Rapunza dan Boy terlihat berjalan beriringan memasuki restoran. Di dalam sana Yohan sudah menunggu dengan perasaan senang karena akan bertemu dengan sepupu yang dia sayang.
Dari kejauhan keduanya saling pandang dan detik itu juga Rapunza berlari kecil tak sabar, dia ingin memeluk Yohan yang terlibat di alur kehidupannya.
Tanpa Yohan, Rapunza tidak akan bersama Boy sekarang.
Yohan berdiri dari duduknya, melangkah beberapa langkah untuk menyambut pelukan dari Rapunza.
"Nza," panggil Yohan penuh haru bahagia, memeluk Rapunza sama eratnya.
Rapunza terisak pelan dalam pelukan Yohan. Dia kangen. Yohan yang selalu setia di sampingnya, usil padanya, membantunya dan menjaganya.
Kehilangan kabar Yohan sama seperti kehilangan Boy. Rapunza sangat sedih.
"Gimana kabarnya?" Yohan mengurai pelukan. "Duduk, Nza," ajaknya.
Yohan melirik Boy yang sempat dia lupakan. "Makasih, Boy." ucapnya.
"Buat?"
"Buat kasih kesempatan ketemu, Rapunza," jawabnya di sertai senyum tulus.
Boy mengangguk dengan senyum tipis. "Rapunza belum makan, kita ngobrol sambil makan," ujarnya yang di setujui Yohan.
"Mau pesan apa, Nza?"
Boy mengamati menu. "Aku yang pesenin, sayang?" tanyanya tanpa menatap lawan bicara, masih fokus pada menu.
Rapunza yang hendak menjawab Yohan pun urung dan menatap Boy. "Iya, boleh," responnya.
Boy dan Yohan memesan, pesanan pun di buat. Selagi menunggu Yohan kembali mengajak Rapunza berbincang.
"Kabar kamu gimana? Sekarang di kota x ya?" tanya Rapunza.
"Hm, aku kerja," jawabnya.
"Kerja apa kalau boleh tahu," Rapunza mengamati Yohan yang lebih manis, berubah banyak.
"Awalnya bangunan, sekarang aku di pabrik," jawab Yohan tanpa malu, selagi halal semua pekerjaan baik.
Rapunza tersenyum. "Hebat banget, kerja itu pasti ga gampang," pujinya.
Boy hanya mengamati Yohan, menatap Rapunza sesekali. Dia tidak akan mengganggu obrolan keduanya.
Dan juga Boy tengah berpikir. Apa dia carikan Yohan kerja? Di tempatnya? Agar Rapunza kembali di jaga Yohan, dan Yohan tidak merasa sendiri.
Rapunza pasti senang.
"Kamu masuk majalah, berita televisi, keren banget, Nza," puji Yohan.
"Semua berkat papah, kamu tahu sendiri, aku mana bisa sekeren itu kalau tanpa bantuan," kekeh Rapunza.
Yohan tersenyum lalu menatap Boy. "Kalian udah lama sama-sama?" tanyanya penasaran.
Boy melirik Rapunza. "Ketemu lagi sekitar 8 bulan apa 10, sayang?" tanyanya.
Rapunza berpikir sejenak. "Pokoknya belum lama," jawabnya.
Yohan mangut-mangut. "Seneng dengernya," balasnya tulus.
"Makasih, Han. Udah bohong," ucap Rapunza.