💫SeGian-33💫

16.6K 1.7K 113
                                    

Up lagi karena komen dah jebol dan vote udah diatas 100.

Ayo vote kalau gak bisa komen.

200 vote dan 70 komen.

Seara—Hagian

Hubungan Hagian dan Sea langgeng sejak hari itu, kini mereka sudah 4 tahun pacaran dan akan lulus Kuliah tahun depan.

Hagian satu kampus sama Sea, ya pastilah kan dia bulol gak nanggung, kemana-mana harus sama Sea terus.

Mereka kuliah di Jakarta, seharusnya Sea pergi kuliah di Amsterdam tapi Hagian mengamuk dan memohon agar Sea tidak kuliah di negeri.

Karena Hagian gak bisa naik pesawat, dia phobia ketinggian.

Usia Hagian 22 tahun karena lahir bulan Januari sementara Sea masih 21 tahun, rencana nya 2 tahun lagi mereka mau nikah tapi gak tau lah ya bisa apa enggak.

Hagian masuk Jurusan Arsitek sementara Sea jurusan Manajemen Bisnis, Sea tetap mempertahankan rambut pendeknya.

Sementara rambut Hagian sudah sepundak.

Xean sendiri baru semester 4, masih 2 tahun lagi baru Xean bisa lulus S1, Xean Jurusan Psikolog, dan Dean masih ada, dia senantiasa menemai Xean dan menjadi pelindungnya.

Dulu saat kelulusan SMA, Dean pernah izin ingin menghilang dari tubuh Xean tapi Xean tak mengizinkannya.

Dean harus selalu bersama Xean karena adanya Dean membuat Xean seolah punya seorang abang.

Kalau Debar mah, kan gak terlalu dekat sama Xean.

Envy dan Handiz, ya mereka masih di RSJR lah.

Hari ini Hagian mau ketemuan sama Sea, Hagian hari ini gak masuk Kuliah karena gak ada kelas, jadi dia mau jemput Sea dulu.

Hagian sudah bekerja di Perusahaan Properti sekaligus Arsitektur milik Kaila, kakaknya.

"Sayang kamu udah selesai kelas?" tanya Hagian, dia teleponan tapi terhubung di airpod ditelinga Hagian.

Rambut sepundaknya diikat tengah, wajah manisnya semakin membuat Sea jatuh hati terus menerus.

"Udah kok, kamu udah selesai kerja?"

"Udah sayang ku, kangen banget sama kamu ya ampun, pengen cium."

"Binal banget kamu, aku juga pengen loh remet pantat bulat kamu, kangen."

Hagian terkikik pelan, pipinya merona tipis dengan tatapan mata yang sayu, dia benar-benar jatuh hati pada Sea.

Hanya saja kekurangan Sea cuma satu, dia terlalu ramah pada orang dan terlalu perhatian, terkadang mereka bertengkar karena hal yang sama.

Yaitu karena Sea yang terlalu perduli sama orang, padahal Hagian gak suka, dia cuma mau Sea perduli sama Hagian aja.

"Sayang, aku kayanya mau pake kacamata deh."

"Loh kenapa? Padahal aku suka banget sama mata kamu kalau polos gitu aja, lucu kaya kelinci hehehe."

Hagian kembali tertawa, dia masuk ke dalam mobilnya dan hendak menyalakan mobil, namun naas tiba-tiba terjadi sesuatu.

TIIIIIIN!

BRAK!

BRAK!

BRAK!

BRAK!

Sea diujung sana membatu mendengar suara itu, apalagi saat mendengar teriakan kesakitan Hagian.

"Gian!? Kamu gak papa!?"

Tak ada sahutan, sambungan terputus.

......

Sea menahan napas saat melihat keadaan Hagian, dia hampir menangis jika saja tak menyadari ada orang tua Hagian.

"Om..Tante.."

Jovan dan Bianca menoleh ke sumber suara, mereka tersenyum dan meminta Sea untuk masuk.

"Hagian gak papa, cuma pecahan kaca kena ke matanya jadi..kemungkinan dia bakal buta." jelas Bianca pelan.

Sea menggenggam tangan Hagian dan menciumnya, siapa orang gila yang berani melukai kekasihnya.

"Pelakunya udah ketangkap tante?"

"Belum, tapi Tante bakal cari dia sampai ketemu. Kamu tungguin Hagian dulu ya."

Sea mengangguk, dia menghela napas panjang dan berusaha untuk tidak menangis.

"Maaf..harusnya aku gak minta kamu buat jemput aku.." lirih Sea pilu.

Kedua mata Hagian diperban, ada bekas jahitan dipipi dan dagunya.

Sea menggigit bibirnya pelan, mengecup punggung tangan Hagian lagi dan mengelusnya, dia takut kehilangan Hagian.

Sea baru teringat kalau Hagian adalah Dameswara, dan Dameswara terkenal akan kutukan dikeluarga mereka.

Sea tak mau meninggalkan Hagian tapi dia juga tak mau ditinggalkan Hagian.

Semoga tak ada masalah kedepannya, untuk sekarang Sea akan mencari pendonor mata untuk Hagian.

Hagian pasti akan mengamuk saat bangun nanti, yakinlah.

💫Bersambung💫

Time skip karena tidak suka alur lambat.

SWITCH [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang