pergerakan istrinya yang terus menjauh. "Jangan terus menjauh Zawjatii nanti kamu terjatuh." Adara yang pipinya di pegang oleh suaminya seketika membulatkan mata.

"Gemes banget ihh, ini pipi atau bakpaw pingin coba gigit boleh?" Adara yang masih belum konek malah mengangguk dan dengan senang hati Aftar mengigit nya benar saja pipi Adara merah walau tidak sesakit digigit semut.

"Aaa... Zaujii kau ini kenapa mengigit?" Aftar terkekeh ternyata mengerjai istrinya sangat menyenangkan, ia akan melakukan itu setiap saat.

"Ah sungguh senang kau memanggilku Zaujii, terimakasih Zawjatii." seketika pipi Adara merona mendengarnya.

"Mau gigit lagi boleh?" Adara sontak menggeleng, ia sekarang baru konek dengan permintaan suaminya itu, Aftar yang masih ingin menggoda merengkuh pinggang istrinya mencoba mengigit pipinya lagi namun belum sampai suara pintu kamar terbuka.

"Yaaa maaf aku salah waktu!" Seketika pintu ditutup kembali, dan itu adalah Tanvira Adiknya, Adara langsung mendorong pelan suaminya.

"Tuh kan jadi salah paham." Adara hendak menyusul Vira namun tangannya ditarik Aftar sontak ia duduk dipangkuan suaminya.

Bughh

"Kenapa salah paham hmm, kita sudah sah Adara Fredella Ulani." Mendengar suara suaminya yang halus membuat Adara merinding, apalagi rengkuhan tangan suaminya begitu kuat membuat ia tidak bisa bergerak.

Cklek

"Ehh..." Lani kaget melihat adegan itu, ia hendak keluar namun suara menantunya membuatnya menghentikan langkah.

"Umi, tolong bawa Adara pergi disini suami Adara menyebalkan!" Umi tersenyum mendengar rengekan menantunya.

"Aduh maaf sayang, kalau suami kamu tidak mengizinkannya Umi tidak bisa membantu karena keputusan ada ditangan suami kamu setelah kamu menjadi istrinya." Adara hendak menangis namun Umi segera pergi.

"Hiks...Umi..." mendengar tangis istrinya Aftar mendudukkan istrinya di pinggirnya lalu menghapus air mata istri menggemaskannya ini. "Kenapa nangis hmm, siapa yang udah bikin Zawjatii ku ini menangis?" mendengar itu akhirnya Adara tertawa.

Bismillah Ku Memilih (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang