End

17 0 0
                                    

3 Tahun kemudian...

Sepasang suami istri masih sibuk dalam tidur mereka, mereka saling berpelukan tanpa terganggu sinar matahari, hingga terganggu karena tawa seorang anak yang melompat ditengah kasur.

"Mama, Papa, bangun!!" Teriakan nyaring itu membangunkan keduanya, salah satu anak itu mengecup pipi sang Mama.

Cupp

"Kesayangannya Al bangun!!" Ucapnya dengan suara lucu, Vira terkekeh lalu mengerjakan mata, lantas menciumi wajah putranya.

"El enggak Ma?" Dengan wajah sedih.

"Sini sama Papa." Ucap Abrisham membuat anak lelaki itu kegelian karena jambang di wajah sang Papa.

"Tantra Alatif Ebrahim, Azher Elatif Ebrahim!!" Teriakan dari suara parubaya itu membuat mereka menengok bersamaan.

"Kakek senior!" Ucap mereka bersamaan dan mereka pun turun dengan saling tertawa, mereka akan dapat hadiah jika salah satunya datang lebih cepat.

"Lihat putra kita begitu bahagia, apakah Kakek senang dengan kenakalan mereka?" Tanya Vira.

"Kakek memang sangat mengharapkan kedatangan cicit nya, mau bagaimanapun mereka tetap keturunan Ebrahim." Vira terkekeh dan mengangguk.

"Mau bikin adik perempuannya?" Vira melipat kedua tangan.

"Tunggu mereka 5 tahun dulu!" Abrisham terkekeh.

"Keburu tua, aku saja sudah tua sekarang ini, inget waktu kamu kasih kabar kehamilanmu aku terlampau bahagianya sampai saat aku gendong kamu terus pinggang aku tiba-tiba encok." Vira tertawa.

"Lebay kamu, aku tau karena saat itu kamu terlalu kecapean, gimana enggak coba? abis pulang udah aku kasih kejutan aja." Abrisham terkekeh.

...

"Abang Mad jahat!!" Teriak gadis kecil berkerudung hitam itu, melengkungkan bibirnya ke bawah mata bulat hidung kecil pipi tembam dan juga bibir mungilnya yang mengerucut membuat abangnya gemas dan sedari tadi mencubit nya.

"Aisyah Nur Khadijah adik Abang, gimana Abang enggak cubit Aisyah tiap hari Aisyah matanya kaya Ikan minta di lepas." Aisyah membulatkan mata.

"Hwaaa...kakak jahat samain Aisyah kaya ikan hwaa...Aisyah gak suka ikan!!" Teriaknya, tak lama Uma nya datang.

"Ada apa, kok Aisyah nangis sih Ahmad?" Tanya Adara.

"Habisnya Adik aku gemesin Uma, Aisyah kok bisa selucu itu, anak Ate Vira sama Om Sham aja gak berhentinya cubit pipi Syah." Ucap Ahmad.

"Ya gapapa kan Al sama El cubitnya sekali aja, Abang mah banyak-banyak!" Kesalnya.

"Udah ya, sekarang siap-siap kita mau berkunjung ke rumah Al sama El." Ucap Adara membuat Aisyah bersorak senang.

"Ketemu calon masa depan kamu?" Aisyah menatap ke arah Ahmad.

"Calon masa depan itu apa Bang?" Ahamad menggaruk pelipis melihat Uma nya yang melotot memberi peringatan untuk tidak mengasupi otak Adiknya pada hal yang belum harus di ketahui.

"Itu...em..."

"Calon masa depan itu, pasangan Aisyah kaya Uma punya pasangannya Aba." Ucap Aftar memangku putri kecilnya.

"Ouh gitu, Aisyah udah ada dong tampan pula." Mendengar itu mereka membulatkan mata, sejak kapan Aisyah dekat dengan lelaki, ingat gadis kecil itu masih 3 tahun.

"Siapa?" Tanya Ahmad.

"Abang Aisyah dong." Ucapnya memeluk Ahmad dengan sayang, sedangkan yang lain tersenyum gemas.

Bismillah Ku Memilih (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang