34. Lingerie

8.1K 537 11
                                    


       Rapunza tengah mengacak-acak lemarinya. Pakaian yang tidak dia pilih berserakan di di bawah kaki. Ruangan yang awalnya rapih jadi terlihat seperti kapal pecah.

"Astaga!" Zoela menggeleng samar saat melihat Rapunza berada di lautan pakaian.

Rapunza melempar cengiran. "Sebentar kok, mah, nanti suruh mba beresin," ujarnya dengan kembali fokus memilah.

"Mau honeymoon ga usah banyak bawa pakaian, di sana pasti kamu belanja, lebih baik bawa yang waktu itu beli sama mamah," nasehatnya.

Bagas yang baru muncul di belakang Zoela pun menggeleng samar melihat betapa berantakannya pakaian Rapunza.

"Kenapa?" tanya Bagas yang membuat Zoela maupun Rapunza menoleh. "Kok berantakan?" lanjutnya.

"Itu, lagi siap-siap honeymoon, sayang," jawab Zoela.

Bagas pun mangut-mangut dan memilih diam mengamati percakapan ibu dan anak yang sedikit Bagas pahami.

Bagas tersenyum melihat Zoela yang seperti ahli dalam memuaskan suami, memberi nasihat pada anaknya dengan serius.

Takutnya Rapunza malu, Bagas pun memilih meninggalkan ruangan dan menunggu sang istri menyusul dirinya.

Rapunza pun melirik papahnya yang tidak ada, bergegas mengeluarkan lingerie yang dia beli waktu itu.

"Bawa itu aja, di sana ga akan banyak keluar, pengalaman mamah si gitu," Zoela tersipu malu mengingat saat-saat dulu.

Rapunza menggigit bibirnya sama malu, mengingat Boy dengan berdebar.

"Semoga lancar ya, semoga mamah bisa gendong cucu," kekehnya hangat seraya memeragakan bagaimana menimang cucu.

Rapunza semakin tersipu malu, rasanya jadi tidak sabar.

"Mah, sayang," Boy muncul membuat keduanya berhenti sesaat karena detik selanjutnya Rapunza buru-buru menyembunyikan lingerie ke dalam koper.

Jangan sampai kejutannya di ketahui Boy.

Boy mengamati lautan pakaian itu, membuat Zoela mengulum senyum.

"Istri kamu tuh, berantakin ini buat pilih pakaian yang mau di pakai honeymoon, padahal di sana pasti belanja,"

Boy mengangguk setuju. "Jangan bawa banyak, sayang. Biar nanti pulang bisa bawa pakaian baru sama oleh-oleh," ujarnya lalu mendekati Rapunza.

"Tuh dengerin, mamah mau ke papah dulu kalau gitu, kamu liat papah, Boy?" tanyanya sambil berdiri.

"Ga liat, mah. Kirain papah ga datang ke sini," jawabnya.

"Oh pasti lagi istirahat di kamar tamu, mamah susul dulu ya," pamitnya yang di angguki Boy dan Rapunza kompak.

Setelah kepergian Zoela Boy berdiri menuju pintu kamar untuk dia kunci. Melihat itu Rapunza memicing curiga.

"Mau apa hayo?"

Boy tersenyum. "Mau minta, kangen," di peluk Rapunza lalu dia rebahkan di lautan pakaian mewah Rapunza.

"Di sini?" Rapunza tak menerima jawaban, bibirnya lebih dulu di bungkam.

Boy begitu menikmati ciuman yang di balas Rapunza sama ahli. Terbiasa membuat Rapunza yang kaku menjadi bisa mengimbanginya.

Keduanya berguling-guling lalu pagutan pun terlepas. Boy tersenyum, Rapunza pun balas tersenyum.

"Ngapain bawa pakaian ke sana? Di sana ga akan banyak pake," bisiknya di depan bibir Rapunza lalu hidung dia gesekan.

***

Mermaid Boy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang