💫SeGian-29💫

17.9K 2K 139
                                    

Ayo vote kalau kalian gak bisa komen yaaaaa, vote aja minimal.

200 vote dan 70 komen ya.

Seara-Hagian

Hagian berlutut didepan Sea, menunduk dengan bahu yang bergetar pelan, setelah Gian tadi mandi pakai air dingin dan efek minuman itu hilang, dia ngamuk pengen ketemu sama Sea.

Dan jam 7 malam Sea datang ke rumah Hagian dan menemui anak itu lagi.

"Maaf..hiks..Gian salah huhuuu.."

Sea menghela napas panjang, dia duduk disofa kamar Hagian karena orang tua Hagian menyuruh Sea untuk masuk saja ke kamar Hagian.

"Sini, duduk dipaha gue." titah Sea tak mau dibantah.

Hagian nurut, dia berdiri dan merapikan celana tidur bergambar larva merahnya lalu berjalan pelan kearah Sea.

Dia memilin ujung piyamanya sebelum duduk dipaha Sea, pelan dia duduk lalu memegang kedua bahu Sea.

Wajahnya lucu, penuh air mata dengan dua sudut bibir yang turun kebawah, alisnya luyu.

Poni menutupi dahi Hagian, rambutnya juga masih agak lembab.

"Lain kali, jangan terima barang dari orang, lo kalau di permen di jalan bakal diterima?"

"K-kalau permen itu dari Sea..hiks..bakal Gian terima."

"Diculik lo yang ada."

"Hiks..maaf.."

"Huh, sini peluk."

Hagian mengangguk dan memeluk leher Sea erat, melingkarkan kakinya dipinggang Sea dan menggumam pelan.

Pelukan Sea sangat hangat, nyaman dan aman, Hagian tak mau pelukan ini hilang walau Hagian yakin kalau suatu saat pelukan ini bisa hilang.

Sea mengelus punggung Hagian dan menepuk pantatnya, menumpukan dagunya dibahu Hagian.

"Lusa kayanya ada drama di kelas gue."

"Drama apa?"

"Drama snow white, gue disuruh jadi pangeran nya."

Hagian mengernyit pelan, dia melepas pelukan lalu menarik diri, menatap Sea dengan dahi mengernyit pelan.

"Terus yang jadi Snow white nya siapa?"

"Gak tau, belum dipilih."

"Aku aja, aku yang jadi snow whitenya!"

"Lo cowok."

"AHH GAK MAU TAU! AKU YANG JADI PUTRINYA GAK MAU TAU!"

Sea gemas, dia selalu senang kalau Hagian merengek dan memaksakan kehendak seperti ini, merengek seperti bayi mungil yang lemah dan manja.

Rasanya Sea mau mengurung Hagian dalam kamar agar bisa menatapnya terus setiap hari.

"Nanti lo bilang sama Wali kelas gue."

"Oke!"

Hagian kembali memeluk Sea dan menumpukan wajahnya dibahu Sea, sampai beberapa saat dia sudah tertidur lelap.

Disisi lain, Dean berada tak jauh dari depan rumah Handiz, rumah yang ramai dengan wanita dan pria beruang banyak.

"Oh, rumahnya itu rumah bordil ya, gak heran sih kenapa dia bisa punya obat perangsang gitu." gumam Dean seraya memotret Handiz yang asik berciuman dengan seorang wanita.

Kekehan pelan Dean berikan, akan Dean singkirkan semua orang bodoh yang ada disekitar Sea dan Xean.

Tidak boleh ada hama atau sesuatu yang negatife bersama atau didekat mereka berdua, anggap saja Dean ini abang Sea maupun Xean.

Dia hanya mau yang terbaik untuk keduanya.

Setelah ini Dean akan mencari aib Envy lalu memberikan pada Sea, orang-orang licik ini pantas dihempas jauh.

Setelah mendapat beberapa foto dan video panas Handiz bersama tamu nya, Dean menaikan tudung hodie lalu berjalan menjauh.

Dia sengaja pergi malam ini sebab Sea tak di rumah, Sea bersama Hagian saat ini.

"Ah untuk Hagian, cowok itu penurut, patuh, bulol, dan pastinya kriteria yang cocok untuk Sea. Dia juga korban Hanif dan punya trauma jadi tak apalah dia bersama Sea."

Dean menatap langit malam yang dipenuhi bintang-bintang berkilap.

"The same song..on repeat~" gumam Dean seraya memejamkan matanya.

Dia hanyalah kepribadian ganda seseorang, tapi dia tak mau Xean ataupun Sea terluka lagi.

Hidup mereka sudah cukup rumit karena orang tua sialan mereka.

Dean akan melindungi mereka, itu adalah janji Dean sebelum dia menghilang dari tubuh Xean suatu hari nanti.

💫Bersambung💫

SWITCH [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang