8

272 22 0
                                    

Happy reading gaes ~~~




°°





" Buah nanas buah semangka." Teriak Renza dengan lantang di tengah lapangan.

" Cakep..." Seperti sudah satu frekuensi, semua teman kelas menyahuti pantun Renza.

" Di sini panas, bisa nggak pak kita ke sana?" Sambung Renza, pantun ini ia berikan untuk guru olahraganya.

Cukup disayangkan, olahraga di kelasnya di jadwalkan pada hari Senin. Setelah upacara yang cukup melelahkan mereka malah harus olahraga bukanya bersantai sejenak lalu melanjutkan jam pelajaran.

" Ada Stroberi melayang di makan ular berbisa." Saut guru Olahraga bernama Pak Zul pada pantun Renza barusan.

" Cakep." Semua murid menyahutinya.

" Sorry murid ku tersayang nggak bisa." Lanjut Pak Zul bulat tanpa bisa diganggu gugat lagi.

" Yah..." Semuanya kompak menyuarakan ke kecewa mereka.

" Siap-siap, semua untuk lari pagi dulu. Siswa 3 keliling lapangan dan siswi 2 keliling lapangan. Mulai..." Ucap Pak Zul lalu meniup peluit pertanda dimulai pelajarannya.

Semua murid mulai berlari mengelilingi lapangan. Ada yang berlari cepat, pelan dan ada yang sesekali berjalan karena lelah. Sangat melelahkan mengelilingi lapangan yang cukup lebar ini sebanyak tiga keliling.

Renza berlari menyesuaikan langkah kaki Haikal yang tidak lebar dan tidak lambat juga. Namun cukup bisa dikatakan ketinggalan dari siswa lainnya.

" Ngapain?" Teriak Joen dari pinggir lapangan saat melihat Renza.

Renza melihat ke sumber suara, menaiki satu alisnya. " Tidur! Pake nanya." Saut Renza dengan teriakan tak kalah besar hingga beberapa murid melihatnya.

Joen tertawa lalu melanjutkan jalannya menuju kelasnya bersama temanya. Renza dan Haikal kembali melanjutkan kegiatan mereka.

" CK! Jadi manusia ga jelas banget." Rutuk Renza.

Jam olahraga terus berjalan, setelah pemanasan, Pak Zul memberikan materi olahraga baru hari ini, lalu menyuruh satu siswa mempraktekan nya dan setelahnya mengambil nilai semua murid hingga dua jam berlalu pelajaran olahraga telah usai, semua murid dipersilahkan mengganti pakaian ke seragam ke semula.

" Diem aja dari tadi ada apa? Jangan bilang Kesambet setan." Tanya Renza heran karena dari pagi hingga sekarang sadar bahwa tidak banyak kata keluar dari mulut Haikal. Sosok yang jauh dari kata pendiam ini membuatnya cukup khawatir jika Haikal hanya diam saja.

" Enggak ada apa-apa, capek aja." Jawab Haikal sibuk mengeluarkan buku dari tasnya.

" Capek karena apa?"

Haikal menatap Renza malas. " Capek lah habis olahraga." Saut Haikal lalu mengerut kening kesal menatap Renza.

" Owh iya bener juga." Renza mengangguk-anggukkan kepala. " Gimana hasil pemeriksaan kemarin, sehat?"

" Kayak biasanya." Saut Haikal, kini sibuk membuka buku cetak besar dengan asal.

" Bagus deh kalau gitu, berarti ngga perlu lagi sering-sering minum vitamin."

" Iya semoga aja."

" Anak-anak mikirnya lu sakit parah karena minum vitamin terus." Renza memberitahu perihal kemarin.

Haikal terdiam sejenak. " Sakit parah apaan? Udah di rumah sakit kalau sakit parah. Aneh!" Jawab Haikal gelengan kepala. " Lagian kalian ini begonya keterlaluan banget, padahal minum vitamin itu biasa aja ngga ada hubungan sama sakit parah." Lanjut Haikal dengan nada sedikit meninggi.

Pertunjukan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang