Bab 28

20.4K 1.2K 65
                                    

"Nad?"

"Sejak kapan?" ucap Nadia dengan nada yang dingin hingga membuat kulit Rere merinding. Rere mengalihkan pandangannya ke arah lain sambil mengusap-usap lengannya sendiri.

"Baru beberapa hari yang lalu sih, tapi gue sudah dekat sama Jose sejak sebelum gue jadian sama Rio, cuman waktu itu gue masih denial aja sama perasaan gue sendiri."

Alis Nadia mengkerut semakin dalam setelah mendengar pengakuan Rere. Rere mencoba meraih tangannya tetapi Nadia langsung menepisnya.

"Lo jahat, Re!" ketusnya. Rere tercengang dengan ucapan yang keluar dari mulut Nadia.

"N-Nad, dengerin gue dulu, gue nggak maksud ngerebut Jose dari lo... Gue cuman-"

"Lo anjing kalau kata gue. Lo sudah dekat sama dia jauh sebelum lo dekat sama Rio, dan lo baru ngomong sekarang? Memangnya gue ini apa? Sahabat lo apa kecoa?!"

Mulut Rere ternganga ketika Nadia memelototinya dengan sangat mengerikan. Rere mencoba untuk mencerna ucapannya barusan. Rere mengangkat kedua tangannya.

"Tunggu, lo marah karena gue pacaran sama cowok yang lo suka atau lo marah karena gue baru ngomong sekarang?" ulang Rere sambil berkedip-kedip bingung. Nadia sekarang ingin menonjok wajah linglung tanpa dosa itu saking kesalnya.

"Gue marah karena lo nggak nganggep gue sahabat selama ini, Re! Kalau gue tahu lo dari awal sudah dekat sama Jose, gue bakal support lo sama dia daripada lo harus terjebak sama buaya buntung kayak Rio! And, hell, gue bukan sahabat brengsek yang bakal ngerengek nangis-nangis, mohon-mohon sama sahabat gue buat jauhin cowok yang gue suka karena cowok itu suka sama sahabat gue. Gue bakal support lo banget. Gue juga sudah nebak kalau Jose kayaknya suka sama lo, makanya gue ngejauh dari dia. Jose should treat you better sebelum kepalanya bolong sama peluru."

Rere bergedik ngeri. Di saat yang bersamaan ia merasa terharu. Ia langsung menghambur pelukannya pada Nadia.

"Kok lo yang nangis sih, nyet." Nadia merangkul gadis itu ke dalam pelukannya dan mengusap punggung Rere yang bergetar karena tangisannya yang tumpah.

"Maaf, Nad, lo ternyata baik banget sama gue, sementara gue malah mikir macam-macam sama lo. Gue sayang banget sama lo, Nad."

Nadia melirik kiri dan kanan, orang-orang mulai memperhatikan mereka dengan tatapan maklum. Bahkan sepasang cowok gay di sudut lounge menatap haru ke arah mereka. Nadia tahu maksudnya itu dan ia langsung menepuk-nepuk Rere.

"Sudah, sudah, kita dikira lesbi."

Rere malah tertawa di sela-sela tangisnya. Rere pun menjauhkan diri. "Emang kenapa kalau lesbi?"

"Bukannya homophobic, tapi gue masih suka ko-" Ucapan Nadia terpotong oleh dering ponsel Rere yang berada di atas meja. Nama Jose terpampang di layar. Nadia langsung tersenyum jahil dan menyikut-nyikut lengan Rere.

"Cie, dicariin ayang."

Rere menepis tangan Nadia dan segera mengangkat panggilan tersebut. Saat menempelkannya di telinga, Rere menoleh ke arah pintu masuk lounge kemudian melambaikan tangan. Dari kejauhan Jose tampak menempelkan ponsel di telinga. Cowok itu lalu menjauhkan ponsel dan berjalan ke arah mereka.

Nadia cukup terkejut saat melihat Jose ada di tempat ini. Mungkin sejak tadi Rere sudah memberitahukan keberadaan mereka di sini. Nadia berusaha untuk mengatur ekspresinya senatural mungkin.

"Hai, Nad, apa kabar?" sapa Jose dengan canggung sambil duduk di hadapan mereka.

"Gue? Baik, santai aja kali Jos, nggak usah tegang gitu." Nadia mengibaskan tangannya. Kalimatnya itu sebenarnya lebih ditujukan untuk dirinya sendiri daripada Jose.

Chillin' Buddy [🔞21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang