Ini kalau hari ini target cepat penuh bisa tamat nih, ya tergantung juga sih.
200 vote dan 70 komen ya.
Seara—Hagian
Bulan pertama sejak mereka putus, Seara pergi ke Psikiater karena mentalnya mulai tak stabil, setiap malam dia akan bermimpi buruk dan cemas berlebihan.
Mimpi buruknya tetap sama, yaitu mimpi dimana Hagian bunuh diri dengan berbagai cara, dan semua itu karena Seara.
Lalu bulan kedua sejak mereka putus, Seara mulai mengonsumsi obat tidur dan obat penenang, hidupnya tak pernah tenang sejak mereka putus.
Karena ini adalah kata putus pertama yang keluar sejak 4 tahun mereka pacaran, dan Sea maupun Hagian sama-sama masih saling mencintai.
Malam ini Dean muncul, dia cemas karena seharian ini Sea tak keluar kamar dan hanya menangis disana, baru kali ini Dean mendengar Sea menangis.
Karena dulu saja dia tak pernah menangis, baru malam ini Dean cemas.
"Sea, ini aku Dean. Keluar Sea jangan nyakitin diri kamu sendiri."
Sea menyeka air matanya pelan, dia menunduk menatap foto polaroidnya bersama Hagian di anniversary mereka ke 3 tahun.
Tetesan air mata kembali turun, dia merindukan Hagian, dia ingin memperbaiki hubungan mereka sungguh.
Drrtt.
Sea mendongak, ponselnya kembali mendapat panggilan masuk dari Hagian, sejak 2 bulan sudah ada 1200 panggilan yang terus Hagian berikan padanya.
Dan panggilan ke 1201 malam ini, adalah panggilan pertama yang Seara angkat.
"Halo..." bisik Sea dengan suaranya yang serak lirih, bagian bawah matanya merah dan sembab.
Hagian diujung sana mulai menangis lagi, akhirnya setelah sekian lama Seara mau menerima panggilannya.
"Sea..hiks..Gian salah..Gian salah..maaf...Gian mau Sea balik..Gian gak mau kehilangan Sea lagi..maafin Gian..hiks..maaf..huhuuuu.."
Senyuman tipis Sea berikan, dia rindu suara Hagian dan akhirnya bisa mendengar suara laki-laki ini lagi.
Perlahan Sea bersandar dikepala ranjang, lalu bergumam lirih.
"Besok aku kembali, mari bicarakan masalah ini."
"Iya..hiks..Sea harus kembali..Gian gak mau kita pisah kaya gini..Gian minta maaf.."
"Hm, tidurlah. Ini sudah larut."
"Masih kangen.."
"Tidur atau aku tak akan kesana besok."
"Ah jangan..hiks..oke Gian tidur..."
Sea berharap keputusannya ini benar, karena dia tak mau egois lagi, dia butuh Hagian dan Hagian pun membutuhkannya.
Mereka masih saling membutuhkan.
.....
Perjalanan panjang dari Melbourne ke Jakarta selesai, Sea mendapat pesan kalau Hagian ada di Taman bermain tempat biasa mereka berkencan.
Senyum Sea berikan saat melihat Hagian duduk di kursi dekat stand permen kapas, dengan hodie merah muda dan celana panjang berwarna hitam.
Rambutnya sudah seleher, sementara rambut Sea sudah agak panjang tapi Sea mengubah style rambutnya menjadi model Wolfcut pendek.
Terlihat sangat dominan sekali.
"Hagian."
Bahu Hagian menegang, dia mendongak dan tangisannya pecah seketika, cepat Hagian bangkit dan memeluk Seara erat.
Menangis dibahu gadis itu.
"Maaf hiks..maaf Sea maaf..huhuuuu maaf..aku gak mau putus..aku gak mau hiks..huaaaa mau balikaaaaan!"
Sea terkekeh pelan, dia menepuk bahu Hagian lembut dan tenang, berusaha menenangkan cowok manis ini.
"Udah-udah, mending kita makan dulu."
"Itu..ada seblak Mbak Rin. Makan disana aja."
"Okey."
Sea melepas pelukan Hagian lalu menggenggam tangannya erat, menariknya lembut kearah cabang Seblak Mbak Rin kesukaan mereka.
Setelah memesan, keduanya mencari tempat duduk dan mulai berbincang lagi.
"Aku juga salah, maafkan aku karena terlalu overcare pada orang..aku tidak tau kalau kamu gak suka hal itu." ujar Sea lirih, air mata mulai menumpuk dipelupuk matanya.
Hagian sudah duluan nangis.
"Maaf..aku egois Sea..aku yang egois...hiks..maafin aku karena terlalu egois.."
Sea menyeka air mata Hagian lalu mengecup pipinya lembut, dia merindukan Hagian, sangat amat merindukan laki-laki ini.
"Kita sama-sama salah, sudah jangan menangis lagi."
Hagian masih sesenggukan, Sea jadi gemas dibuatnya.
Mereka sudah baikan tapi gak balikan, karena sepertinya mereka akan langsung merencanakan pernikahan saja.
Sampai Hagian mendengar suara yang familiar didekatnya, dia mengedarkan pandangan dan melihat sepupunya ada didepan bersama Pria yang dia tau bernama Lehan.
"Loh, Ata lo udah baikan?" Hagian tampak berseri-seri walau bawah matanya sembab.
"Ya lumayan, kalian udah lama?"
"Baru aja kok,"
Atalia duduk dikursi sebelah meja milik Seara dan Hagian, Lehan sendiri lagi mesan seblak disana.
"Kalian udah baikan?" tanya Atalia, dia tau masalah Sea dan Hagian, dia dengar dari Zayan.
Hagian mendengus pelan, dia mengelus pipi Sea dengan lembut lalu mengecup bibir Sea.
"Udah, Sea balik karena dia sayang gue." cetus Hagian bangga.
Sea hanya merotasi matanya dengan malas, terserah apa kata Hagian aja dah, daripada nangis lagi.
"Masa iya.." gumam Sea mengejek.
Hagian langsung menatap Sea dengan mata yang berkaca-kaca, bibirnya bergetar pelan.
"Kamu..hiks..masih marah sama aku.." lirihnya pilu.
Sea lupa kalau Hagian ini moodyan, baperan, hatinya selembut sutra, perasaanya serapuh tahu, begitu sulit menghadapi sifat Hagian ini.
"Enggak, ulu-ulu bayi aku."
Hagian merentangkan tangannya dan langsung memeluk Sea, manjanya kumat disaat yang tak tepat.
Tapi tak apa deh, yang penting sekarang Seara sudah kembali bersamanya dan menjadi miliknya.
Hagian amat bahagia~
💫Bersambung💫
1 part lagi end, lalu expart 3 chapter barulah selesai.
Mau happy atau sad nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
SWITCH [End]
Novela JuvenilSeara harus menyamar menjadi laki-laki guna mencari tau tentang kasus saudara kembarnya yang begitu tidak adil. Dengan bermodal tampang yang bisa dikatakan tampan serta Seara adalah seorang gadis dominan, dia masuk ke SMA Latraksa yang didominasi de...