Bugh!
Tanpa basa-basi Rio menjatuhkan tinju di wajah Jose. Rere refleks menutup mulut. Sedetik kemudian Jose mengangkat tangan dan membalasnya dengan bogem mentah hingga laki-laki jangkung itu tersungkur. Rio bangkit ingin menyerang Jose lagi tetapi Rere mendorongnya menjauh.
"Rio! Apa-apaan kamu?!"
Tubuh Rere melindungi Jose. Hal itu membuat emosi Rio memuncak. Rio menatapnya tajam. "Kamu ngapain sama dia?! Dia pasti alasan kamu pulang cepat-cepat, kan? Selama ini kamu pasti selingkuh sama dia!" bentak Rio. "Aku kurang apa sama kamu? Aku kasih semuanya untuk kamu, kebutuhan kamu, keinginan kamu, tapi ini balasan kamu buat aku?"
Rere memandangnya tidak percaya. Rio mendecak kesal. "Kamu memang cewek nggak tahu diri, Re! Kamu nggak ada bedanya sama cewek murahan, aku sudah salah menilai kamu selama ini!"
Dada Rio naik turun mengatur napas. Udara terasa berat menekan mereka. Jose sudah mengepalkan tangan bersiap melayangkan pukulannya lagi. Namun Rere terus menahannya.
"Sudah selesai? Kalau sudah sekarang giliran aku yang bicara," ucap Rere menarik napas. "Pertama, aku nggak pernah minta semua barang yang kamu kasih itu. Kedua, harusnya aku yang marah sama kamu karena kamu semalaman ini ngacangin aku dan mantan kamu yang paling cantik itu tiba-tiba muncul cuma buat bilang kalau aku nggak pantas buat kamu!"
Suara Rere meninggi di setiap kata. Giliran Rio yang tercengang. Pria itu mendadak gugup. "Kamu bego kalau kamu anggap serius omongan Queena," ujarnya melembut.
"Nggak cuman itu," potong Rere. "Dia juga bilang kalau kamu pacarin aku cuma karena dia nggak mau balikan sama kamu!"
Rio semakin menolak tatapan mata Rere. Dirinya gelagapan mencari-cari jawaban yang pas. Reaksinya itu membenarkan semua yang dikatakan Queena. Semuanya jadi masuk akal sekarang. Ternyata Rio jauh lebih palsu daripada orang-orang yang ada di acara tadi.
"Jawab jujur, semua yang dikatakan Queena itu bener, kan?"
Rio menahan napas sesaat. Kemudian ia menghela napas dengan kasar. "I-iya Queena nggak salah, tapi kamu juga begitu, kan? Kamu selama ini selingkuh sama dia!" Rio berganti menunjuk Jose. Rere menurunkan jari Rio dengan kasar.
"Ini bukan tentang dia, tapi tentang kamu!" Mata Rere melotot tajam. "Lo tega, Yo. Gue pikir lo akhirnya sadar dan ngeliat gue, gue pikir lo serius waktu bilang lo suka sama gue. Kenyataannya gue nggak lebih dari sekedar boneka buat lo!"
"Pergi dari sini sekarang! Dan jangan pernah muncul di hadapan gue lagi!" Rere mendorong dadanya sekali lagi. Rio tampak masih tidak terima.
"Re, dengerin penjelasan aku dulu..."
"Pergi atau gue panggilin satpam?" ancam Rere lagi menarik kerah baju Rio. Rio mendengus dan melepas tangan Rere kasar. Jose yang melihat hal itu mendorong pundak Rio menantang.
Rio sudah mengepalkan tangannya lagi. Namun, melihat tatapan tajam Rere ia mengurungkan niatnya. Rio pergi dengan langkah yang angkuh.
Rere tersenyum miris pada dirinya sendiri. Bisa-bisanya ia dibodohi oleh Rio. Ternyata pengalaman percintaan memang penting. Harusnya ia banyak belajar dengan Nadia. Papanya benar, laki-laki itu pada dasarnya brengsek. Hanya kadar kebrengsekannya saja yang beda-beda.
Rere pun menghela napas sambil memijat keningnya. Jose menepuk-nepuk pundaknya. Mereka lalu berpandangan kikuk.
"Maaf, bibir lo jadi luka, sini gue obatin dulu di dalam," ujar Rere menunjuk ujung bibir Jose.
Jose bergeleng. "Kamu istirahat aja sekarang, just call me if you need something."
Rere hanya mengangguk lemah. Jose tampak enggan beranjak dari tempatnya. Rere pun menyentuh tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chillin' Buddy [🔞21+]
Romansa[Completed] Rere takut dirinya menjilat ludah sendiri. Dia bilang pria culun itu jauh dari kata tampan apalagi seksi. Nyatanya dia justru tidak bisa mengalihkan pikirannya dari asisten dosen pembimbing sekaligus tetangganya itu. Jose memang culun...