Rapunza menatap sekali lagi dirinya di depan cermin full body untuk memastikan penampilannya. Hari ini dia dan Boy akan mencari hiburan, atau sebut saja kencan yang biasa di lakukan para pasangan.
"Lusi, gimana?" tanyanya lalu berbalik badan meminta penilaian Lusi.
Lusi berhenti menatap jadwal Rapunza untuk besok yang menumpuk karena jadwal hari ini di pindah besok.
"Selalu cantik, nona." Lusi tersenyum tulus. Memang benar, Rapunza memakai apapun selalu cantik bahkan pakaian aneh sekali pun.
"Serius?" Rapunza kembali menghadap cermin. Tema pakaian hari ini adalah cute ala Korean style.
Jepit mutiara yang benar-benar mutiara asli itu dia rapihkan, tak lupa rambut panjang bergelombang itu dia usap rapih.
"Oke, bagus." komentar Rapunza pelan lalu beralih ke leher.
Mutiara dengan satu berlian itu menghiasi leher jenjangnya yang cantik. Leher yang selalu Boy sukai itu begitu wangi dan mengkilap mulus.
"Terlalu wah ga ya?" Rapunza agak ragu namun detik selanjutnya yakin dan akan memakainya.
Rapunza mengusap pakaiannya. Jaket crop top yang di pakainya begitu manis ala-ala barbie, roknya yang pendek senada dengan jaket.
Rapunza merasa berkali-kali lipat lebih muda dari biasanya. Bibirnya pun tersenyum lebar penuh kepuasan.
"Ayo, Lusi. Kita pergi." ajaknya seraya meraih tas mini yang hanya berisi ponsel, Kartu, minyak wangi dan lipstik.
***
Boy sudah menunggu di tempat yang keduanya sepakati untuk ketemuan. Jelas dia datang lebih dulu agar Rapunza tidak menunggu lama sendirian.
Boy mematikan rokok saat melihat dari kejauhan sosok yang selalu cantik itu. Kaki jenjangnya yang menjadi fokus Boy.
"Udah lama?" tanya Rapunza.
Boy masih menatap kaki yang kian dekat itu lalu Rapunza memeluk dan mengecup sebelah pipinya.
Boy berdiri untuk menarik kursi, Rapunza pun duduk di kursi itu.
"Makasih." Rapunza tersenyum begitu cerah.
Boy tidak menjawab, dia duduk dengan datar dan cukup kesal melihat kaki indah Rapunza di nikmati tak hanya olehnya.
"Ada masalah?" Rapunza merasa aneh melihat Boy tidak terlihat ramah. Apa di sini yang bahagia hanya dirinya?
"Ada." singkat Boy dengan menatap Rapunza lurus tak terbaca.
"Ha? Apa?" Rapunza memusatkan fokusnya pada Boy.
"Pakaian kamu, ga cantik sama sekali." jawab Boy terdengar jahat.
Rapunza terhenyak lalu menatap pakaiannya yang dia pikir Boy akan suka. Tatapan pun meredup sendu.
"Terlalu pendek, atas oke tapi kaki? Mau pamer ke siapa, sayang?" nada suara Boy terdengar posesif sekaligus cemburu.
Rapunza yang sedih pun menatap Boy cerah lalu tersenyum. "Oh kamu kesel soal itu, kirain aku jelek." balasnya.
Boy menghela nafas. "Setelah makan kita ke mall beli pakaian yang lebih tertutup lalu kita nonton." putusnya.