Terjebak.

10 1 0
                                    

Mereka segera berangkat menggunakan mobil Aftar, kini posisinya Aftar dan Adara di depan dan Abrisham Ahmad dan vira di belakang karena kebetulan Abrisham mobilnya sedang di perbaiki jadi tidak membawa sendiri.

"Ate kok diem aja sih?" tanya Ahmad.

"Memang Ahmad maunya Ate gimana?loncat dari mobil?" tanya Vira.

"Boleh tuh, keliatan keren, nanti Ahmad video biar viral." Ujar Ahmad dengan antusias.

Vira memegang dada. "Astagfirullah anak siapa ini." Vira dengan gemas mencubit pipi Ahmad hingga meringis.

"Ehh maafin ya, lagian belajar dari siapa ngomong gitu?" Ahmad menunjuk dirinya.

"Ate selalu memberikan ajaran sesat pada Ahmad, Uma yang bilang." Adara terkekeh menahan tawa, sungguh ia puas menatap Vira yang kesal sedangkan di sebelahnya Abrisham pun nampak menahan tawa, tunggu? ia tertawa.

"Eh anak sama Ibu sama-sama ngeselin!"

"Tuh kan kalau kamu yang kena siapa coba yang kesal, makannya di depan Ahmad ajari yang benar bukan malah ngajarin jadi nakal!" Vira tak menggubris.

"Ahmad, malam nanti kamu tidur sama Ate ya!" Ahmad menggelengkan kepala tanda tidak setuju.

"Malam nanti Ahmad sama Aba Uma mau pulang ke rumah Umi Abi nya Aba." Vira mendengus kesal, padahal niatnya mau bergadang sehingga nanti keponakannya dan Adara memeriahkan rumah.

"Yasudah kamu jangan ikut aja, sama Ate oke?" Ahmad mengetuk dagu dan menggeleng. "Ahmad gak mau jauh dari adik kecil." Mendengar itu kini Abrisham yang terkejut.

"Kamu hamil lagi Dar?" Adara tersenyum menatap suaminya lalu menjawab Abrisham. "Alhamdulillah Kak diberi kepercayaan lagi." Abrisham tersenyum miris meratapi nasibnya, Aftar tersenyum melihatnya.

"Yang disebelah bisa dihalalkan kok Kak, gas aja biar cepet punya penerus juga, kasian Kakek kepikiran cicit terus." Vira melotot.

"Kak Aftar!" ucap Vira dengan keras dan kesal.

Mereka hanya tertawa kecuali Abrisham yang nampak tidak tau harus berkata apa lagi disana.

Kini mereka sampai di makam Lisa, Adara berjongkok lalu disusul yang lainnya akhirnya mereka pun membaca doa dan surah Yasin. Selesai dengan itu Adara menyiramkan air disusul Vira menaburkan bunga.

"Mom Lisa gak perlu khawatir, udah ada calon yang cocok kok untuk Sham." Gumam Adara disisi batu nisan Lisa tanpa orang dengar.

"Uma, ada orang disana!" Ucap Ahmad menunjuk arah depan mereka namun hanya kosong yang terlihat.

"Tidak ada siapapun nak." Ujar Adara.

"Itu Uma, dia senyum loh...tapi Ahmad gak kenal wajahnya kok senyum ya Uma?" Adara menatap kebingungan. "Cirinya bagaimana Mad?" tanya Abrisham.

"Rambutnya sebahu terus punya bulu mata panjang pakaiannya putih ah sama hidung mancungnya." Semua tertegun mendengarnya karena itu ciri-ciri Lisa.

Abrisham akhirnya meneteskan air mata setelah mendengar itu, ia menatap batu nisan Lisa. "Maafkan Sham yang belum bisa membahagiakan Mom, hiks...maaf..." Hanya penyesalan yang bisa Abrisham lakukan sekarang.

"Jika kamu mau membahagiakan Mom Lisa, selalu datang dan doakan beliau, karena  doa anak Soleh akan selalu menjadi kabar bahagia bagi Almarhumah." Ucap Aftar.

"Makasih." Aftar tersenyum lalu menepuk bahu Abrisham walau dulu mereka nampak tidak akur tetapi Alloh memberikan mereka kesempatan untuk berdamai walau dengan berbagai tragedi.

...

Sesampainya di mansion Ebrahim.

"Kami sudah mengunjungi makam Mom Lisa Kek, kami tidak bisa berlama karena harus bersiap untuk pulang ke rumah Abi dan Umi." ucap Adara.

Bismillah Ku Memilih (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang