Happy reading gaes ~~~
°°
Setelah hampir dua Minggu berlalu, Chandra masuk kembali ke sekolah.
Langkah kakinya melangkah masuk halaman sekolah dengan senyuman lebar terpatri diwajah tampannya. Rasa rindunya pada sekolah ini sudah tidak tertahan, dari sejauh mata memandang tidak ada yang yang berubah semuanya masih sama seperti sekolah yang ia tinggalkan kemarin.
Chandra berjalan menuju kelasnya berada, banyak teman sebayanya menyapa bertanya tentang kabarnya dan bertanya mengapa dirinya tidak masuk sekolah selama itu. Chandra tidak menjawab persoalan itu, hanya senyuman sebagai jawabannya.
" Chandra." Panggil seorang yang sangat Chandra hafal. Chandra menoleh kebelakang dan benar saja, Jibran berlari kecil menghampirinya.
" Pasti kamu kangen kan Ji?" Ucap Chandra dengan percaya diri.
Jibran menaikan sudut bibirnya melihat Chandra karena perkataannya barusan. " Hidih, pede banget. Orang manggil aja dibilang kangen." Bantah Jibran.
" Heumm, ngaku aja Ji nggak usah gengsi." Saut Chandra berbalik berjalan kembali menuju kelas.
" Gimana keadaan kamu?" Tanya Jibran ikut menyusul langkah Chandra sembari bertanya.
" Baik-baik aja."
" Alhamdulillah kalau baik."
" Eh, Kak Renza gimana keadaanya?" Chandra berhenti melangkah.
" Sama aja masih di rumah sakit, belom bisa pulang."
" Pulang ini aku mau jenguk, temenin ya Ji."
" Lah, bukannya ada les hari ini?" Tanya Jibran memastikan, karena ini hari pertama Chandra masuk jadi tidak mungkin Chandra tidak masuk les.
" Iya, bolos sekali-kali enggak apa-apa juga." Saut Chandra.
" Sekali-kali, aku udah tiga kali!" Saut Jibran cepat.
" Wah, baru ditinggal bentar udah nggak bener aja kamu, Ji." Chandra geleng kepala melihat Jibran.
" Sembarangan aja kalau ngomong, aku bolos les karena jenguk kak Renza."
" Oh kirain."
" Enggaklah." Bantan Jibran. " Gimana?" Tanya Jibran dengan alis naik memberi kode mendalam yang hanya keduanya tau.
Chandra tersenyum menjawab pertanyaan Jibran yang langsung dimengerti.
" Syukur kalau gitu, aku ikut senang."
" Perasaan belom bilang apa-apa."
" Lah, itu senyum?"
" Sejak kapan senyum bisa menjelaskan semuanya?"
" Jadi?"
" Jadi berakhir baik."
" Ya sama aja ujung-ujungnya."
" Jangan tegang-banget Ji masih pagi." Chandra terkekeh melihat wajah serius temannya ini.
Jibran menghela nafas. " Nanti mau ngajak yang lain nggak jenguk Kak Renza?"
" Boleh kalau mereka mau."
" Ok." Jibran berjalan lebih cepat meninggalkan Chandra.
" Barengan aja kali, Ji." Chandra menyusul jibran yang mempercepat langkahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pertunjukan Terakhir
Novela JuvenilBercerita tentang Renza dan Haikal, dua sahabat yang sama-sama menyembunyikan rahasia besar demi tidak mengkhawatirkan orang-orang terdekat mereka. Bagiamana kisah mereka? Yuk dibaca:)