Rapunza tersenyum lebar walau tertutup masker. Kaca mata besar berwarna coklat bertengger, gayanya terlihat seperti Masha And The Bear.
Penampilan Rapunza begitu mencolok di antara manusia-manusia itu. Terlihat mewah juga karena dari atas kepala hingga kaki semua bermerk Gucci.
Maskernya saja seharga dua motor. Benar-benar di mahalkan oleh merk.
"Woa~" tatapan dibalik kaca mata itu menatap takjub pemandangan dihadapannya.
Akuarium di depannya begitu besar, banyak ikan-ikan dan batu karang bagai di laut asli.
Rapunza menatap sekeliling, biasanya kalau liburan ala dia dan papahnya pasti orang-orang yang ramai itu tidak akan ada.
Sehebat itu uang papahnya bekerja.
Pelayan setia Rapunza terlihat senang melihat gerak-gerik Rapunza yang begitu terlihat bahagia.
"Mba.." Panggil Rapunza. "Itu di sana ada apa ya? Ramai banget," tunjuknya dengan penasaran.
Ayunin menoleh ke arah yang di tunjuk Rapunza. "Oh itu acara seminggu sekali di sini, akan ada duyung—"
"Duyung?!" pekiknya heboh lalu bergegas ke sana tanpa menunggu kelanjutan ucapan Ayunin.
Ayunin mengikuti dengan bibir mengulum senyum. Nonanya masih terlihat seperti anak kecil. Di sisi lain dia sedih, seharusnya di usia Rapunza sekarang dia bergaul dan main bersama teman-temannya.
"Mba, mau ketemu duyung itu!" Rapunza menunjuk laki-laki yang tengah berenang lincah, meliuk-liuk dengan ekornya yang indah.
Rapunza berjingkrak-jingkrak dengan tatapan berbinar, kaca mata mahalnya bahkan sudah dia lepas dan di serahkan pada Ayunin.
Rapunza nemplok di kaca akuarium itu dengan noraknya, melambai-lambai hingga si duyung laki-laki itu mendekat.
Keduanya saling menatap. Di tempat yang berbeda. Detik seolah terasa melambat, terkhusus bagi Rapunza.
Rapunza melepas maskernya lalu tersenyum lebar dan melambai heboh saking senang melihat mermaid.
Mermaid Boy itu masih diam menatap tidak yakin hingga nafasnya kian menipis, dia pun bergegas naik dan bergantian dengan duyung lain.
***
Boy terengah sambil menggerakan tubuhnya untuk naik ke daratan, di bantu beberapa staff lain.
"Kerja bagus, Boy. Jago banget sih, emang pantes di panggil mermaid boy." celetuk salah satu staff.
"Makasih, kak." balas Boy ramah.
Zoni mendekati teman sedari bayi merah itu. "Istirahat dulu, Boy." lalu dia mengangsurkan sebotol air mineral untuk Boy.
"Makasih, Zon." sambutnya lalu meneguknya sedikit.
"Pulang dari sini masih kerja?" Zoni membuka suara setelah semua staff sibuk dengan mermaid lain.
"Yoi." balas Boy sambil meletakan botol minum itu di samping. "Oh iya, gue tadi kalau ga salah liat cewek yang bokapnya ngasih kita uang tahun lalu." jelasnya dengan agak tidak yakin.
"Serius? Terus?"
"Ya cuma liat doang, ga yakin itu dia karena agak burem."
"Lo masih inget?" Zoni menyipitkan matanya penuh selidik. "Lo mau gebet dia karena holkay ya?" tuduhnya.
Boy mendengus. "Mana sanggup gue biayain hidup anaknya, gue aja masih kerja serabutan di saat gue masih sekolah." kekehnya sambil menggelengkan kepala tak percaya dengan pemikiran Zoni.