42. Zoela Dan Rapunza

4.9K 431 65
                                    

     Zoela terlihat berseri-seri dengan perut mulai membuncit. "Aku kayak bersaing sama Rapunza," kekehnya.

Bagas mengulum senyum, mengusap perut sang istri dengan masih tidak percaya karena masih di beri kepercayaan.

"Yang paling penting itu kalian sehat-sehat, lahiran nanti sama-sama lancar." Bagas mengecup kening Zoela lama.

Bagas jadi banyak berpikir. Apa dia harus pensiun sekarang agar waktunya dengan Zoela dan sang anak nanti banyak.

Bagas bisa saja mencari orang ahli dibidangnya sebagai tangan kanan tapi ya begitu, masih sulit percaya.

"Kapan Rapunza ke sini?" tanya Bagas seraya menerima potongan apel yang di angsurkan Zoela.

"Eum, mungkin malam sampai, sayang." jawabnya dengan kembali memotong apel lalu dia makan lahap.

Bagas mengecup bahu Zoela lalu membuka mulutnya lagi, meminta Zoela menyuapinya lagi.

Zoela dengan senang hati memotong apel dan menyuapi Bagas.

Keduanya tengah bersantai ditanggal merah hari ini. Terlihat harmonis dengan terus bermesraan tidak kenal henti.

"Aku pikir ga akan hamil lagi." celetuk Zoela dengan terus menyuapi Bagas bergantian.

"Aku juga, ternyata prediksi dokter bisa meleset. Balik lagi, Tuhan yang atur," Bagas mengecup perut Zoela lalu yang lainnya.

Tak lupa Zoela tepuk agar sadar, mereka sedang diruangan yang pelayan bisa hilir mudik.

"Salah cium ya, sayang. Maaf," kekehnya.

***

Rapunza membuka matanya saat merasakan tepukaan di pipi. Kedua mata cantik itu mengerjap lalu mendudukan tubuhnya dengan benar.

"Udah sampai, ayo turun. Lanjut di dalem kalau masih mau tidur," celoteh Boy seraya melepas pengamannya lalu beralih ke sabuk pengaman Rapunza.

Rapunza mengangguk kecil, meraih tas dan apapun yang dia butuhkan itu. Jangan sampai tertinggal.

Rapunza menatap rumah yang sangat lama tidak dia kunjungi. Rumah yang menjadi saksi dia tumbuh sampai usia 10 tahun lalu setelahnya dia pindah rumah.

"Aku itu merasa kaya Rapunzel kalau lihat rumah ini, kesan klasik dan kuno jadi poin utama papah bangun rumah ini.." jelas Rapunza setelah berdiri di samping Boy yang kini mengamati rumah itu.

"Hm.. Kayak rumah-rumah barat, lebih ke ala Italia ya.."

"Hm, kayaknya." Rapunza tidak paham dengan konsep yang papahnya buat.

"Yuk, masuk. Mamah ga boleh bergadang, kamu juga." kata Boy seraya menuntun Rapunza untuk masuk.

***

Zoela memeluk Rapunza yang agak kesulitan. Perut keduanya menjadi penjeda jarak. Lucu sekali.

Zoela tertawa bersama Rapunza, membuat Boy mau pun Bagas tidak bisa menyembunyikan senyum bahagia.

Bagas merangkul Boy untuk segera duduk diruang keluarga. Di sana sudah disediakan minum dan beberapa cemilan untuk para bumil dan bapak-bapak.

"Gimana bisnis kamu, lancar?" tanya Bagas setelah duduk.

Boy mengangguk dengan senyuman. "Lancar, pah. Masalah di bisnis Rapunza juga udah aku urus dan beres." jawabnya.

Mermaid Boy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang