10. Menerima Saja

8.3K 1K 28
                                    

Rapunza melirik Boy dengan senyum malu-malu. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya karena Boy akan menemaninya ke mall. Jalan-jalan.

Rapunza melunturkan senyumnya sambil melirik Ayunin. Wajah mbanya itu berubah tidak ramah pada Boy dan Rapunza cukup paham.

Boy pernah jadi alasannya galau sampai berat badan turun.

Boy menoleh ke arah Rapunza yang tengah sibuk dengan pemikirannya sembari melirik Ayunin.

Boy ikut menatap arah pandang Rapunza dan tak lama dia paham. Ayunin terlihat tidak suka dengan keberadaannya.

"Mba, tunggu aja di mobil ya, soalnya ada Boy kok ga papa." Rapunza tersenyum manis.

"Tapi, non. Mba ikut turun aja ikut jagain." di lirik Boy dengan masih agak tak suka.

Boy menghela nafas. "Ga akan di sakitin kok, mba. Saya ini temannya Rapunza sekarang, pasti jagain dia." yakinnya.

"Iya, mba ga percaya banget. Rapunza udah gede tahu." dumelnya lucu di akhir.

"Yakin berdua aja? Catrin gimana? Non udah izin sama pacarnya?" tanya Ayunin niatnya agak menyindir sebenarnya.

Rapunza terdiam lalu melirik Boy.

"Kita berteman dan Catrin sudah paham soal itu." jawab Boy walau agak tidak yakin.

***

Boy menatap Rapunza dengan senyum tersungging, pancaran mata Boy tidak bisa di bohongi.

Ada rasa ketertarikan di sana.

"Woah! Aku baru pertama kali datang ke sini, Boy!" riangnya dengan begitu lucu kekanak-kanakan.

"Serius?" Boy tidak paham dengan gaya hidup Rapunza. Di zaman sekarang kok masih ada yang tidak tahu banyak hal.

"Ini itu mainan yang pake koinkan? Pernah lihat di televisi, dulu pernah main juga sih waktu kecil tapi satu wahana aja yang ada, ini banyak banget. Bener-bener bagus tempat bermain ini!" pujinya dengan begitu cerewet lucu.

Boy kembali tersenyum. Dia jadi terbawa bahagia. Aura Rapunza begitu positif.

"Mau mulai dari mana?" tanya Boy.

Rapunza menatap Boy dengan kedua mata bulatnya yang polos. "Koinnya, kita mulai cari koin." jawabnya.

Boy terkekeh. "Bukan cari, tapi beli." lalu meraih jemari Rapunza untuk dia tuntun ke tempat pembelian koin.

"Pake uang ya, aku udah bisa loh." bangga Rapunza sambil merogoh saku seragamnya.

Boy yang tengah mengantri kini menatap Rapunza di sampingnya yang terlihat mulai panik.

"Uangnya ga ada, bisa pakai kartu?" Rapunza mengangsurkan kartu hitam itu.

Boy menelan ludah melihatnya. Meraih kartu itu agak gemetar. Untuk pertama kalinya dia memegang itu.

"Wow.."

Boy dan Rapunza menoleh ke belakang antrian. Ada beberapa anak muda seusianya ikut mengantri.

Boy kenal seragam itu. Seragam sekolah yang tak jauh dari sekolahnya.

"Ihh.. Aku awalnya mau ke sekolah yang seragamnya kayak gitu loh, Boy." riang Rapunza tanpa tahu situasi.

Mermaid Boy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang