Ternyata cuman punya satu teman itu nggak enak. Begitu kata batin Nadia yang sudah duduk lama di kafetaria kampus sendirian sejak tadi. Teman cuma ada satu dan sekarang si teman kabur entah kemana. Sementara itu orang-orang di sekitarnya sibuk berbincang satu sama lain.
Nadia juga dulu dikelilingi banyak orang. Teman-teman yang berkata menyukainya karena dia baik dan cantik. Semua berubah ketika ratu negara api, maksudnya Queena, menyerang. Jika bagi orang-orang SMA adalah masa terindah di hidup mereka, bagi Nadia justru sebaliknya.
Sebelum Nadia masuk ke sekolah yang sama dengannya, Queena merupakan gadis tercantik di sana. Semua orang memuja kecantikan dan keterampilannya dalam berbagai bidang. Namun, saat Nadia menginjak kelas 1, sebagian orang mulai berbalik memuji-muji Nadia yang tidak kalah cantiknya. Ditambah Nadia memiliki postur tubuh sempurna yang ia dapat dari hasil latihan basket yang ia tekuni pada masanya.
Orang-orang terus membandingkannya dengan Nadia. Hal itu membuat Queena kesal rupanya sehingga ia menyebarkan berbagai macam rumor yang membuat orang-orang menjauhi Nadia. Orang yang dia anggap teman justru berbalik menyerangnya karena termakan gosip. Tetapi, terima kasih pada Queena, Nadia jadi tahu mana teman yang benar-benar teman dan mana yang tidak.
Sejak saat itu Nadia mengalami krisis kepercayaan kepada orang-orang. Menurutnya tidak pernah ada orang yang benar-benar tulus mendekatinya. Rere mungkin satu-satunya orang yang bisa Nadia percayai. Selain karena kelewat jujur, Rere juga tidak punya niat apapun selain menjadi temannya.
Rere yang ia sayangi kini juga harus mengalami hal yang sama seperti yang ia alami waktu sekolah. Pelaku utamanya masih sama. Kebencian Nadia terhadap cewek satu itu semakin meningkat saja. Ingin sekali ia mencakar wajah Queena.
Sayangnya ia hanya bisa melakukan itu dalam pikirannya sembari menatap wanita jahat itu dari kejauhan saat ini. Nadia tidak ingin ambil resiko melakukannya di dunia nyata. Catatan kriminal melukai calon putri indonesia tidak terlalu bagus untuk ditulis di riwayat hidupnya.
"Kalo lapar makan neng, jangan kayak mau nelan orang gitu," tegur seseorang. Nadia melirik laki-laki tak diundang di sampingnya.
"Aaa!" pekiknya seperti melihat hantu. Jerico refleks menutup telinga. Kemudian laki-laki itu mengaduh kesakitan ketika Nadia memukul lengannya cukup keras.
"Pedes juga ya tangan lo," protesnya menyeringai kecil.
"Siapa suruh kayak jelangkung?!"
Jerico hanya terkikik pelan sembari membuka bungkusan makanan yang dibawanya. Nadia mendeliknya.
"Ngapain lo di sini?"
"Gue denger burger di sini enak," sahut Jerico melahap tangkupan burger di tangannya. Nadia mendengus. Ia yakin itu cuman alasan.
"Gue serius." Nadia menekankan.
"Ini juga serius enak, gue nggak nyangka ternyata ada makanan mahasiswa seenak ini!" ujar Jerico heboh. Nadia mengangkat tangan, menyerah berbicara dengan laki-laki bebal ini. Lagipula yang dimakannya itu menu termahal di sini. Apanya yang makanan mahasiswa?
Jerico kembali berbicara setelah menelan burgernya dengan benar. "Gue ada urusan sama Jose, tapi katanya dia lagi keluar."
Nadia mengeluarkan tisu melihat Jerico berbicara dengan mulut belepotan saus. Ia menyodorkan tisu itu tetapi Jerico malah memasang wajah. Nadia pun meremas tisu itu dan melemparkannya ke wajah Jerico.
"You're rude." Jerico akhirnya menghapus saus dimulutnya dengan mandiri.
"I'm."
"And that's so sexy." Jerico mengerling nakal. Nadia pun buru-buru mengumpulkan barangnya agar bisa segera pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chillin' Buddy [🔞21+]
Romance[Completed] Rere takut dirinya menjilat ludah sendiri. Dia bilang pria culun itu jauh dari kata tampan apalagi seksi. Nyatanya dia justru tidak bisa mengalihkan pikirannya dari asisten dosen pembimbing sekaligus tetangganya itu. Jose memang culun...