23. ML Di Mobil Hampir Ketahuan

11.5K 679 6
                                    

      Rapunza melepaskan ciumannya yang sama sekali tidak di balas Boy. Di pandang Boy dengan sedih karena tidak di balas.

"Kenapa nangis?"

Rapunza menekuk bibirnya, Boy begitu serius ingin tahu kenapa dia menangis. "Senyum kamu tadi itu beda dari senyum sebelum-sebelumnya. Yang tadi itu keliatan 100% kayak Boy dulu." terangnya.

Boy menghela nafas. "Lebay ya kamu." lalu dia bersandar di jok dengan acuh tak acuh, dia pikir Rapunza akan membawa kabar buruk lain.

"Malam ini mau tidur sama kamu." celetuk Rapunza dengan senyum polos.

Boy menatap dengan masih bersandar di jok mobil. "Tidur yang kayak gimana? Tidur kita bukan satu macam lagi." datar namun kilat matanya menyorot geli.

Rapunza ikut bersandar di jok yang dia duduki. "Tidur yang ga parah, mintanya terus gitukan cape." suaranya memelan malu.

"Jadi tidur yang lain?" Boy semakin menatap Rapunza geli.

"Lebih banyak tidur yang beneran tidur sih maunya." Rapunza meraih jemari Boy dan memainkannya.

"Papah, mamah masih nginep?" Boy harus memastikan dulu.

"Pindah sedikit, katanya mau bulan madu di pantai X yang ga jauh dari sini." jawab Rapunza.

"Masih bulan madu ya, hebat." puji Boy pada calon mertuanya itu.

"Nanti kita juga ya." Rapunza tersenyum penuh harap.

Boy mengangguk lalu mendekat untuk mencium Rapunza yang sebenarnya sejak masuk mobil ingin dia beri kasih sayang.

***

"Emh.."

Rapunza balas memagut, menyesap bibir bawah Boy dan Boy menesap bibir atas Rapunza.

Boy mengusap perut Rapunza, tak lupa menyelipkan jemari ke dalam kemeja putih yang di pakai sang pujaan hati.

Boy semakin merapatkan dada bidangnya lalu mengangkat Rapunza agar berpindah ke pangkuan.

Pagutan pun terlepas.

"Sempit." Rapunza terengah dengan masih blank. Terlalu di hanyutkan oleh sentuhan yang salah.

Boy menekan tombol hingga kursi yang di dudukinya bergerak membuat jarak nyaman.

"Nanti ada yang liat, ayo keluar." Rapunza tidak ingin ketahuan, pasti akan memalukan.

"Sebentar." Boy kembali meraih tengkuk Rapunza lalu menciumnya tak ramah, begitu menuntut.

Keduanya hanyut, tergesa di bakar gairah yang begitu sembarangan. Untung mobilnya gelap dari luar.

Boy mengangkat pinggul Rapunza.

"Eng.." lenguh Rapunza saat merasakan sesak di bawah sana. "Boy, serius di sini?" bisik Rapunza tepat di telinga Boy.

Boy tidak menjawab, dia kembali menyasar wajah lalu leher Rapunza, gerakannya dia buat pelan agar mobilnya tidak ikut bergoyang.

"Ashh.." Rapunza meremas setiap sisi bahu Boy, dia kembali dibuat gila dengan kegiatan panas ini.

"Kita harus cepet-cepet nikah." bisik Boy tepat di telinga Rapunza, dia kecup dan mainkan telinga itu dengan mulutnya.

Mermaid Boy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang