💫SeAgian-22💫

19.5K 2.2K 120
                                    

Aku lagi nonton Contorted tadi makanya gak up hehehe, horor korea di bioskop.

200 vote dan 70 komen kuy.

Seara————Hagian

PLAK!

Xean menjerit pelan saat melihat Sea ditampar lalu ditendang sedemikian rupa, Xean hendak mendekati Sea namun tubuhnya ditahan sang Mommy.

"KAU BERLAGAK MENJADI PAHLAWAN HAH!? GARA-GARA ULAHMU KERJA SAMA KAMI JADI BERANTAKAN! KAU GAK TAU SEBERAPA BANYAK KERUGIAN YANG AKU ALAMI! ANAK SIALAN GAK BERGUNA!"

Sea tak menangis, dia menerima dengan lapang dada pukulan dan cambukan yang Daddy nya mereka.

"Kau sok hebat, hanya untuk kembaran gila mu itu, kau berlagak jadi pahlawan hah!?"

Sea terkekeh pelan "Daripada kalian, orang tua yang sangaaaat pengecut, lebih memilih kerja sama dibanding anak yang jadi korban pelecehan—"

PLAK!

BUGH!

CTAS!

"KAU GAK TAU APAPUN!"

Sea tertawa keras setiap kali dia ditampar dan dicambuk, rasanya ini tak menyakitkan, dia lebih bahagia karena pelaku yang sudah membully Xean kini telah mendapat hukumannya.

Tidak ada hal lain lagi yang Sea inginkan, selain kebahagiaan Xean dikemudian hari.

"LEPASIN! SEA GAK SALAH SEA GAK SALAH! Hiks..huhuu..Sea maafin Xean..gara-gara Xean..hiks..Sea harus dupukul..huhuuuu."

Sea tak menjawab, dia terus tertawa sampai dia tak merasakan kakinya lagi, sudah mati rasa dan kebas.

Setelah hampir 30 menit Seara dihukum, kedua orang tuanya pergi dan meninggalkan Sea bersama Xean di gudang rumah.

Xean memeluk Sea erat dan menangis histeris, Debar tak ada di rumah jadi tak ada yang bisa membela mereka.

"Huhuuu maaf Xean gak berguna..hiks..maaf..maaf huhuu maaf.."

Sea terkekeh pelan, dia menyeka air mata Xean lalu berbisik lirih, tenaganya habis "Telepon..kakek.."

"K-kakek..bentar..hiks.."

Xean segera beranjak keluar dari gudang, dia hendak mencari ponsel di kamar Sea, Sea yang ditinggal di gudang hanya memejamkan matanya dan berusaha bernapas dengan tenang.

Sekujur tubuhnya mati rasa, benar-benar sakit dan Sea tak bisa berpikir karena kegelapan mulai menyergapnya.

Sea pingsan.

Brugh!

.....

Bianca menghela napas kasar begitu melihat Hagian keluar dari penjara, Jovan sudah memeluk Hagian dan menangis tak karuan.

Bianca tak menyalahkan Sea karena dia tau putranya juga bersalah, jadi Bianca tak akan berbuat apapun selain memantau Hagian.

"Nak..hiks..kamu laper? Makan yuk..hiks..kamu gak bakal kesana lagi..jangan takut ya.."

Hagian tak bersuara, tatapan matanya kosong ditambah wajahnya yang pucat pasi, dia masih teringat perkataan bahwa Sea membencinya.

Tubuh Hagian bergetar dipelukan Papi Jovan "Hiks..huhuuaaaaaaaa Papiiiiii..hiks..SEA BENCI SAMA GIAN! Hiks..GIAN MAU SEA PAPI MAU SEAAAAA! Hiks..HUAAAAAA MAMIIIIIIII!"

Jovan bukannya menenangkan Hagian, dia justru menangis semakin keras dan mengeratkan pelukannya.

Bianca tak bisa berbuat apapun selain menghela napas kasar, Hagian harus dihukum di rumah sampai mentalnya membaik, jika semakin buruk, Bianca harus membawanya ke RSJR.

"Dameswara..siapa yang membuat kutukan sialan ini." bisik Bianca lelah.

Hagian sudah mulai mendapatkan kutukanya, belum lagi nanti Kaila dan Zevian, pasti mereka akan mendapatkan kutukan sialan itu.

Menyedihkan, Bianca merasa bersalah karena harus membuat mereka lahir di keluarga Dameswara.

Harta melimpah namun kehidupan percintaan yang menyeramkan, entah siapa yang sudah mengutuk Dameswara pertama sampai harus mengimbas pada keturunan yang lain.

Semoga saja, suatu saat kutukan ini akan hilang tanpa harus ada yang menjadi gila.

Gak tau kapan, tapi semoga saja bisa.

💫Bersambung💫

SWITCH [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang