Tanvira diantar oleh Aftar setelah tau jika Adara pergi terlebih dahulu, Vira pun menundukkan badannya, ia senang setelah dibawa jalan-jalan sebentar oleh Aftar.
"Ucapkan salam ku pada paman dan bibi, Assalamualaikum." Vira mengangguk."Waalaikumsalam Kak." mulai saat ini Vira akan memanggil Kakak para Aftar mengingat usia mereka terpaut 8 tahun.
Tanvira segera masuk ke mansion dengan wajah bahagia. "Bagaimana dengan pertemuannya?" tanya Fatin.
"Alhamdulillah lancar, Kak Aftar juga menitip salam pada Ayah dan Bunda." Fatin pun menjawabnya sepertinya putri keduanya berhasil dalam tahap ini.
"Loh Kak Ara mana?" tanya Vira yang melihat sekeliling kosong, biasanya Kakaknya tidak akan jauh dari Bundanya.
"Dia di kamar masih mengurung diri." ucap Fatin. "Mengurung diri." Vira membeo karena tidak mengerti, ia pun masuk ke kamar.
"Kak..." Satu dorongan membuat Vira hampir saja terjungkal untung ia masih bisa menyeimbangkan diri.
"Hwaa...hiks....tolong Kakak Vir hiks..." Vira bingung ia menuntun Kakaknya duduk di kasur.
"Jelaskan." Adara menjelaskan detail nya membuat Tanvira membulatkan mata. "Astagfirullah Kak, kenapa bisa melakukan itu, jika tidak suka katakan saja langsung." Adara berhenti menangis ia menoleh.
"Aaaaa....kenapa gak kepikiran hiks... Kakak kaya orang idiot ya?" tanya Adara sedih.
"Enggak kok, Kakak cuman gak enak aja kan buat nolak secara langsung?" tanya Vira.
"Hiks...enggak tau Kakak juga bingung hiks...terus gimana kamu sama pertemuannya?" Vira langsung merona mendengar itu membuat Adara yakin jika pertemuan adiknya berjalan dengan mulus.
"Alhamdulillah hiks...kalau pertemuannya lancar huuhuhu...." kini Adara dilema harus berbuat apa, bahkan Adiknya tidak mengalami hal yang sama, satu bahagia satu menderita.
Adara menenggelamkan wajahnya di bantal. "Kak, nanti Vira yang akan berkata langsung sama calon kakak." Adara memeluk adiknya. "Terimakasih." ucap Adara.
...
"Bagaimana pertemuannya?" tanya Lani.
"Alhamdulillah lancar, dia memang tidak sesuai dengan yang Umi ceritakan tapi mungkin sudah takdir Aftar bersama gadis itu." Lani sudah langsung menyangka jika yang bertemu putranya putri lain dari Fatin.
"Yasudah tidak apa, jika tidak cocok jangan di paksa Umi dan Abi tetap pada keputusanmu." Aftar mengangguk mendengar ucapan Lani.
"Lain kali bawa ia kemari, karena yang Umi kenal hanya Adara." Aftar menghentikan makannya.
"Adara yang Umi maksud Adara Fredella Ulani?" Lani menatap putranya, apakah mereka sudah kenal ia kemudian menjawab. "Ya, Kalian saling kenal?" Aftar tersenyum.
"Saat itu motornya mogok, Aftar membantunya gadis berjilbab yang selama ini Umi ceritakan ternyata dia? sesuai kok." Lani tersenyum.
"Ah Umi jadi kangen anak itu, bawa sekalian ya Adara nya! Karena kemarin dia datang kesini cuman bawa pesanan Umi saja tidak lama berbincang." Aftar mengangguk. "Insyaallah Mi." ucapnya.
....
Kini Abrisham tengah berkumpul diruang tamu bersama Kakek dan Mommy nya. "Sudah bertemu dengannya Son?" tanya Mommy.
"Sudah." ucap Abrisham singkat.
"Bagaimana?" tanya Ebrahim menunggu jawaban. "Ya begitulah, kami duduk dan berbicara sebentar dan..." seketika Abrisham mengingat kelakuan kocak gadis itu dan menahan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bismillah Ku Memilih (END)
RomanceDiapit antar dua kemungkinan membuat dua saudara memiliki kesempatan memilih, namun takdir tidak bisa di elak karena mereka tetap harus menjalankan sebuah amanah keluarga. Adara kakak yang dewasa dan bijak dalam mengambil keputusan, sedangkan Tanvir...