Rapunza memeluk Bagas sambil terisak pelan, melepas semua sakitnya pada sang papah yang selalu menjaganya.
"Ini yang papah jaga, papah ga mau kamu begini." diusap kepala Rapunza penuh sesal sekaligus marah dengan apa yang terjadi.
Zoela menunduk, sama terisak seperti Rapunza. Dia tidak menyangka Rapunza akan di sakiti begitu parah.
"Papah akan jauhkan yang buruk buat kamu, semuanya. Kamu boleh sekolah umum tapi tidak kembali ke sekolah sebelumnya." Bagas mengurai pelukan, membelai wajah anak kesayangannya, anak satu-satunya.
"Ga mau, mau tetep di sana sekolahnya." tolak Rapunza walau takut. Setidaknya dia dekat dengan Boy.
"Tidak! Papah akan jauhkan kamu dari semua hal buruk. Papah tidak mau semua terulang lagi!" tegasnya tak ingin di bantah.
Zoela ikut membelai rambut Rapunza. "Kita tidak boleh lawan papah lagi, mamah juga tidak akan bantu. Mamah tidak mau kamu tersakiti lagi." suaranya bergetar penuh sesal.
"Mah, pah.. Ga mau hiks.." Rapunza terisak menangisi nasibnya yang lagi-lagi tidak bisa bebas dengan pilihannya.
***
Zoela merebahkan tubuhnya di samping Bagas yang sibuk dengan tabnya, bersandar di kepala ranjang yang mewah itu.
"Maaf, aku terlalu menyepelekan semuanya. Aku mengabulkan semua keinginan Rapunza yang ternyata justru membuat Rapunza di sakiti. Terutama tentang cinta pertamanya." sesalnya.
Bagas melepas kaca mata bacanya, menyimpan tab di nakas sekalian. "Jangan sedih." Bagas mendekat, ikut rebahan dan memeluk Zoela.
"Aku harusnya—"
"Sttt.. Sekarang kamu pahamkan? Aku hanya ingin menjaga Rapunza, walau aku sadar caraku salah dan terlalu mengekang tapi semua niatku demi kebaikan."
Zoela mengangguk dalam pelukan Bagas, membenamkan wajahnya yang basah ke dada Bagas.
"Kita jaga Rapunza mulai dari awal, jaga dia dengan sebisa mungkin. Kita jadikan Rapunza perempuan hebat, dia satu-satunya calon penerus perusahaan kita, sayang."
Zoela mengangguk haru.
Bagas mengecup bahu Zoela, menghirup wanginya yang tidak pernah berubah. Dia akan menghibur Zoela sekaligus menghibur dirinya sendiri.
Sudah lama keduanya tidak bermesraan, saking sibuknya Bagas bekerja dan Zoela sibuk mengawasi Rapunza.
Bagas sangat rindu ternyata.
"Setelah Rapunza baik-baik saja, kita harus pergi honeymoon yang ke— banyak hehe.."
Zoela tersenyum sambil menyeka air matanya. "Kita harus pergi, waktu kita sedikit dan banyak bertengkar belakangan ini. Kita butuh hiburan." balasnya.
Bagas mengangguk lalu menyatukan bibirnya, menyesap bibir manis Zoela dengan lembut dan penuh kasih sayang.
***
Rapunza menatap Yohan yang menghampirinya di taman belakang.
"Ngelamunin apa sih, Nza?" tanyanya lalu duduk di samping Rapunza sambil menyomot kentang goreng di piring.
"Kenapa ke sini?"
"Ga boleh? Aku mau jenguk aja, ternyata kamu baik-baik aja."
![](https://img.wattpad.com/cover/325145386-288-k73335.jpg)