Retak

3 1 0
                                    

Di restoran

"Begini Abrisham Vira, tujuan Kakak memanggil kalian karena Kakak mau pamitan." Mendengar ucapan Adara membuat keduanya kebingungan.

"Maksud Kakak?" Tanya Vira.

Adara menatap putranya yang sedang bermain dengan Laila, ia tau jika kemarin Laila datang ke rumah orang tuanya dan sudah tau juga alasannya.

"Begini, besok Kakak sama suami Kakak mau kembali ke Kairo, karena suami Kakak mulai mengajar lagi jadi kami harus kesana, Kakak tau jika kalian akan melaksanakan pernikahan bulan ini, jadi Kakak akan usahakan datang saat hari-1." Ucap Adara.

"Ishh mendadak sekali, kita baru bertemu beberapa hari Kak, Vira masih rindu." Adara mengangguk mengerti ia pun sama, tapi suaminya juga memerlukannya.

"Begini, Kakak iparmu disini tidak ada pekerjaan yang tetap Vira, sedangkan di Kairo ia sangat dibutuhkan jadi Kakak tidak bisa memaksanya untuk tetap tinggal, maafkan Kakak." ujar Adara.

"Yasudah pergilah!" Ucapnya ketus.

"Vir, Kakak kamu benar dia juga pergi karena suaminya, sedangkan istri Sholehah adalah dimana suaminya pergi ia akan selalu ada disisinya." Ucap Abrisham,Vira menghembuskan nafas dan mengangguk.

Adara langsung memeluk Adiknya dengan erat. "Kami harap sama hari-1 semua berjalan dengan lancar Kak." Ucap Aftar.

"Ya, doakan saja." Aftar mengangguk.

"Mungkin juga nanti aku harus memanggil Adara Kakak ipar." goda Abrisham.

"Aku juga akan memanggilmu Adik ipar tua." Mendengar itu rasanya Abrisham merasa tersindir dan menampilkan wajah datarnya.

...

Kini Abrisham sedang ada di kantor nya ia sedikit melamun saat seseorang masuk siapa lagi jika bukan tangan kanannya. "Tuan??Tuan!!" Akhirnya Abrisham terperanjat.

"Astagfirullah, maaf ada apa Zen?" ucapnya mengusap wajah.

"Huft, begini besok ada rapat para pemegang saham jadi besok jadwalnya cukup padat." Abrisham mengangguk.

"Zen, saya ingin meminta mu untuk mengawasi calon istriku, katakan segala aktivitas nya, untuk tugasmu kau serahkan pada Sekertaris!" Zen mengangguk.

"Kalau begitu saya pamit undur diri." Abrisham mengangguk, besok ia tidak bisa memantau Vira sehingga harus meminta kepercayaannya melakukannya.

Vira kini sedang rebahan sambil memainkan ponsel karena ia sedang haid biasanya ia akan tadarus atau pun menghafal Al-Qur'an tapi ia ganti menjadi membaca kisah-kisah wanita penghuni surga.

Hasan
Sore aku akan bawakan sisa pakaian Laila

Vira
Ah bagaimana jika kami yang kesana, tidak enak setiap saat kamu yang mengantar

Hasan
Tidak apa sekalian jalannya melewati tempatku bekerja

Vira
Yasudah

Vira pun turun melihat Laila sedang bermain dengan Fatin dan juga Farhan. "Nek kenapa Mama Vira cuman di kamar?" Fatin menggerakkan bahu.

"Mungkin Mama kamu lagi jadi pemalas, kalau sudah datang bulan perempuan biasanya begitu." Laila menatap bingung.

"Bulan bisa datang ke perempuan ya Nek, Laila mau dong." Fatin terkekeh.

"Bukan bulan asli, nanti kalau Laila udah besar Laila juga tau kok maksud Nenek." Laila mengangguk.

"Eh anak Mama lagi main apa nih?" Laila langsung berhambur ke pelukan Vira.

"Lagi nanam bunga matahari, tadi Kakek pulang bawa bunga katanya biar rumahnya jadi keliatan lebih indah." Vira mengangguk.

"Yuk, bantuin!" Laila mengangguk.

Bismillah Ku Memilih (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang