Bab 31

26.3K 1.2K 25
                                    

Satu jam sebelumnya...

Rere sudah terbangun satu jam yang lalu saat ia menyadari Jose tidak ada di sampingnya. Rere diserang rasa panik. Entah mengapa alam bawah sadarnya ketakutan dengan fakta Jose akan meninggalkannya. Bisa jadi karena pikirannya membuat kesimpulan-kesimpulan aneh sejak mereka pergi dari kampus kemarin.

Perubahan raut wajah Jose, sikap gelisahnya mencurigakan, dan caranya berhubungan semalam membuat sel-sel otak Rere membuat beberapa hipotesis. Salah satunya adalah Jose akan memutuskan hubungan dengannya. Pria itu akan menyenangkannya terlebih dahulu kemudian pergi tanpa jejak. Seperti dalam cerita-cerita dalam drama dan novel.

Menemukan dirinya seorang diri di atas kasur membuat Rere sesak napas. Bagaimana kalau apa yang ditakutkannya benar-benar terjadi? Rere dengan gelisah mencari ponselnya dan menelpon nomor Jose. Tahu-tahu terdengar suara dering dari meja nakas. Ponsel Jose. Masih lengkap bersama jam tangan dan gelangnya. Hanya dompetnya saja tidak terlihat. Lalu Rere pun menyadari bahwa semua barang Jose masih ada di kamar ini. Rere pun bernapas lega. Syukurlah itu hanya ketakutannya sendiri.

Rere bermaksud untuk mematikan dering ponsel Jose. Namun ia malah menangkap notifikasi percakapan Jose dan Hansen.

Bang Hans : Lo harus segera bicara sama Rere, kita nggak punya banyak waktu

Langsung muncul rasa penasaran di benak Rere. Bicara apa? Waktu untuk apa? Apakah Jose akan benar-benar meninggalkannya?

Tidak sulit untuk menebak pin ponsel Jose. Angka yang sama dengan pin apartemennya. Rere membuka isi percakapan antara kakak dan adik itu sambil meminta maaf dalam hati karena sudah lancang. Namun ia tidak bisa menahan rasa penasarannya. Rere menggeser layar ponsel ke atas untuk mencari awal topik pembicaraan mereka.

Jose : [Mengirim screenshot surat dari MIT]

Bang Hans : Finally! MIT! Congrats bro!

Jose : yeah...

Bang Hans : Kok lo macam nggak senang?

Jose : Gue mikirin Rere

Bang Hans : Jo, ini impian lo dari kecil. Gue aja nggak bisa sampai tembus di MIT, dan lo bisa. Mama papa pasti bangga banget sama lo. Come on

Jose : Iya gue tahu. Tahu banget malahan. Tapi di saat yang bersamaan gue juga nggak tega buat ninggalin Rere.

Jose : Damn bro, gue nggak pernah secinta ini sama cewek.

Bang Hans : Coba sekarang lo pikir dulu pakai logika. Lo nggak mungkin ngelepasin MIT cuma demi cewek, kan?

Jose : Gue nggak tahu.

Bang Hans : lo mesti mikir dengan cepat. Karena waktu lo sedikit, semester baru bakal dimulai sebentar lagi

Jose : Gue nggak mungkin ngelepasin MIT

Bang Hans : Itu artinya lo harus segera bicara sama Rere, kita nggak punya banyak waktu.

Rere tertegun dengan ponsel Jose di tangannya. Dipandanginya lagi screenshot surat dari universitas terbaik di dunia itu. Mereka benar menyebutkan nama Jose. Mereka tidak salah. Rere lah yang salah. Waktunya bersama Jose begitu indah sampai-sampai ia melupakan fakta bahwa sebenarnya mereka berada di tingkat kehidupan yang berbeda.

Surat dari MIT itu membuat Rere kembali tersadar bahwa Jose tidak dalam jangkauannya. Jose pasti sudah menyiapkan dirinya jauh-jauh hari untuk impian besarnya yang satu itu. Jose pasti sudah punya rencana masa depannya sendiri dan Rere tidak pernah ada di dalamnya. Dirinya hanyalah wanita yang datang sepintas lalu di kehidupan Jose.

Chillin' Buddy [🔞21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang