Rapunza menekan perut bawahnya yang kurang nyaman, membiarkan rambut basahnya tergerai membasahi kaos Boy yang sedang dia pakai.
Boy yang duduk di pinggiran kasur menunggu giliran sambil memeriksa perkembangan bisnisnya pun mengalihkan fokus pada Rapunza.
"Kenapa?" tanya Boy lalu mematikan tabnya.
Rapunza menghela nafas. "Agak perih, ga nyaman," jawabnya.
"Ck! Tegur aku kalau sampai sakitin kamu lagi," di raih Rapunza ke pelukannya. "Harusnya aku ga lanjut, maaf," sesalnya.
Rapunza balas memeluk. "Aku juga salah kok, kamu mandi terus kita liat persiapan apa aja yang mamah urus, masa kita ga bantu hari ini," jelasnya.
Boy yang mendudukan Rapunza di pangkuan pun mengusap perut bawah sang pujaan hati. "Ga sakit di bawa jalan?" tanyanya memastikan.
"Engga, perih dikit aja, ga parah, sanggup kok," jawabnya penuh keyakinan.
"Inget! Jangan di paksain, aku mandi dulu," Boy mengecup pelipis Rapunza sambil memindahkannya ke kasur.
"Makasih untuk semalem, dan maaf juga, love you." di kecup kening Rapunza lalu menuju kamar mandi tanpa menunggu jawaban.
***
Rapunza selesai mengeringkan rambut, mengganti pakaian lalu memoles wajahnya asal. Hari ini dia memilih untuk memakai masker dan topi jadi tidak perlu dandan.
Boy tidak marah, Rapunza tentu senang karena Boy tidak memandang fisik.
"Lagi apa?" Boy muncul dengan jeans tanpa atasan, kedua tangannya sibuk mengusap rambut dengan handuk.
"Baru selesai ganti pakaian, aku gini ga masalah?" tanya Rapunza seraya membenarkan topinya.
Boy mengecup cepat pipi Rapunza. "Makin cantik," pujinya acuh namun mampu mendebarkan jantung Rapunza.
"Ada media yang kenal aku ga ya?"
"Ga masalah, kita mau nikah, kamu mau sembunyiin gitu?" Boy agak tersinggung, apa dia masih kurang untuk menjadi pendamping Rapunza?
"Bukan gitu, kamu emangnyaa ga keberatan masuk media?" Rapunza membantu Boy mengeringkan rambutnya.
"Ga masalah," singkat Boy.
"Ya udah, kita umumin aja di media sosial,ya?" riang Rapunza. "Kita upload di instagram!" lanjutnya semakin antusias.
"Hm.." Boy menikmati pijatan di kepalanya, Rapunza membuatnya nyaman. Cocok jadi calon istrinya memang.
***
Boy membalas pelukan Zoela, ini kelima kalinya mereka bertemu di awali saat mendadak tunangan.
"Gimana pilihan, mamah?" tanya Zoela dengan masih mengusap lengan Boy, hangat dan keibuan.
Boy tersenyum lepas, rasanya dia mendapat lagi kasih sayang dari seorang ibu. Bahkan Zoela sangat hangat.
"Bagus, tapi Rapunza mau pilih-pilih lagi, mah. Katanya sih gitu, dekorasinya mau serba putih, mawar aja yang merah," jelas Boy.
"Mana, Rapunza? Ga ikut?" Zoela mulai mencari keberadaan Rapunza.
"Ikut, lagi di toko sebelah, mah," jawabnya.
