"Vir kok Lo gak keliatan bareng si tampan itu lagi sih?" Vira hanya diam saja mendengar celotehan Salsa.
"Woy itu telinga dipake buat apa sampe suara maha cetar ini Lo kacangin?" kesal Salsa.
Vira menatap temannya. "Lo kenapa sih bawel banget ah!" Vira jengah padahal ia sedang asyiknya memainkan game di ponselnya.
"Cih mentang-mentang Lo udah ada gandengan, si tampan ada temannya gak, bisa gue embat kan?" Vira menatap tajam temannya.
"Lo apaan sih Sa, dengerin gue ya mau dia ada temen atau enggak Lo tetep aja ditolak, orang Lo budug kaya upil kuda." Salsa melotot mendengarnya.
"Eh seenak jeplakan markonah tu mulut, harus gue bawa rukiyah kayaknya, lagian ya Vir kalo semisal Lo emang deket sama dia harusnya sekarang Lo balas pesan sama dia!" Vira menatap dengan sengit.
"Terserah gue ya Sa, tapi jujur aja dia kalau chat itu cuman ada maunya aja kaya ngajak jalan kalau lagi gak ada keperluan ya udah chat kosong, terus ya dia tipe yang suka di ajak duluan dari pada ngajak." Jelas Vira.
"Masa sih ah yang bener, kemarin di pantai kalian sosweet banget bahkan keong pun kalah manisnya." ucap Salsa.
"Bukan manis Salsa keong tuh bau amis!" Salsa terkekeh.
"Udah sih, eh tapi beneran yah auto kecewa, lagian ya padahal kayaknya dia tipe cowok setia, Lo jangan lepasin orang kaya dia, susah Loh Vir dapetinnya." Vira termenung.
"Gak Sal gue udah nentuin keputusan kalau gue gak akan sama dia, dia itu keagamaan dan gue gak akan sanggup kalau memang sama dia, dan gue juga udah ngaca kalau gue jauh dari kata sempurna sedangkan dia apa coba yang kurang, gue rasa gue akan nolak perjodohan ini." Salsa pun menatap tak percaya kalimat temannya.
"Yaudah kalau emang itu udah jadi keputusan Lo, gue sih yakin kalau pasti ada rasa penyesalan di hati Lo, tapi mengingat teman gue ini emang udah ngebet jadi model, cowok kaya dia emang pasti lebih mementingkan yang baik buat Lo dan karir Lo pasti gak maju." Vira pun mengangguk setuju.
Inilah hari dimana penetapan keputusan setuju dan tidak setujunya mereka untuk meneruskan perjodohan ini, dan kini keluarga Farhan sedang menunggu tamu untuk datang.
"Assalamualaikum.." mendengar suara itu mereka ternyata kedatangan keluarga Rian.
"Waalaikumsalam, silahkan masuk." ucap Bunda.
Mereka pun masuk dan duduk di sofa yang didepannya sudah banyak tersaji makanan ringan dan setelah itu Fatin membuatkan teh dan kopi.
"Ah ternyata kalian dulu yang datang, tinggal menunggu calon mempelai dari Adara untuk mengambil keputusan." mereka mengangguk.
Diperjalanan tak hentinya Lisa berharap Adara sebagai menantunya gadis itu menurutnya tepat untuk putranya, sudah baik pinter bahkan manis pula membuatnya betah. "Kamu harus sama Adara!" Abrisham terdiam tak menjawab.
"Heh kalo orang tua ngomong tuh ya di jawab Sham!" dengan geram Ebrahim mengetuk kepala cucu nya dengan tongkat walau tidak kuat.
"Ishh Kakek melakukan Kdrt, iya Sham denger kok haisshh..." ucapnya dengan malas.
Setibanya mereka disana ternyata keluarga yang lainnya sudah datang lebih awal, mereka pun masuk kesana dan tepat saat itu Fatin keluar karena mendengar deru mesin mobil. "Tuh kan sudah datang, mari masuk." ucap Fatin dengan lembut.
Sedangkan di kamar 2 gadis mengepalkan tangannya merasa sedikit degdegan pasalnya hari ini penentuan mereka menerima atau tidak.
"Kamu sudah ada jawabannya Vir?" tanya Adara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bismillah Ku Memilih (END)
RomanceDiapit antar dua kemungkinan membuat dua saudara memiliki kesempatan memilih, namun takdir tidak bisa di elak karena mereka tetap harus menjalankan sebuah amanah keluarga. Adara kakak yang dewasa dan bijak dalam mengambil keputusan, sedangkan Tanvir...