"K-kamu punya k-kondom?"
Jose diam-diam menyukai wajah merona malu-malu itu. Kemudian ia bergerak menarik laci meja nakas.
"Tentu ada," katanya menarik sebuah bungkusan. "Terus kenapa kalau aku punya?" Jose mendekatkan wajahnya ke wajah gadis itu. Rere memalingkan wajahnya yang memerah menahan malu.
"Dijawab dong, cantik." Jose mengelus pipi Rere seduktif. Wanita itu mengigit bibirnya sendiri.
"Because i want you...," bisik Rere.
"What do you want from me?" Jose meremas dada Rere membuat pemiliknya melenguh.
"I want you to fuck me." Rere kini menatapnya berani. Jose menyeringai dan menghadiahi perempuan manis itu dengan ciuman lagi. Tangannya bergerak lincah melucuti pakaian Rere hingga tidak ada satupun yang menutupi tubuhnya. Lalu ia kembali mengusap bagian bawah tubuh Rere untuk memberikan pemanasan.
Jose melebarkan kaki Rere sedikit lagi dan mengarahkan miliknya yang sudah siap ke gerbang masuk menuju inti tubuh Rere. Ia sengaja menggesekan miliknya dulu untuk kembali meransang si gadis. Di sela-sela ciuman mereka perlahan Jose memasukan miliknya ke dalam sana.
Rere refleks berteriak. Tubuhnya seperti dirobek dari bawah. Perih dan pedih luar biasa menjalar di sekujur tubuhnya. Jose pun menghentikan gerakannya sejenak.
Rere mencengkram pundaknya kuat. "It's fine," Jose mengusap air matanya dengan lembut. Jose membiarkan Rere terbiasa dengan miliknya dahulu. Setelah itu ia memasukan miliknya dengan satu gerakan hingga masuk sempurna.
Rere mengerang kesakitan. Namun kali ini Jose tidak berhenti. Ia tetap menggerakkan miliknya di dalam lubang basah itu. Sudah lama ia tidak merasakan yang seperti ini. Lubang itu memeluk miliknya dengan sempurna.
Erangan kesakitan Rere perlahan berubah menjadi erang kenikmatan. Rere sadar dirinya tidak lagi waras. Milik Jose menghantam titik lemahnya tanpa ampun. Hingga Rere merasa dirinya melayang ke khayangan.
Suara desahan sepasang manusia itu beradu dengan decitan ranjang juga hantaman antar kulit. Jose mempercepat gerakan pinggulnya, menghentak pusat gairah Rere sampai wanita itu tidak bisa lagi menyebut apapun selain namanya.
"Jose... Josephhh...."
Terdengar indah. Jose makin semangat mengerjainya. Ia bangkit dan mengangkat kedua kaki Rere dan mengaitkannya di pundak. Alhasil miliknya masuk semakin dalam dan semakin leluasa membuat Rere bergelinjang.
Rere meremas dadanya sendiri dengan kacau. Bagian bawah tubuhnya melepas energi panas yang luar biasa. Jika tahu senikmat ini harusnya ia melakukannya sejak dulu. Di saat yg bersamaan ia juga berpikir apakah rasanya akan seluar biasa ini jika dengan orang lain?
Milik Jose mengembang di dalam sana. Kedutannya menyatu dengan dinding rahim Rere. Jose memperlambat kecepatannya sambil mendesis. Tak lama kemudian ia melepaskan puncak keduanya dengan geraman yang dalam.
Keduanya berebut napas dalam ruangan. Rere memandang Jose dengan tatapan memohon. Lawan bisa jadi sudah mandi keringat, tetapi dirinya belum selesai. Dirinya masih belum mencapai akhir.
"Sedikit lagi..." pintanya sambil menyentuh tangan Jose.
Jose menatapnya tidak percaya. Jose pun memangkunya tanpa melepas kontak. Rere mulai menggerakan pinggulnya sendiri naik turun, mencari kenikmatannya sendiri.
"Ahh, Jos!" desahnya memegang pundak Jose. Jose mendesis di telinganya. Tangan Jose berpindah dari pinggul ke dadanya yang bebas. Rere menyukai pijatan Jose pada dadanya. Terutama pada puncaknya yang menegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chillin' Buddy [🔞21+]
Romance[Completed] Rere takut dirinya menjilat ludah sendiri. Dia bilang pria culun itu jauh dari kata tampan apalagi seksi. Nyatanya dia justru tidak bisa mengalihkan pikirannya dari asisten dosen pembimbing sekaligus tetangganya itu. Jose memang culun...