💫SeGian-26💫

18.3K 2K 52
                                    

Mau baca awal kutukan dameswara? Baca Story Of Dameswara, itu cerita Zivlan dan Aera dan awal kutukan terjadi mueheheh.

200 vote dan 70 komen yaa.

Seara————Hagian

4 bulan terlewat, Seara sudah membaik dan kembali ke sekolah, begitu juga dengan Xean.

Xean menghela napas panjang, mereka berangkat berdua dari rumah baru yang Kakek dan Nenek berikan, rumah yang diberi agar Xean dan Sea bisa tinggal berdua tanpa gangguan orang tuanya.

"Sea..aku gugup." tentu saja gugup, dia harus mengulang lagi di kelas 10 sementara Sea di kelas 11, pasti dia merasa malu dam gugup.

Sea menangkup wajah Xean dan mengecup lembut pipinya, Sea sangat bahagia karena mulai sekarang Xean bisa hidup normal lagi.

Dia memeluk tubuh montok Xean dan menduselkan pipinya ke pipi Xean.

"Ada gue kok, tenang aja." ujar Sea lembut.

Sea tetap pakai seragam siswa, karena rok siswi terlalu pendek untuknya dan kelihatan gak cocok, walau rambut Sea udah panjang seleher sih.

"Nanti istirahat jemput aku ya."

"Iya sayang, tenang aja."

Xean mengangguk, dia menggenggam gantungan kunci bergambar kucing putih, itu berguna mengurangi kegugupan serta anxiety yang dia punya.

"Ayo naik."

Sea membantu Xean naik ke motor sport yang menjadi hadiah dari Nenek Moly, sebagai transportasi mereka kemana-mana.

Setelah memastikan Xean duduk dengan aman, barulah Sea naik ke motornya lalu berangkat ke sekolah.

Sea juga dapat kabar, kalau Hagian sempat dirawat di RSJR selama 3 bulan dan pemulihan selama 1 bulan di rumah, dan hari ini juga Hagian akan kembali ke sekolah.

Sea merasa bersalah sekaligus puas, dan sekarang dia sudah tak marah atau benci sama Hagian lagi, lagipula Hagian sudah mendapat hukumannya.

.....

"P-papi..Gian takut..nanti Gian diejek..Gian gak mau.."

4 bulan menjadi masa terburuk dihidup Hagian, menjadi pasien RSJR, mendapat label mantan ODGJ, dan sekarang sifatnya juga ikut berubah.

Penakut, insecure, semakin cengeng dan sering histeris karena pikirannya sendiri, merasa orang-orang membencinya dan mencemohnya.

Trauma dan tekanan batin membuat Hagian seperti takut pada dunia luar, dia takut, tapi dia merindukan Sea..dia mau bertemu Sea.

Jovan mengelus rambut Gian pelan, lalu membujuk putranya lagi.

"Gak papa, gak akan ada yang ejek Gian lagi."

"Bener? Gian..takut.."

"Bener, kan sekarang ada Ramja, Jaka sama Verlu, jadi mereka bakal temenin Gian."

Hagian menggigit bibir bawahnya dengan gelisah, lalu mengangguk pelan. Setelah beberapa saat berdoa di dalam hati barulah Gian keluar dari mobil.

"Eh, Gian udah sehat, selamat pagi Gian."

"Ya ampun Gian, akhirnya lo sekolah lagi, gak papa kok, gausah takut gitu."

"GIAN JANGAN LUPA TANDING BASKET SEPULANG SEKOLAH!"

"Gian semangat ya, sekarang gak bakal ditekan sama si lonte Hanif lagi."

"Hagian, selamat pagi."

Hagian menegang seketika, dia mendongak dengan raut muka yang sendu dan berkaca-kaca, tangannya bergetar pelan melihat siapa yang menyapanya tadi.

Bibirnya bergetar pelan, semakin dekat Sea berjalan kearahnya, semakin cepat juga detak jantung Hagian.

Sea berdiri didepan Hagian, dengan Xean yang menunduk disebelah Seara, senyum manis Sea berikan.

"Lo udah sehat?" tanya Sea pelan.

Hagian tak menjawab, dia justru menangis dan memeluk Sea kuat, Sea tak masalah karena dia tau Hagian sudah mengalami hal yang buruk.

Selama 4 bulan ini Sea berpikir, Hagian tak sepenuhnya salah, dia berada dalam tekanan karena Hanif mengancam bahwa video dimana Hagian diperkosa akan disebar kalau Hagian tak membawa Xean.

Walau Sea tak membenarkan perlakuannya, tapi Hagian juga manusia biasa dan semua sudah terjadi.

Lagipula pelakunya sudah mendapat hukuman yang setimpal, jadi Sea hanya mau menjalani hidup bahagia bersama Xean dan teman-temannya.

"Hiks..maafin Gian..Gian salah maaf huaaaaa..hiks..jangan benci Gian lagi...Gian gak mau dibenci Sea gak mauu..hiks..huhuuuu jangan benci Gian huaaaaaaa."

Sea mengangguk dan membalas pelukan Hagian, menenangkannya agar tangisannya berhenti.

Mereka ditonton banyak murid, semua tau segila apa Hagian saat Sea membencinya, semua tau itu.

"Kok gue nangis sih." lirih Jaka seraya menyeka air matanya menggunakan dasi sekolah.

Mereka ber 3 selalu mengunjungi Hagian setiap hari di RSJR, melihat perkembangan Hagian dan menghiburnya.

Sekarang mereka bahagia kalau Hagian juga bahagia seperti itu.

"Hiks..gue sedih huhuuu Ramjaaa hueeeeee."

"Ramjaa hueeeeeee."

Verli dan Jaka memeluk Ramja erat, menangis dipundak Ramja sementara Ramja menahan tangisnya.

Perjuangan mereka untuk senantiasa menyemangati Hagian berhasil dan syukurlah Hagian sudah kembali sehat.

"Hiks..gue juga sedih huaaaaa." Ramja membalas pelukan keduanya dan mereka menangis berjamaah.

Ditengah keharuan itu, ada sepasang mata yang menatap mereka dengan tatapan penuh amarah.

"Sial.." desisnya geram sebelum pergi.

Seharusnya gak kaya gini, seharusnya Sea benci sama Hagian bukan seperti ini!

Sepertinya dia harus memutar otak dengan rencana baru.

💫Bersambung💫

SWITCH [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang