💫SeGian-19💫

21K 2.3K 94
                                    

Ayo vote dan komen yaaa.

200 vote dan 70 komen kuy.

Seara-Hagian

Hari ini Seara kembali ke sekolah, dia kembali seperti tak ada kejadian sebelumnya, dengan senyuman mematikan dan mautnya.

"SEA YA AMPUN SELAMAT PAGIII."

"AKHIRNYA SEA DATANG KE SEKOLAH LAGII."

"Hai Sea, selamat pagi."

"Omo Sea makin cakep aja nih."

Sea tertawa pelan, dia juga membalas sapaan yang lain, dan matanya melihat Handiz yang berjalan didepannya.

"Pagi Handiz~"

Handiz yang tadinya lagi berjalan sambil membaca buku pelajaran, menegang dan sontak menoleh.

Wajahnya mulai memerah, sudah seminggu dia tak mendengar dan melihat Sea, jadi jantungnya berdegup kencang.

Berusaha menenangkan diri, Handiz membalas sapaan Sea dengan lembut.

"Pagi juga Sea, udah lama kamu gak keliatan."

"Ah itu, gue liburan ke tempat nenek sama kakek gue."

"Gitu, btw kamu gak tau ya kalau Kely udah dikeluarin dari sekolah."

Sea kaget, dia menatap Handiz dengan tatapan shock "Loh? Kok bisa?" tanya nya.

"Dia berantem sama Hanifa, terus Hanifa ngadu ke bokapnya dan Kely dikeluarin besoknya."

Sea mengepalkan kedua tangannya, Hanifa makin menjadi, kurang ajar itu orang.

"Jalan bareng aja yuk, aku mau ke kelas."

"Boleh."

Selama mereka berjalan berdua, Sea dan Handiz terus berbincang banyak hal, tentang Hagian yang kembali membuat masalah dan tentang Hanifa yang semakin brutal dalam membully orang.

Sampai akhirnya Sea bertemu dengan Hagian saat cowok itu keluar dari kantin.

"Loh, Seaaaaa!" seru Verli seraya menerjang Sea dengan pelukan, teriakan Verli membuat Ramja, Jaka dan Hagian menegang kaget.

Mereka menatap Sea yang juga membalas pelukan Verli, Hagian segera berjalan mendekati Sea lalu menarik Verli agar menjauh dari Sea.

Wajah Hagian terlihat seperti menahan tangis.

Buagh!

Hagian menonjok wajah Sea kuat, tangannya bergetar.

"ANJIR GIAN!"

"YA AMPUN PANGERAN CANTIK GUE!"

"GIAN GAJELAS ANJIR!"

"Lo—" tak mendengar ucapan Sea, dengan cepat Hagian menarik tangan Sea dan membawanya pergi.

"HEH! MAU DIBAWA KEMANA SEA!?"

Hagian tak menjawab, dia hanya mau membawa Sea untuk berdua bersamanya.

.....

Hagian membawa Sea ke taman belakang sekolah.

Raut wajah Sea sangat kecut, sakit pipinya ditonjok sama Hagian tadi, gila apa ya ini orang.

"Apa lagi sih? Gue gak ada buat masalah ya sama lo, Gian."

Gian menjilat bibir bawahnya, dia merasa pipinya sudah panas dan mulai merasa tindakannya ini salah.

Ayolah, Gian yakin dia ini normal, tapi kenapa dia bisa suka sama Sea?

Yang notabene adalah sesama laki-laki dengannya.

Tapi sialnya Gian selalu salah tingkah setiap kali Sea tersenyum padanya, senyuman Sea begitu teduh dan membuatnya nyaman.

Membuat sifat terpendamnya naik, dia ingin bermanja dengan Sea, dia hanya mau Sea terus bicara padanya dan menatapnya.

Sea ini, begitu membuat Gian gerah setiap kali manik coklat madu nya yang sayu menatap langsung ke wajah Gian.

Suaranya yang tak berat namun begitu lembut dan rendah membuat Gian hilang akal.

Hela napas kasar laki-laki itu berikan, dia mengusap kasar rambut coklat gelap alaminya.

"Lo kenapa? Sakit?" Sea khawatir, dia menyentuh dahi Gian dan menatapnya cemas.

Hal itu membuat Gian semakin blingsatan.

"Shit! Sea lo harus tanggung jawab!" erangnya frustrasi.

"Hah?"

"Lo buat gue jadi gila Sea!"

"Apasih? Kan lo yang selalu cari masalah sama gue."

"GUE SUKA SAMA LO! GUE MAU JADI UKE LO SEA!"

Sea hanya bisa terdiam kaget.

Hagian, cowok bermasalah yang selalu berdebat dan tak jarang adu jontos sama Seara, menyatakan cinta padanya?

Jadi Gian ini belok? Bukannya dia normal? Seara sering melihat Gian ciuman sama siswi-siswi di sekolah ini.

"Tapi gue normal, Gian." ujar Seara tenang.

Hal itu membuat Gian menangis, dia berjongkok dan memeluk kakinya erat.

"HUAAAAA MAMIIII..hiks..ANAKMU BELOK TAPI YANG BUAT BELOK JUSTRU NORMAL! Hiks..huhuuu maafin Gian Mamii huhuuu.."

Seara menahan tawanya, dia mengelus rambut Gian lembut.

"Gue normal karena gue cewek, Gian. Gue bukan laki-laki."

Deg!

Gian berhenti menangis, dia mendongak menatap wajah cantik nan tampan milik Sea.

"Lo..nyamar jadi cowok?"

"Heem, gue cewek dominan."

Tangisan Gian kembali terdengar.

"Hiks..huaaaa mamiii anakmu gajadi belok huhuuu hiks..huaaaaaaa."

Lucu banget sih, padahal awal mereka bertemu 2 bulan lalu, Gian menghajarnya habis-habisan sampai bonyok.

Tapi ini, dia menangis seperti anak kecil.

Sejenak Seara menyeringai lebar, dia punya rencana baru, rencana yang akan membuat semuanya berubah.

💫Bersambung💫

SWITCH [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang