24

256 37 2
                                    

Happy reading gaes ~~~



°°



Hari pernikahan Faisal dan Audi akhirnya tiba. Semua kerabat dan teman terdekat hadir di kediaman acara. Cukup ramai untuk dikatakan hanya pernikahan sederhana. Banyak kendaraan terparkir dipinggir jalan memanjang.

Joen berdiri di depan pagar dengan nafas yang memburu hal itu membuat semua mata tertuju padanya, menatap seolah bertanya heran apa yang terjadi padanya.

Sebenarnya Joen baru saja tiba dari Batam, padahal ia tidak ingin ikut malah keluarganya memaksa untuk ikut lebih dulu baru pulang lagi. Dan ini hasilnya, untunglah diri tidak terlambat walau harus merasakan sesak nafas karena terus berlari mengejar waktu.

" Akhirnya datang juga." Ucap Jibran menyambut Joen atas suruhan Jeri.

Joen berusaha mengatur nafasnya kembali normal. " Sama siapa kesini?" Tanya Joen.

" Sama ayah dan ibu." Jawab Jibran.

" Haus Ji, gue haus." Joen menyeka keringat di dahinya.

" Ya udah masuk dulu, koper jangan lupa kak." Jibran mengingatkan, karena dirinya tidak akan berbaik hati membawakan koper Joen.

" Ngga pengertian banget loe Ji, orang udah sekarat gini masih aja di suruh bawa koper." Oceh Joen.

" Siapa suruh mudik." Jibran tidak memperdulikannya, lanjut berjalan ke dalam lewat pintu samping dari garasi mobil.

Sedangkan keadaan suasana di dalam bagian ruangan yang akan menjadi tempat bersejarah antara dua insan yang akan disatukan menjadi pasangan suami istri ini terlihat penuh oleh keluarga yang menunggu dengan wajah bahagia.

Faisal duduk tepat di depan pak penghulu yang tengah memberikan nasihat-nasihat padanya. Sedangkan di sebelah pak penghulu ada wali nikah Audi dan di samping itu ada saksi dari masing-masing pengantin. Salah satunya adalah Haris di pihak mempelai wanita. Tidak jauh dari itu ada Jeri dan Renza ikut mendampingi.

" Loh, udah ada anak dua. Masih mau nambah?" Tanya Pak Penghulu saat diberitahu soal Jeri dan Renza.

Faisal tersenyum malu layaknya ABG baru merasakan cinta. " Insya Allah, pak."

.

Sedangkan Joen dan Jeri berdiri sedikit menjauh namun masih bisa melihat dengan jelas.

" Tegang banget kak, kek situ aja mau nikah." Ucap Jibran melihat Joen mengepal tangan.

" Terserah lo Ji mau bilang apa!" Sahut Joen, kali ini dirinya tidak akan meladeni Jibran untuk sementara waktu. Karena apa yang di depannya ini lebih berharga untuk disaksikan.

Suasana menjadi hening seketika saat penghulu akan memulai proses akad. Semua kamera mulai menyoroti momen penting ini.

" Saya nikahkan engkau saudara Faisal Basri bin Abi Muhammad dengan adik saya Audi Rosmalina binti Samsudin dengan mas kawin uang sebesar 26 juta, tunai." Ucap saudara tertua Audi yang menjadi wali nikah dengan suara sedikit bergetar terharu.

" Saya terima nikah dan kawinnya Audi Rosmalina binti Samsudin dengan mas kawin uang sebesar 26 juta, tunai." Saut Faisal lancar tanpa kendala.

" Bagaimana saksi? Sah?" Tanya penghulu.

" Sah..." Jawab semua kompak.

" SAH!" Dan suara ini menjadi suara paling dominan di antara lain yang keluar langsung dari mulut Joen.

Jeri dan Renza saling melempar senyum merasa bahagia, dan kini keduanya sudah Sah menjadi saudara tiri.

" Alhamdulillah..." semua kompak mengucap syukur setelah akad dilaksanakan tanpa kendala.

Pertunjukan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang