Bab 25

28.3K 1.5K 41
                                    

Mata Rere membulat setelah mendengar apa yang dibisikan Nadia. Lalu ia melirik kiri-kanan memastikan tidak ada yang berpotensi menguping pembicaraan mereka di perpustakaan sepi ini. Rere memajukan kepalanya dan berbisik lebih rendah. Namun meski bisikannya rendah, kalimatnya penuh dengan penekanan.

"Lo serius?"

Nadia memutar bola mata sebal. Kemudian mata bulatnya itu menatap Rere dengan binar keseriusan. "Serius lah! Rencana ini sudah gue susun dengan sangat matang dan bahkan gue sudah punya semua data yang dibutuhkan. Tenang, kita nggak akan melanggar hukum apapun. Ya, kecuali mungkin penyebaran data pribadi," Nadia lalu mengibaskan tangannya. "Itu hal gampang."

"Tapi jahat banget nggak sih?" Rere mengerutkan keningnya. Nadia langsung mencengkram kedua bahunya.

"Hey! Lo harus ingat kalau dia lebih jahat dari kita. Cewek itu butuh shock therapy, Re, biar dia sadar diri!"

Rere hanya memejamkan mata dengan pasrah saat Nadia mengguncang-guncang dirinya. Perlahan Rere membuka mata ketika Nadia akhirnya melepaskan cengkramannya. Ia menatap lurus sahabatnya itu. Kilat kebencian di mata Nadia menandakan bahwa cewek itu tidak pernah memaafkan Queena. Nadia sudah menunggu momen ini sejak lama.

"Re, percayalah, ini juga buat kebaikan bersama... sebelum makin banyak orang yang hancur karena kelakuannya."

Rere lalu menghela napas pelan. "Iya, gue ngerti."

"Jadi, lo setuju sama rencana gue?" Nadia menatap Rere dengan sumringah.

Rere mengangkat telunjuknya. "Tapi dengan satu syarat," ujarnya. Nadia diam menunggu Rere melanjutkan kalimatnya. "Kita harus stay anonim, jangan sampai ada fans atau followers Queena yang tahu kalau kita yang ngerencanain ini semua."

Nadia langsung mengangguk. Ia kini mengusap lembut lengan Rere. "Lo enggak usah khawatir, Re. Mereka nggak akan bisa nyakitin kita lagi," ujarnya menenangkan.

Rere menghela napas lelah. "Gue sekarang ketinggalan berita banget tahu, Nad. Mereka masih suka ngomongin gue nggak sih di Twitter?"

Nadia diam dan tampak berpikir. Sebenarnya nama Rere masih sering di sebut-sebut apalagi sejak berita putusnya hubungan Rere dan Rio menyebar. Banyak yang mempertanyakan alasan mereka. Namun, tidak sedikit juga yang berasumsi sendiri. Ada yang bilang kalau Rio mencampakkan Rere karena menyadari Rere tidak lebih baik dari Queena (Asumsi yang sangat dibenci Nadia). Ada pula yang mengatakan Rio hanya menjadikan Rere sebagai pelampiasan.

Dari semua asumsi tidak ada satupun baik untuk Rere. Nadia ingin menceritakan semuanya tetapi di sisi lain ia juga tidak ingin Rere semakin takut untuk membuka sosial media.

"Kita coba buka sosmed lagi kalau lo sudah ngerasa siap, oke?"

Nadia memandangnya lurus. Rere pun mengangguk menurut pasrah. Kemudian mata Nadia mendadak membulat dan memancarkan binar kegirangan. Ia mendorong kepala Rere ke samping dengan cukup kasar setelah melihat Jose berjalan masuk ke perpustakaan.

Nadia buru-buru membuka gelungan rambutnya dan merapikan tatanannya. Ia mengambil sembarangan buku dari rak di samping agar terlihat sedang sibuk membaca. Matanya masih belum lepas dari bayangan Jose yang langsung menuju ke meja petugas perpustakaan.

Rere menengok kemudian balik memandang wajah Nadia. "Lo seriusan naksir sama dia?" tanyanya dengan nada heran.

Nadia memasang wajah bingung. "Kapan gue bercanda?"

Rere mengerjap-ngerjapkan mata. "Gue pikir lo cuma naksir main-main, kayak waktu lo bilang naksir ke setiap cowok ganteng yang lagi lewat!" Suara Rere meninggi membuat hampir semua kepala menoleh pada mereka.

Chillin' Buddy [🔞21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang