Lama banget penuh komennya, 2 hari komen stuck di 34 terus ckck.
Mana vote juga jimplang, parah sih disini, minimal votelah ya kalau pada gak mau komen.
200 vote dan 70 komen.
Seara-Hagian
Hagian menjadi lebih pendiam dan tenang selama di kelas, dia tak lagi membuat keributan dan menjadi murid teladan.
Hanya saat ada Seara saja Hagian bersuara dan tersenyum, selebihnya dia diam dengan tatapan mata datar.
"Gian, mau makan apa?" Hagian yang tadinya sibuk memainkan rubik sontak mendongak, mereka ada di kantin bersama Ramja, Jaka, Verli, Xean dan Envy.
"Aku..nasi pakai ayam sambal matah aja, minumnya es lemon ya." ujarnya pelan.
"Oke, yang lain?"
Selagi Sea mencatat apa yang mau teman-temannya makan, pandangan Hagian tak pernah lepas dari wajah Sea, debaran jantung Gian tak pernah tenang selagi bersama Sea.
Entahlah, rasanya dia semakin jatuh hati pada Sea, perasaannya seolah sudah terpaku pada gadis itu.
Setelah selesai mencatat pesanan, Sea beranjak menuju kedai-kedai makanan dibantu Xean yang selalu ngintil kemana pun Sea pergi.
"Gue ke kamar mandi dulu ya." izin Envy.
"Yo, silahkan."
Sesaat setelah Envy juga pergi dari kantin, suasana meja mereka langsung berisik.
"Envy sus banget anjir." ujar Jaka.
"Bener, gue juga ngerasa dia aneh banget, kaya ngerencanain sesuatu gak sih?"
"Iya kayanya, dia punya rencana buat lo Gi."
"Kok gue?"
Verli mengangguk cepat "Envy benci sama lo Gian, semua juga bisa ngeliat tatapan benci dia ke lo itu jelas banget, mending lo hati-hati aja kalau lagi berdua sama Envy."
Hagian tak pernah tau kalau Envy itu benci padanya, atau mungkin karena memang Hagian ini terlalu fokus pada Sea jadi gak sadar pada sekitarnya?
Entahlah, Hagian tak mau terlalu memikirkan itu, yang penting bagi Hagian itu adalah keberadaan Sea didekatnya.
Selagi ada Sea, maka Hagian tak perduli pada orang lain, hanya Sea, Sea dan cuma Sea.
.....
"Gue benci banget sama Gian, kapan kita bisa nyingkirin dia?"
"Belum bisa dalam waktu dekat, soalnya Sea masih sering disekitar Hagian."
"Ya pokoknya dia harus mati, udah gila juga ngapain sok mau dapetin Sea, enak aja."
Kedua orang itu tak menyadari jika percakapan mereka direkam seseorang, dan terus berbicara tanpa filter sedikitpun.
"Gimana kalau Hagian kita jebak? Biar dia dilecehin lagi, tapi posisinya Hagian kita kasih obat perangsang jadi biar kaya dia gak dilecehin tapi nyerahin diri gitu, biar Sea benci sama Gian."
"Ide lo bagus juga tuh."
Setelah beberapa saat, seseorang yang merekam tadi pergi dari sana tanpa suara sedikipun, dia sudah punya senjata ampuh untuk membuat Sea membenci mereka.
Akan lebih bagus kalau saingannya berkurang, Sea harus membenci mereka agar hanya dirinya saja yang pantas bersanding dengan Sea.
"Dasar orang bodoh, terlalu cepat seribu tahun kalau mau buat rencana kaya gitu." bisiknya sinis.
Mereka itu tak pakai rancangan yang baik, asal membuat rencana tanpa memikirkan tingkat resiko dari kegagalan rencana mereka.
Apa dampak kalau mereka gagal, itu semua tak dipikirkan sedikipun.
"Xean, lo darimana? Dari tadi gue tungguin."
Senyum diwajah Xean mengembang sempurna, dia menyimpan ponselnya ke saku celana lalu memeluk Sea erat.
"Tadi Xean ke kamar mandi, kebelet hehehe."
"Oh gitu, ya udah ayo makan siang. Lo gak boleh telat makan."
"Iya Sea~"
Itu Dean, dialah yang merekam percakapan tadi tapi dia bersikap seolah dia adalah Xean.
Tak apa, Sea tak akan bisa mengenalinya jadi biarkan Dean berlaku mesra pada Sea selagi Xean istirahat.
💫Bersambung💫

KAMU SEDANG MEMBACA
SWITCH [End]
Teen FictionSeara harus menyamar menjadi laki-laki guna mencari tau tentang kasus saudara kembarnya yang begitu tidak adil. Dengan bermodal tampang yang bisa dikatakan tampan serta Seara adalah seorang gadis dominan, dia masuk ke SMA Latraksa yang didominasi de...