12

267 23 0
                                    

Happy reading gaes~~~

°°


Joen duduk bersebelahan dengan Chandra di pinggir lapangan basket yang ada di komplek perumahannya. Keduanya bercerita sambil melihat Jibran bermain basket sendiri.

" Nggak capek apa Bram?" Tanya Joen setelah membiarkan Jibran main sendiri begitu lama.

" Enggaklah, kalau tanding mungkin aja cape." Saut Jibran lalu melanjutkan melempar bola ke ring.

" Kenapa juga kamu nggak ikut basket, padahal kan seru." Sahut Chandra.

" Enggak bisa, udah terlalu padat jadwalnya nanti yang ada keteteran. Main sesekali aja udah cukup." Jawab Jibran masih fokus pada bola basket di tangannya.

" Sok sibuk Bran." Jawab Chandra. " Sini lempar, giliran." Chandra berdiri bersiap menerima bola basket dari Jibran.

Suara deru sepeda motor terdengar, spontan Joen melihat kearah motor yang melaju mendekat. Mahen yang datang, lalu memarkirkan motornya di parkiran yang ada.

" Asik banget main, nggak ngajak-ngajak lagi." Teriak Mahen sesaat setelah melepaskan helm.

" Baru juga main." Sahut Joen.

Mahen berjalan dan duduk di sebelah Joen." Kita-kita aja kumpul?" Tanya Mahen.

" Haikal, Jeri sama Renza nggak ada yang bales chat grup."

" Lah pada kemana mereka?" Tanya Mahen heran, biasanya juga Haikal dan Renza sangat rusuh di grup Chat mereka.

Joen mengangkat bahu tidak tau.

" Owh gitu." Mahen mengangguk mengerti. " Eh, nginep rumah loe malem ini."

" Ok, bayar aja diakhir."

" Gampang itu. " Mejeng menyahuti candaan Joen. " Terus bocah dua ini?" Tanya Mahen melihat Chandra dan Jibran keasikan main.

" Nginep juga."

" Di rumah ada siapa aja?"

" kalau sekarang lagi ngga ada orang, lagi pada keluar semua.

" Kok nggak ikut?"

" Ngga dulu, nggak penting-penting juga." Tolak Joen, sudah hafal apa yang dilakukan keluarganya jika keluar rumah. Ibu dan adiknya pasti akan mampir ke salon sedangkan ayahnya akan sibuk dengan pekerjaan.

_

°°

_

Empat jam sebelumnya

Semua murid berhamburan keluar kelas karena jam pulang akhirnya tiba, termasuk Jeri yang langsung saja berlari menuju kelas Renza dan Haikal berada.

" Ren." Panggil Jeri saat melihat Renza membelakanginya.

Renza menoleh ke belakang, bersama Haikal yang ikut menoleh. " Hmm?" Kedua alis Renza naik, seolah bertanya.

" Langsung pulang?" Tanya Jeri.

" Enggak, langsung ke rumah Haikal."

" Oh sibuk, ya udah kalau gitu." Jeri melambaikan tangan akan berpisah.

" Kenapa? Belum dijawab." Renza menarik tas Jeri membuatnya mundur kebelakang beberapa langkah.

" Jangan bilang mau nembak Nabila lagi?" Tanya Haikal asal.

" Enggaklah, lagian nggak suka lagi sama dia." Jawab Jeri cepat.

" Semudah itu ternyata seorang Jeri melupakan." Saut Haikal tidak yakin.

Pertunjukan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang