Ahkirnya mereka membawa Adara ke rumah sakit, lalu Abrisham juga menelpon keluarganya, karena bagaimana pun keluarganya harus tau bagaimana kondisi menantu dan anaknya.
Tak lama Fatin, Farhan, Rian dan Lani datang dengan tergesa-gesa. "Kenapa dengan menantuku?" Tanya Lani khawatir.
"Tidak ada yang tau Umi." Ucap Vira.
"Mana Aftar?" Tanya Rian.
"Sudah seminggu ia pergi meninggalkan Adara dan Ahmad." Mendengar penjelasan Abrisham, Rian mengepal tangannya.
"Kenapa dia bisa melakukan hal itu, dia bukan Aftar yang ku kenal!" Ucapnya dengan marah.
"Tahan emosimu jika sudah membaik kita tanyakan pada menantu kita, Fatin Farhan maafkan Aftar yang tidak bertanggung jawab." Fatin mengerti ia pun sama belum tau masalah keluarga putri sulungnya.
"Kang, kapan Kang Aftar menikahi Silvi? Sudah satu minggu Silvi menunggu tanpa kepastian!" Ucapnya dengan air mata mengalir.
Aftar terdiam, ia mengelus wajahnya dengan kasar. "Silvi, saya mohon jujurlah siapa sebenarnya Ayah dari bayi itu? jangan biarkan saya bertindak kasar karena ketidak jujuran mu!" Dengan suara lembut.
"Hiks...Kang apa lupa kejadian itu saat itu Kang sendiri yang menemui Silvi." Jujur memang ia ingat tapi tidak dengan insiden tidur bersama karena saat ia berbicara dengan Silvi ia tidak mengingat apapun setelah itu saat merasa tubuh belakangnya ditimpa benda berat, ia hanya ingin mengatakan untuk tidak mengharapkannya karena Aftar telah memiliki keluarganya sendiri.
Namun sayang esoknya ia malah terbangun di kamar yang ternyata disitu Silvi sudah terduduk di pojok sambil menangis, awalnya semua tidak ada protes namun Silvi tiba-tiba datang ke rumahnya dan meminta pertanggungjawaban nya, Adara tidak tau akan hal ini sebab saat itu istri dan anaknya sedang pergi ke rumah mertuanya.
"Astagfirullah.... Astagfirullah..." Sudah sejak lama Aftar memikirkan cara mencari petunjuk namun sulit karena di pesantren tidak ada Cctv.
"Hiks...Silvi merasa berdosa jika anak ini tidak memiliki Ayah saat ia terlahir." Ucapnya dengan tangisan.
"Maaf tapi saya tidak bisa bertanggung jawab sebelum semuanya jelas Silvi, sebaiknya kamu pergilah sebelum orang salah paham akan keadaan kita." Dengan tangisan Silvi keluar dari rumah Aftar.
Aftar pun berwudhu dan menunaikan sholat sunah lalu saat berdoa seketika hatinya sakit, mengapa biasanya tidak seperti ini.
Abrisham
Istrimu pingsan dan di bawa ke rumah sakit ***Mendapati pesan itu wajah Aftar seketika pucat, berdosalah ia karena meninggalkan istrinya yang sedang hamil, ia segera berangkat untuk ke rumah sakit.
Tak membutuhkan waktu lama dengan motornya ia sudah sampai di rumah sakit, disana ia sudah disuguhkan oleh keluarganya yang menunggu dengan wajah khawatir.
"Bagaimana dengan keadaan..."
Bughhh
Bughhh
"Sejak kapan Abi mengajarimu meninggalkan tanggung jawab hah?!" dengan emosi Rian memukul wajah putranya.
Aftar memegang pipinya yang membiru. "Maaf Abi, Aftar bersalah itu karena..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bismillah Ku Memilih (END)
RomansaDiapit antar dua kemungkinan membuat dua saudara memiliki kesempatan memilih, namun takdir tidak bisa di elak karena mereka tetap harus menjalankan sebuah amanah keluarga. Adara kakak yang dewasa dan bijak dalam mengambil keputusan, sedangkan Tanvir...